[34] Passion

759 47 2
                                    

| | | | | | |

Thirty Four::

-passion-

      Hem. Mungkin sesudah ini. Aku harus berjanji ke dia. Bahwa aku tidak akan pergi jauh lagi. Karena aku pergi, aku sampai menahan sesak di dada karena merindukannya. Oh, i miss you her so much.

      Entah kenapa, saat ini aku tidak langsung menekan bel rumah nya dan bertemu dengannya. Yang aku pikirkan saat ini, mendengar suaranya dan melihat wajahnya di malam itu. Sudah menghilangkan beberapa sesak di dada.

 ***

    Nathan tahu, bahwa ini sudah pagi. Cahaya mulai masuk menyerbu dari cela ventilasi kamarnya. Oleh karena itu, ia beranjak dari sofa di kamarnya. Kaki nya melangkah menuju kasur, tangannya melempar sebuah buku ke atasnya. Belum lagi kaki Nathan menginjak tempat tidurnya itu. Kakinya kembali menarik dirinya ke belakang, beberapa langkah. Ada sesuatu yang ia lewatkan, yang berhasil di tangkap oleh ekor matanya.

      Sebuah siluet tampak dari jendela yang di tutupi oleh tirai. Yang berada di lantai dua rumah tetangga.

      Tangannya mengucek cepat kedua matanya. Apakah ini efek dari tidur di atas sofa? Bukan!

      Mata Nathan mencoba menerawang ke balik tirai. Berharap bahwa sosok bidadari akan membuka tirai itu.

      Cukup lama penantian Nathan. Sosok itu sudah menghilang begitu saja. Dengan cepat, ia masuk ke dalam kamar mandi. Dan bergegas mandi.

***

     "Ada apa ma? Kenapa memanggilku? Aku belum selesai menata rambutku."

      "Kemari." Naura menarik lengan Nadith, wajah nya tampak sangat serius. Kemudian mendekati telinga Nadith. "Kau harus pulang lebih awal. Ada hal penting yang harus kami bicarakan." Begitulah bisikan yang dilontarkan oleh Naura. Nadith mengangguk heran. Tanpa bertanya lebih lanjut. "Baiklah. A..aku akan kembali ke kamarku." Ujar Nadith gugup.

      Tak butuh waktu lama untuk Nathan menutupi tubuhnya dengan baju kaos dan celana jeans. Kemudian memberikan beberapa semprotan parfum. dan engenakan aksesoris jam cokelat di lengan kirinya.

      "Dad, aku pergi sebentar!" Teriak Nathan. Walaupun dia tahu Jemson sedang tidak ada dirumah.

      Setelah selesai membenahi penampilannya, Nadith membuka tirai jendela yang sengaja ia tutup selagi ia mengenakan pakaian. Matanya langsung menuju kamar Nathan yang tetap sama. Tidak ada perubahan. Tirai terbuka begitu saja. Dan jika ia masuk kesana, berantakan dan debu menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya.
     

      Segera Nadith mengambil tas nya dan berjalan menuju lantai bawah. Tidak ada Naura ataupun Doris. Ya, cukup aneh sikap Naura yang tiba-tiba berubah.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang