Rio yang baru saja pulang ke rumah dikejutkan dengan perkataan salah satu pelayan di rumahnya. Dia benar-benar tidak tau lagi apa yang harus diperbuatnya kali ini.
Maaf tuan nona Bella tadi marah-marah dan menghancurkan barang-barang di kamarnya. Sepulang dari luar nona Bella kelihatannya sangat marah. Dan sekarang dia pergi keluar, tapi saya tidak tahu nona Bella pergi kemana.
Rio yang kini memijat pelipisnya sedang berpikir kemana Bella pergi selarut ini. Rio bahkan sudah mencoba berulang menghubungi gadia itu tetapi hasilnya tetaplah nihil.
"Oh Tuhan. Dimana kau sekarang Bel!" Teriak Rio yang kini sedang berada diruang tamu, kemudian dia melirik jam tangannya,sudah jam 3 pagi bahkan kau tidak memunculkan wajahmu juga,batin Rio.
Crek
Mendengar suara pintu terbuka Rio langsung memalingkan wajahnya dan melihat sesosok gadis dengan pakaian yang sedikit berantakan masuk ke dalam rumah dalam keadaan mabuk.
"Hey,kau sudah pulang ya? Kau darimana saja ha? Aku mencarimu"
Rio kemudian menghampiri Bella,memapah badan gadis itu kemudian menutup pintu.
"Berapa banyak kau minum? Sudah aku katakan jangan seperti ini lagi. Kau itu tidak pernah mendengarkan perkataanku sedikitpun ya ?" Ucap Rio yang sedang membawa Bella kekamarnya.
"Hahaha,kau itu gila. Kau tahu tadi aku dipermalukan di depan umum. Aku tidak terima akan hal itu." Bella yang awalnya berbicara dengan suara yang biasa kini mengubah suaranya seperti orang menangis.
"Kaa....u taak taauu.. semua orang melihatku dengan tatapan yang tidak aku sukai. Huhuhu, aku benci mereka."
Rio yang sudah sampai dikamar Bella, meletakkan Bella di tempat tidurnya dan melepas high heels yang dikenakan Bella.
"Sebaiknya kau tidur kita akan membicarakan masalah ini besok." Ucap Rio datar.
Rio kemudian pergi meninggalkan Bella di kamarnya dan kini dia sedang berjalan ke arah kamarnya.
Lalu setelah dia sampai di kamarnya. Rio langsung berjalan menuju sebuah foto yang terpajang di dinding kamarnya. Foto dengan bingkai berwarna putih itu dilihatnya dengan begitu dalam. Seorang perempuan mengenakan baju berwarna merah tersenyum dengan penuh kebahagiaan tanpa ada sedikit pun kesedihan diraut mukanya.
Seketika air mata Rio mengalir membasahi pipinya, kemudian dia bertekuk lutut. Rio yang masih menatap foto tersebut masih saja menitihkan air matanya.
"Kenapa semua ini terjadi pada kita! Aku....aku gak bisa ngadapin semuanya sendirian. Kenapa Tuhan memisahkan kita berdua,kini kita sudah berbeda alam. Apa yang musti aku perbuat ma?!" Teriak Rio yang seketika memukul lantai kamarnya.
"Aaargghhh!!! Kenapa hidup ini gak adil bagiku,kenapa?!"
Kemudian Rio bangkit dan mengusap air matanya, matanya tampak merah dan sembab. Lalu dia berjalan mendekati foto itu dan mengambilnya. Rio kemudian berjalan ke arah tempat tidunya sembari membawa bingkai foto itu.
Dia duduk di pinggiran tempat tidur kemudian menatap foto itu dengan begitu lekat. Diusapnya foto itu lalu dia memeluknya,bagaikan dia memeluk orang yang di dalam itu dengan nyata.
"Kenapa harus terjadi pada keluarga kita ma? Rio gak sanggup. Bella gak pernah dengarin apa yang Rio katakan. Seandainya mama disini" ucapan Rio terhenti dan berubah menjadi isak tangis.
"Seandainya mama disini Bella gak akan jadi kayak gini. Dan kita bakalan bisa menjalani kehidupan kita dengan bahagia. Rio udah nepatin janji ke mama,Rio udah bahagiain Bella. Bella dan Rio sekarang udah bahagia ma, tapi mama disana bahagia apa gak ? Mama pasti menjaga kita dari jauh sana kan ?" Ucap Rio lirih disertai dengan tetesan air mata.