Yang ada di mulmed itu gaun yang di pakai Bella 😌
Keadaan gedung tempat dilaksanakan wisuda telah dipadati oleh banyak mahasiswa dan mahasiswi. Salah satu mahasiswi berada di pojok ruangan dengan seragam wisuda lengkapnya berdiri bersama seorang pria tampan memakai kacamata hitam.
"Bagaimana persiapannya? Apakah semua telah dirancang sedemikian rupa?" Tanya Bella kepada Rio.
"Kau hanya perlu menyaksikan saja. Kali ini biar aku yang melakukan rencana kita. Sekarang kau hanya perlu menempati tempat dudukmu dan aku akan memantau semuanya dari belakang." Ucap Rio lalu tersenyum ke arah Bella.
"Jika itu yang kau mau, aku akan pergi. Aku akan menunggu semuanya." Bella melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Rio sendirian disana.
------
Seorang lelaki yang mengenakan jas biru dongker dilengkapi kacamata hitam yang sangat pas menghiasi wajahnya berdiri tidak jauh dari panggung. Ia selalu memperhatikan setiap mahasiswa yang naik ke atas panggung satu demi satu.
Sampai akhirnya MC memanggil nama Felicia untuk dipersilahkan maju ke depan untuk memberikan pidato singkatnya.
Lelaki yang mengenakan jas biru itu tersenyum melihat Felicia yang sangat cantik dengan make up natural berjalan menuju panggung dengan begitu anggun.
Ketika sampai di panggung, Felicia menuju podium untuk memberikan pidato singkatnya. Dari arah lain seorang lelaki juga tersenyum melihat Felicia. Lelaki itu mengambil ponsel yang berad di dalam saku jasnya dan langsung menghubungi seseorang. "Hitunglah sampai 60, tetapi pada hitungan ke 10, 20, 30, 40 dan 50 berikan sedikit gertakan kecil untuknya. Apakah semuanya sudah jelas?" Setelah lelaki itu mendengar jawaban dari seseorang yang dihubunginya ia tersenyum sekali lagi.
Sebelum Felicia mulai untuk berbicara ia menarik nafas dalam dan melihat ke arah Jack dan kedua orangtuanya. Lalu ia mulai berpidato. Baru saja ia mengatakan beberapa kata, Felicia merasakan tempat ia berpijak seperti ada sesuatu yang membuatnya kehilangan sedikit keseimbangannya. Dan di setiap ia mengatakan beberapa kalimat ia semakin kehilangan keseimbangan. Sampai-sampai ia harus berpegangan pada ujung-ujung podium. Lelaki yang memakai jas biru dongker dapat melihat dari kejauhan bahwa ada kesalahan dengan panggung tersebut. Jack pun dari arah yang berbeda juga dapat melihat perubahan dari raut wajah Felicia. Ini sudah kelima kalinya Jack melihat ada sesuatu yang mengganjal.
Dan untuk yang sekarang Felicia dapat merasakan panggung itu akan roboh. Ada pergerakan yang membuat jantungannya berdegup dengan cepat. Dan ketika pidatonya sampai ke hitungan ke 59 Felicia merasakan dirinya akan terjatuh di panggung itu. Dan benar apa yang dirasakannya. Panggung dimana tempat ia berpijak ambruk. Tetapi yang anehnya Felicia tidak merasakan sakit apapun. Sebelumnya iya mendengar suara orang berteriak dan ada juga yang memanggil namanya. Awalnya Felicia menutup matanya, tetapi sekarang ia memberanikan untuk membuka matanya. Dan ketika matanya terbuka sungguh sesuatu hal yang sangat fantastis, kakaknya-Kelvin menolong dirinya dari insiden itu. Felicia hanya bisa diam, ia pikir kakaknya tidak akan datang tetapi apa yang wanita itu lihat sekarang bahwa kakaknya datang dan menolong dirinya.
"Setelan jas biru dongkermu bagus, kak." Felicia mengucapkan kata-kata itu dengan mata yang masih menatap kakaknya.
Kelvin hanya diam, ia membantu Felicia berdiri tegak. Dan kemudian Kelvin pergi meninggalkan Felicia syamg masih terpaku melihat kakaknya. Jack yang juga tadi ingin menolong kekasihnya hanya diam melihat kepergian Kelvin. Jack tau bahwa antara Felicia dan Kelvin terjadi sesuatu yang tidak baik. Tapi untuk pertama kali ini, Jack dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap Kelvin. Meskipun Kelvin menolong adiknya tetapi tetap saja dari gelagat tubuhnya Jack bisa melihat itu semua dengan jelas.