Yang di mulmed itu gaun pesta yang di pake Bella sama Felicia. Bella yang warna merah dan Felicia yang warna biru. So, apakah para reader suka sama gaunnya ???? Kalo suka, silahkan tinggalkan komen di kolom komentar. DAN JANGAN LUPA KLIK TOMBOL ⭐
------
Setelah kejadian siang hari tadi Felicia masih saja mengurung diri dikamarnya. Lily selaku ibu Felicia sudah berulang kali menanyakan keadaan putrinya tersebut karena sejak tadi, putrinya tidak ada keluar kamar sedikit pun.
"Gimana, apakah dia mau keluar kamarnya?" Tanya Carl yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
Lily hanya menggeleng lemah lalu ia mengambil posisi duduk di sebelah suaminya. Ia menghembuskan nafasnya pelan, siang tadi Jack menghubungi mereka dan memberi tahu apa yang terjadi sebelumnya.
"Bagaimana jika dia tidak akan keluar Carl? Aku takut dia akan melukai dirinya sendiri. Aku tidak ingin dia bersedih terlalu larut Carl. Aku ibunya dan aku bisa merasakan bagaimana rasanya Carl." Tanpa Lily sadari setetes air mata telah membasahi pipinya. Ia tidak ingin melihat putrinya dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini.
Carl sebagai suami langsung mendekap tubuh istrinya dengan sangat erat dan begitu lembut. "Bukan hanya ibunya yang bisa merasakan seperti ini, aku juga ayahnya Li, aku bisa merasakan apa yang dia rasakan, apa yang kau rasakan dan apa yang terjadi di rumah ini. Karena aku adalah kepala rumah tangga di rumah ini, tidak mungkin aku tidak merasakan perubahan yang terjadi di rumah kita. Aku selalu berusaha untuk tegar menghadapi semua yang terjadi, aku mencoba untuk tidak mengeluarkan air mata hanya untuk menunjukkan bahwa aku adalah ayah yang kuat. Bukan berarti aku tidak ingin menangis, tapi aku hanya mencoba tegar. Kita berdua adalah orangtua mereka, jika kita sendiri tidak tegar bagaimana dengan mereka bisa tegar menghadapi masalah mereka. Aku tidak melarangmu untuk menangis. Karena aku tau jika mulut sudah tidak bisa mengatakan apapun, mata yang akan mengatakannya." Setelah mengucapkan kata demi kata yang ingin disampaikannya, ia mencium puncak kepala Lily dengan begitu lembut dan akhirnya Carl lebih mengeratkan pelukkannya untuk Lily.
Di tangga, Kelvin hanya berdiri mematung. Ia tidak bisa lagi mengucapkan apapun, karena apa yang dibicarakan kedua orangtuanya terdengar jelas semuanya oleh dirinya.
"Apakah yang aku perbuat selama ini sudah terlalu melewati batas? Jika saja kalian tau aku melakukan ini hanya untuk menyelamatkan nyawa Felicia, kalian pasti akan paham." Karena sudah tidak tahan lagi dengan semua apa yang terjadi hari ini, Kelvin memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Sebelum sampai ke kamarnya ia berhenti di depan pintu kamar Felicia, ia lebih mendekatkan tubuhnya ke pintu tersebut. Terdengar isakan dari arah dalam sana, meskipun hanya samar-samar tetapi Kelvin dapat mendengarkannya.
Ia harus tetap tegar seperti yang dikatakan oleh papanya, karena dia merupakan lelaki nomor 2 yang bertanggung jawab di rumah, tidak ingin juga berlama-lama disana Kelvin memutuskan untuk pergi menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar Kelvin, ia mengambil ponsel dan langsung mengecek apakah ada pesan atau email yang masuk ke ponselnya. Ternyata ada satu email yang masuk ke dalam ponsel Kelvin.
Setelah membaca email, Kelvin hanya bisa diam. Hanya satu yang diingikannya, dia hanya ingin semua permainan ini selesai dengan cepat dan dia tidak perlu lagi menyakiti hati adiknya terlalu lama.
-------
"Apakah kau sudah lebih baik sayang?" Tanya Lily dengan penuh kehati-hatian.
Felicia hanya mengangguk dan memberikan senyuman tipis kepada ibunya. "Maaf jika aku membuat mama cemas. Aku tidak bermaksud melakukan itu semua." Felicia menundukkan kepalanya seakan sedang menahan airmata yang akan keluar.