Secret Couple 04

16.3K 708 7
                                    

Typo bertebaran. happy reading.

***

Selama hampir tiga hari kami menginap di rumah orangtuaku, kami memutuskan untuk kembali ke apartemen Austrin di New York.

Barang-barangku yang berada di apartemen pun sudah ada di dalam apartemen Austrin.

Jika kalian menanyakan acara honeymoon, kami memang menunda acara honeymoon karna menurut Austrin ia dan aku tak membutuhkan itu.

"Austrin, kau tidak mempunyai niat untuk pindah dari apartemen? Beli rumah mungkin? Kita bisa patungan untuk membelinya, setengah dariku setengah darimu." kataku memecah keheningan. Sekarang ini kami sedang duduk di sofa warna abu milik Austrin di apartementnya.

Austrin melihat kearahku. "Patungan kau bilang? Aku bisa membeli rumah tanpa harus patungan denganmu! Memangnya aku ini pria miskin hingga tidak bisa beli rumah hingga harus patungan denganmu?!" ucapnya membentakku.

Aku menggeleng takut.

Sebenarnya aku mengeluarkan pendapat tadi pun dengan bermodalkan niat saja. Aku pun sudah memikirkan konsekuensi omongan, atau bentakan dari Austrin.

Aku tau Austrin merasa sangat tersinggung dengan opiniku. Tetapi disini aku tidak ingin terlihat begitu murahan karna mendorongnya untuk membeli rumah sedangkan harga rumah di kota seperti Jakarta saja sudah sangat fantastis apalagi di kota ini.

"Memangnya apartemen ini kurang luas hingga kau ingin tinggal di rumah? Seharusnya kau itu sadar, orang diluaran sana saja sudah susah hanya untuk tidur, kau harusnya bersukur. " ketusnya melanjutkan. Aku menggeleng dan menundukkan kepala.

Sebenarnya apartemen ini luas, sangat. Tapi aku selalu memikirkan bagaimana jika kami sudah mempunyai anak? Mana mungkin anakku harus naik turun menggunakan tangga? Walaupun ada lift, tetapi jika umur mereka masih kecil bagaimana mungkin bisa?

Karna suasana mulai dingin karna ulah Austrin, akhirnya aku pamit dan masuk ke dalam kamar.

Saat mata hampir menutup bahkan pintu mimpi pun sudah hampir aku masuki, seseorang menaiki kasur membuatnya sedikit berguncang. Dan jangan ditanyakan itu siapa, tentu saja dia itu Austrin.

Mungkin ini perdebatan kami yang pertama.

🐩

Paginya aku disibukkan dengan membuat sarapan untuk Austrin. Memang sedikit-sedikit aku bisa memasak walaupun itu hanya sekedar roti dan selai. Tapi terkadang aku bisa membuat nasi goreng.

Setelah menata makanan di atas meja, aku langsung masuk ke kamar untuk membangunkan Austrin. Austrin yang saat ini hanya memakai boxer saja terlihat sangat seksi dengan enam kotak  yang berada ditubuhnya yang atletis.

Roti sobek kalau kata webtoon.

"Austrin bangun!" teriakku pada Austrin. Bagaimana tidak teriak, sudah tujuh kali aku memanggil-manggil namanya tetapi ia tetap tidak mau bangun.

"Austrin!" yang diteriaki hanya menjawab dengan gumaman tak jelas.

"Kau ini berisik sekali. Aku mengantuk."

"Apa hari ini kau tidak bekerja?"

"Apa?" Austrin membuka mata lalu menguceknya.

"Aku bilang, apa kau tidak bekerja? Sarapan sudah ku siapkan."

Ia hanya ber-oh saja tanpa berniat keluar dari kamar. Saat akan memejamkan matanya kembali, aku melihatnya mengurungkannya dan langsung menatapku penuh takjub dan beberapa detik berikutnya ia merubahnya lagi pada ekspresi datar.

Secret Couple [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang