P.8

4K 191 2
                                    

Sudah lebih seminggu zia belajar di sekolah ini. Semakin banyak cerita cerita baru yang akan zia kenang. Dan si ganteng di parkiran pun semakin dingin. Hentahlah, zia sendiri berfikir, apa ia lahir di kutub utara? Dinginnya naujubilleh coy!.

Namun zia sudah bertekad untuk tidak mundur. Selagi bisa kenapa enggak?.

Seperti saat ini. Zia mengekori si ganteng  itu. Mulai dari di sekolah. Sampai di sini. Di sebuah cafe yang cukup unik untuk di tempati.

Zia duduk tepat di hadapan si ganteng. Namun rasanya seperti sendiri.

Zia mencoba melakukan apa saja untuk menarik perhatian remaja itu. Mulai dari nyanyi, ngetuk ngetuk jari, sok nguap, gumam gaje, rapiin baju/ rambut, derdecak kesal. Dan bahkan tiduran lesu. Namun tidak membuat remaja itu melihatnya.

author. Apa yaya boleh kubur ni orang idup idup?.

Jangan ya jangan. Do'i itu target kamu yaya.

Kenapa sifat do'i ga kaya giel ? Yg humor?. Kenapa harus yaya yang dapetnya cowok kaya patung sedingin es kutub ini?.

Kembali ke cerita..

Zia memainkan ponsel nya. Dan terkadang terkekeh melihat komentar komentar modus cowok kesepian.

Yap, zia salah satu selebgram . Dan memiliki jumlah followers hampir mencapai 20k. Banyak bukan?.

Zia melirik remaja itu. Dan lebih tepatnya menatap remaja yang asik dengan gadgetnya. Dengan bertopang dagu ke tangannya.

"lo betah banget diem". Ujar zia setelah mendapatkan pesanannya dari karyawan barusan. "ga bosen apa?".

Sider-

Zia menghela nafas kasarnya. Lagi lagi zia di cuekin. Dengan kasar zia mengaduk coklat panasnya. Dan seketika coklat panas itu melesat ke telapak tangan zia.

"sssshhh". Desis zia menghapus sisa coklat panas dengan tissue nya. Panas? Ya emang, itu coklat panas. Bukan ice coklat.

Zia hanya mendengar decakan  dari hadapannya. Yatuhan, tangan yaya udah panas. Tapi dia masi dingin. Dan cuma ngeluarin decakan setan itu?. Batin zia.

Zia meniup niup telapak tangannya. Berusaha agar perih di tangannya tak terasa lagi.

Zia menangkap manik mata hitam lebam dari remaja itu. Yes! Remaja itu melirik. Cuma ngelirik yaa. Cuma ngelirik.

Zia membuang padangannya. Berusaha menetralkan detak jantungnya.

Zia mengibas ngibaskan tangannya, dan mulai mengambil ponselnya. Menekan 12 digit angka , dan memanggil sang pemilik nomor.

"jemput gue di caffe K . Gue ga bisa nyetir. Nanti gue ceritain. Dan sekalian bawa mang ujang, buat bawa mobil gua nantinya". Ujar zia dan langsung mematikan konektifitas .

"lo bisu ya?". Tanya zia masi dengan meniup telapak tangannya. "ck! Seumur umur , ini kali pertama gue di kacangin!". Lanjutnya. "nama lo siapa?".

Namun zia tak mendengar sedikitpun suara remaja itu. Mahal banget ya suara lo?_-.

Zia merebut ponsel yang remaja itu genggam. Dan memasukan 12 digit angka. Zia tak menyinyiakan kesempatan ini. Dengan cepat zia memanggil angka itu. Dan mematikannya setelah dering ponsel zia terdengar

"itu nomor gue. Udah gue simpan. Mau lo hapus atau engga gue ga peduli. Dan yang pasti gue udh nemu nomor lo. Gue duluan. Gue mau obatin ini dulu. Thanks".

Zia berjalan meninggalkan remaja itu yang masi bertatapan datar.

Zia menunggu ziu di kursi depan cafe K. Merileks kan fikiran , dan mencoba menahan perih di tangannya.

Mending juga gue keluar. Dari pada harus nunggu patung ngomong. Batin zia sambil menutup matanya.

Tak butuh waktu lama, mobil ziu telah berhenti di hadapan zia.

Dengan langkah cepat zia masuk dan memberikan kunci mobil miliknya ke mang ujang.

Mobil ziu berjalan dengan kecepatn di atas standar. Membelah jalan menjadi dua bagian.

Gue bakal buat senyum lo beneran merekah nantinya. Batin zia.

___________

Haii. Sapa hangat dari author yang sok imut wkwk😂.

Suka nggk? Suka aja dah ya. Jangn lupa tinggalin tanda pengenal kalian ya. Di voment. Kalau mau juga di followers hehe.

Laaff full for readers muah

Zia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang