+ 8 +

10.7K 1.1K 21
                                    

Aku cuma berani bercerita pada ibu. Itu pun tidak semua. Sepulang bekerja di hari Senin, aku langsung mengajak ibu ke kamar untuk mengobrol.

"Gak mau makan dulu, Amanda?" tanya ibuku ramah.

"Nanti aja bu. Amanda belum lapar. Amanda mau cerita dulu,"

Ibu duduk di tepi tempat tidurku. Siap mendengarkan cerita. Aku duduk bersila di tempat tidur. Ragu-ragu bagaimana memulainya.

"Ibu tahu waktu Amanda ke Singapore kemarin kan?"

Ibu mengangguk.

"Waktu itu Amanda ketemu sama Susan. Mantan pacarnya Adrian yang pernah dikenalin Tante Renata,"

"Iya ibu inget. Kenapa?"

"Susan cerita bu. Bahwa dulu dia dan Adrian sempat hampir menikah. Menikah karena..."

Aku ragu-ragu. Ibu menanti dengan sabar. Ya Tuhan semoga ini bukan berarti aku menceritakan dosa orang lain. Aku Cuma ingin membantu Adrian keluar dari masalahnya.

"MBA, Bu. Married by accident,"

Ibuku terkejut. Tapi hanya sebatas ekspresi di wajahnya. Tak ada teriakan atau seruan heboh. Maka aku memutuskan untuk melanjutkan.

"Intinya, mereka gak jadi menikah karena Susan keguguran."

Ibuku tampak lebih lega.

"Entahlah mungkin karena itu Adrian jadi jutek, Bu. Dia jadi menutup diri dengan pergaulan. Tidak mau berkomunikasi atau dekat dengan perempuan manapun. Susan menyarankan Amanda untuk membantu Adrian keluar dari jeratan masa lalunya. Tapi Amanda bingung Bu. Adrian benar-benar sulit untuk didekati."

Ibuku menghela nafas.

"Kamu sendiri maunya apa, sayang?"

Ditanya begitu aku malah menangis.

"Amanda sayang Adrian Bu. Amanda sedih melihat Adrian masih terjerat masa lalu. Adrian harusnya bisa cari pasangan baru. Bahagia dengan pilihannya sekarang,"

"Kalau memang kamu sayang dia, kamu pasti mau berusaha untuk mendapatkan dia kan? Seberapa keras pun dia menolak kamu, kalau memang kamu orang yang ditakdirkan untuknya, jalannya pasti akan lebih mudah. Ibu percaya bahwa kalau niat kamu tulus, kamu tidak akan berhenti."

"Ibu gak apa-apa dengan masa lalu Adrian?"

"Ibu kaget sih ternyata dia sudah pernah hampir punya anak. tapi itu sudah lalu. Yang Ibu ingin pastikan adalah sekarang Adrian laki-laki yang baik. Ibu kenal Renata dan ibu tahu Renata juga orang yang baik. Ibu hanya berpesan agar kamu dan Adrian bisa saling jaga diri ya."

"Bu, doakan Amanda ya,"

"Ibu selalu doakan yang terbaik untuk anak-anaknya kok. Sini," Bunda memelukku, mengelus rambut panjangku. Aku merasa seperti anak kecil lagi.

"Tapi Adrian membenci Amanda bu. Kemarin Adrian bilang sendiri," kataku sambil cemberut.

Ibuku malah tertawa. "Belum tentu juga. Kamu tidak pernah melakukan sesuatu yang salah padanya kan?"

Aku menggeleng. Tapi, mungkin juga pernah.

***

Mama Adrian nampaknya menghormati permintaanku. Beberapa pekan terakhir ini aku sudah jarang mendapati Adrian tiba-tiba muncul untuk menjemputku dari rumah atau mengantarku pulang. Namun mama Adrian tetap mengajakku dan ibu untuk berbelanja atau makan siang bersama. Aku masih belum menemukan cara bagaimana bisa kembali dekat dengan Adrian dan menyadari bahwa aku ada di sini untuknya. Mungkin memang Mama Adrian adalah satu-satunya cara untukku mendekati Adrian. Salah satu tujuan dari mama Adrian juga sepertinya ingin mendekatkan aku dengan putranya.

The Cure of Our Secrets - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang