Typo bertebaran. happy reading.
***
Sudah dua bulan berlalu sejak kejadian kesalah pahaman itu terjadi, Austrin sudah mencari Areta kemana pun bahkan, ia terpaksa berbohong pada mertua dan orang tuanya tentang Areta.
Austrin frustasi saat ini apalagi ketika ia mengetahui Areta sedang mengandung anaknya. Austrin tentu saja senang dengan kehamilan Areta, tetapi kesenangan itu harus ia tunda karena ia tak tau harus menyalurkanya kemana.
Austrin berjalan dibibir pantai Indonesia yang mungkin bisa dijadikan sebagai pelarian Areta. Tetapi kemungkinan memanglah hanya sebuah kemungkinan karena kita hanya bisa mengandalkan sebuah keberuntungan saja.
Angin sore menghembus semakin kencang saat Austrin berdiri semakin lama disana. Ombak yang terus maju dan mudur tak urung terlewatkan oleh Austrin.
Pelabuhan ratu.
Kalian pasti tidak akan mengetahuinya. Ya mungkin kalian akan menyangka Austrin akan pergi ke pantai kuta atau pun yang menjadi destinasi wisata.
Pelabuhan ratu sendiri adalah ibu kota dari kabupaten Sukabumi atau jika ingin lebih jelas, berada di jawa barat, Indonesia.
Walaupun keindahanya belum bisa menandingi pantai biru lainya, tetapi setidaknya pantai ini jauh dari kata orang asing dan segala budaya tak patut dicontohnya.
Indonesia adalah negara ramah, Austrin tau itu dan di tempat seperti ini, keramahan mereka akan berlipat ganda, pantas saja Areta selalu mengagung-agungkan negaranya.
"Jang, bade kalapa moal? (mau kelapa engga?)"
Austrin bingung harus menjawab apa sekarang ini. Bahasa Indonesia disini memang benar-benar sangat minim dan sangat halus.
"Duh si Eneng teh kamana cenah, ieu aya bule oge. Bapa pan teu tiasa nyarios Inggris. NENG KADIEU SAKEDAP. (duh kamana si eneng, ini ada bule juga, kan Ayah gak bisa bahasa Inggris.)"
"Enya Pak, bade naon nyaur ka Eneng? (Iya Pa, ada apa manggil Eneng?)"
"Eh iyeu aya bule, Bapa teh hayang mere iyeu kalapa jang manehna tapi Bapa teu tiasa nyariosna. (Ini ada bule, Ayah pingin ngasih kelapa tapi gabisa ngomongnya)"
"Ah si Bapa mah suganteh aya naon. (Ah Ayah kirain ada apa.)"
"Sok geura atuh nyarios, Bapa geus di sauran ku si ibu wae. (Ayo cepet ngomong, Ayah dipanggil Mama dari tadi)"
"Ai si Bapa, Eneng oge te tiasa nyarios Inggris atuh, eneng pan karak kelas opat. (ih si Ayah, Eneng gabisa bahasa Inggris, kan Eneng baru kelas empat)"
"Nya atuh susuganan Eneng bisa. Sok ayena mah nyarios ku bahasa isarat we, tapi tong ku Bapa, engke tatangga nyariosken Bapa ciga monyet deih utak itek te pararuguh. (ya.. kirain aja bisa, pake bahasa isarat aja tapi jangan sama Ayah, nanti tetangga pada ngomongin Bapa monyet gerak-gerak ga jelas)"
Austrin hanya bisa melihat anak dan Ayah itu berbicara. Walaupun Austrin tak mengerti bahasa mereka, ia tau bahwa niat pria tua itu ingin memberi kelapa padanya.
"Tis poru."
"Sorr-"
"Aa ih kamana sih titatadi di sauran te ngawaler wae. (Aa kemana aja sih dari tadi di panggilin ga ngejawab terus)"
"Punten ah jang."
"Yes... ah ya." ucap Austrin gugup, karena jujur saja tidak ada yang pernah menyapa layaknya teman padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Couple [COMPLETED]
RomanceMenjadi sepasang suami istri tertutup mungkin nyaman untuk mereka jalani sekarang ini. Tapi memang dasarnya segala sesuatu yang disembunyikan akan menjadi buruk dihari-hari kemudian. Begitu pun mereka. terus menerus menyembunyikan diri, membuat mere...