Part 37

54 3 0
                                    

Semuanya sudah kembali normal. Tetapi tidak senormal kehidupan seperti biasanya. Meskipun masalah datang bertubi-tubi tetapi semua masalah itu dapat ditangani dengan kepala dingin.

Jack yang sudah berada di ruangan dokter Albert sedang menunggu dokter tersebut. Tak butuh waktu lama, dokter Albert datang dengan wajah yang sedikit cemas.

"Maaf tuan, anda menunggu saya lama." Ucap dokter Albert dan kemudian ia langsung duduk di kursi milik-nya.

"Langung saja, apa yang mau anda sampaikan?"

Jack tidak bisa berlama-lama diruangan ini, karena ia harus melihat keadaan Felicia yang menjadi korban kebakaran cafe.

Dokter Albert menarik nafas dan membuangnya pelan. "Saya hanya ingin mengatakan, pada saat saya kembali lagi ke ruangan tuan Waston, saya melihat satu orang lelaki dan satu orang wanita sedang berjalan di koridor dekat ruangan tuan Waston dan mereka berjalan menuju lift. Menurut saya, mereka itu sangat mencurigakan. Dan ketika saya telah sampai diruangan tuan Waston, semua alat yang ada di tubuh pasien sudah terlepas dan pasien kejang-kejang. Saya juga mendengar kabar bahwa kekasih anda dan temannya juga menjadi korban dalam kebakaran itu. Aku turut prihatin tuan Elquelo."

Jack mengangguk, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas miliknya.

"Aku menemukan ini dibawah tempat tidur pasien. Tolong cek di laboratoriun, cairan apa yang terdapat di dalamnya."

Dokter Albert mengambil bungkus plastik itu, lalu Jack bangkit dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

------

Tidak ada yang lebih menyenangkan jika sesuatu yang kita rencanakan berhasil dengan sempurna.  Dan rencana itu kita sendiri yang melakukannya. Seperti mendapatkan barang yang sudah kita dambakan begitu lama.

Bella masuk ke dalam rumahnya dengan senyum yang begitu sumringan. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa dia  hari ini sangat-sangat bahagia.

"Hey, kenapa wajahmu begitu bahagia?" Tanya Rio saat ia menuruni tangga.

Bella tidak menjawabnya, dia hanya duduk di sofa dan menatap ke langit-langit rumahnya. Lalu Rio duduk mengambil tempat di samping Bella.

"Kau baru saja mendapatkan pacar baru ya?" Goda Rio.

Bella menatap Rio, dan senyumnya langsung luntur.

"Tidak! Kau ini pelupa atau memang kau sudah tua, ha?! Siapa yang mengatakan kalau aku baru dapat pacar? Ya ampun Rio, mungkin sekarang aku harus membawamu ke dokter."

Rio mengernyitkan dahinya. Dia tidak mengerti dengam perkataan Bella barusan. Dia memegangi pipinya dan meraba seluruh wajahnya.

Apa aku sudah tua? Tetapi jika sudah tua aku tidak merasakan kulitku sudah mengendur. Mengapa anak itu mengatakan seperti itu padaku?

Bella medengus sebal, dia memandangi Rio yang sedang bertingkah konyol dengan memegangi keseluruhan wajahnya.

"Kau ini memang kakak yang bodoh! Sudah jelas-jelas kau belum tua, tetapi kau malah melakukan hal seperti itu." Bella melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Beginilah Rio kalau dia sudah kebanyakan minum minuman beralkhol dan tidur dalam waktu yang tidak lama. Pastinya ia akan menjadi pelupa pada esok harinya.

"Jadi kenapa kau mengatakan hal itu Bella? Kau itu adik yang durhaka! Berani sekali kau mengatakan aku tua."

Bella merasa benar-benar kesal. Mau sampai kapan kakaknya akan terus seperti ini. Sudah pelupa lalu ia mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas. Kemudian ia memukul lengan kokoh milik Rio.

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang