CILY 15 [Revisi]

8.2K 318 2
                                    

A/n : Alhamdulillah akhirnya gua bisa up juga hueheheh. Sebenarnya gua mau ngepublish part ini kalo udah ada 5 komen di pengumuman yang kemaren gua post. Tapi berhubung nggak ada sama sekali yang komen(kasian amat ue("":) ya gua up Sekarang aja. Soalnya kan kemaren gua mintanya itu komen bukan vote(": tapi kalian malah ngevote pengumuman yg kemaren gua post hueheheh. Tapi its ok wae lah gua hargai itu hehheeh. Part ini gajadi ending ya, gatau endingnya kapan kwkwkw. Oke enjoy xoxoox.

Happy Reading

"Dokter, tangan pasien bergerak!" teriak suster.

Auna yang melihat kejadian itu, warna mukanya kembali berseri. Ternyata Tuhan masih sayang dengannya. Tuhan masih mau mengabulkan apa yang ia pinta.

"Dimohon untuk keluarga pasien untuk keluar dulu. Biar kami yang memeriksa keadaan pasien saat ini,"

Auna langsung mengangguk dan ke luar dari ruangan itu.

"Fathur! Andra hidup lagi Thur,"

"Iya Na alhamdulillah, Tuhan masih mau mendengar doa kita,"

'Walaupun pada akhirnya aku yang harus tersakiti Na' lanjutnya dalam hati.

Entah mengapa perasaan Fathur begitu sakit. Andra hidup kembali, yang berarti ia harus segera mengikhlaskan agar Auna bersama sahabatnya yaitu Andra.

Ya. Ia harus mengikhlaskan agar Auna bersama dengan Andra. Ia tidak mau orang yang ia cintai menderita jika harus menikah dengannya. Ia mau Auna, wanita yang ia cintai bahagia walaupun tidak bersama dengannya.

Jika ada suatu perumpamaan jika cinta tidak harua memiliki itu benar adanya. Ia mencintai Auna, tetapi Auna tidak mencintainya.

"Gimana dok keadaan anak saya?" ucap Rani.

"Alhamdulillah, bu. Ini sungguh sangat keajaiban dari Tuhan. Pasien hidup kembali dan dinyatakan sembuh dari penyakitnya,"

"Alhamdulillah, ya Allah. Sungguh indah kuasamu," tutur Rani.

"Boleh kita lihat keadaan Andra dok?"

"Boleh bu, tapi hanya untuk 1 orang yang boleh masuk,"

"Ya sudah Na. Kamu saja yang masuk duluan,"

"Beneran tan nggak pa-pa?"

"Iya sayang nggak pa-pa,"

"Yaudah aku masuk ya tan,"

Rani hanya tersenyum membalasnya.

"Andra..."

"Kamu tau nggak sih, pas Bunda dan adik kamu bilang kamu udah nggak ada di dunia ini, tiba-tiba aja jiwa aku kosong. Entah kemana perginya," ucap Auna, "aku bersyukur, Tuhan masih sayang sama kamu dan mau ngedenger semua doa aku. Tuhan baik Ndra udah ngembaliin kamu di tengah-tengah kita lagi," lanjutnya sambil menahan isak tangis.

"Kamu itu jahat tau Ndra. Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalo kamu itu sakit parah? Kenapa kamu malah diam aja dan malah ngejauhin aku? Segitu nggak berharganya kah aku di hidup kamu Ndra sampai-sampai kamu sakit aku nggak tau?"

Mendengar itu, Andra langsung membuka matanya. Ya, memang sedari tadi Andra tidak benar-benar tertidur. Saat Auna masuk ke dalam ruang rawatnya, Andra sengaja memejamkan matanya sejenak. Tetapi mendengar Auna berbicara seperti itu, ia langsung membuka matanya.

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu Na?"

Auna yang sedari tadi menunduk, kaget mendengar ada yang merespon ucapannya.

"Sejak kapan kamu bangun Ndra?"

"Kamu salah besar Na. Aku ngelakuin itu semua atas dasar aku sayang dan cinta sama kamu. Aku nggak mau orang yang aku cintai nangis cuman gara-gara aku. Cukup Bunda dan Nita Na yang meneteskan air mata untuk aku. Kamu nggak boleh,"

"Tapi kamu itu nggak tau Ndra, hal yang kamu lakuin itu udah bener-bener buat aku sakit Ndra. Kamu jauhin aku secara tiba-tiba. Aku nggak ngerti jalan fikiran kamu Ndra. Kenapa kamu nggak mau jujur sama aku untuk hal seperti ini?"

"Maafin aku Na. Aku tadi udah bilang kalo aku nggak mau buat orang yang aku cintai nangis karena aku. Cuma itu Na. Maafin aku kalo justru hal seperti itu buat kamu terluka Na," ucap Andra sambil membawa Auna ke dalam pelukannya.

"Jangan tinggalin aku lagi Ndra. Aku nggak tau kalo nggak ada kamu aku bakal kaya gimana,"

"Iya Na aku janji. Trust me," ucap Andra, "mending sekarang kamu pulang dulu Na. Kamu mandi, ganti baju, dan makan dulu. Kamu kaya orang nggak ke urus tau gak,"

"Ih tuh kan kamu malah ngeledekin aku,"

"Bercanda Na. Yaudah kamu pulang dulu sana, nanti kamu baru balik lagi,"

"Nggak ah. Aku masih mau di sini,"

"Pulang Auna. Bandel banget dibilangin,"

"Iya iya pak bos. Galak amat," ucap Auna sambil cengengesan, "yaudah aku pulang dulu ya. Nanti aku balik lagi,"

"Iya iya. Yaudah sana pulang,"

"Dasar! Tega banget akunya malah diusir,"

"Biarin,"

"Ih tuhkan,"

"Yaudah sana pulang. Kapan pulangnya kalo ngomong mulu kamunya,"

"Iya iya. Bawel amat si lo!" ucap Auna sambil melangkahkan kaki ke luar ruang rawat Andra.

Andra hanya tersenyum melihat tingkah laku Auna. Ia sangat amat bersyukur karena Tuhan masih mengizinkannya untuk kembali hidup.

***

Jakarta, 27 Februari 2017

Captain, I Love You  [Compeleted]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang