P.42

3.5K 139 0
                                    

Sudah sebulan lama nya untukku melakukan permainan ini. Berlari menghindari kenyataan. Seperti kucing kucingan bukan?. Haha , rasanya aku tertawa palsu hey!.

Menghindari kenyataan?. Yayaya begitulah. Menghindari seseorang yang menjadi kebiasaan untukku. Namun jika boleh jujur. Rasa itu masi ada.

"Gua laper nih. Kantin yuk?". Rengek ica sambil memeggang perutnya.

"Kuy la. Gua juga nih. Maklum, energi terkuras". Sautku setuju.

"terkuras karna ngumpet dan ngindari zio". Sergah nanda.

Dengan cepat ku jitak kepala nya. Sehingga rintih kesakitan terdengar dari mulutnya. "kalau ngomong jangan sembarangan. Gua jadi pengen isolasi ntu mulut ".

"maap deh ya. Habis gua cape liat kalian kaya anjing kucing tau nggk?".

"gua lebih cape liat kalian debat . Lantaran cacing gua udah goyang dumang".

"aw aw aw! Sakit anjass". Ujarku dan nanda serempak ketika kedua tangan ica berhasil menjewer kuping kami.

Aku dan kedua curutku berjalan ke arah kantin. Dan duduk di meja yang biasa kami tepati.

Belum 5 menit kami duduk. 3 remaja nyengir tampa dosa ke arah kami. Oh bukan. Tepat nya 2, dan yang satu lagi acak acakan layaknya seorang- anak jalanan.

Aku menguatkan hati dan batinku untuk menerimanya disini. Tatapan panasnya bahkan menancap di jidatku. Seakan menyampaikan kata yang tak akan bisa ia ucapkan.

"lo pada ngapain disini?. Bikin eneg". Ketusku memainkan gadget ku.

"sans kali zi. Gua mah nyari yang beb gua". Sela giel.

"gua juga. Nyari baby galak tapi cantik". Sela kiky. Kiky langsung menerima jitakan halus MURNI dari ica  . Oh tuhan. Siaan kiky.

"dan gua nyari elo". Lirih remaja yang tepat duduk di hadapanku. Ziondra, siapa lagi kalau bukan dia yang kekeuh banget.

Aku hanya diam dan memilih untuk bergelut dengan gadgetku. Seakan menulikan telingaku lagi.

"zii, lu dengerin g-".

"saya disini mau makan. Kalau anda ingin berbicara. Silahkan anda meninggalkan tempat ini. Karna kehadiran anda justru membuat  nafsu makan saya berkurang". Potong ku dengan bahasa formal, kaku, dan dingin.

Tak sengaja manik mataku menatap manik mata nya. Manik mata penuh luka sepertinya. Manik mata yang-. Errgh entahlah.

"udah sih. Jadi lo pada mau mesan apa?. Kasian cacing gua nihh". Bentah ica sambil berdiri.

"Jeruk peras". Ujarku dan zio serempak. Kembali tatapan kami bertemu. Kenapa ngikutin gue bgsd?.

"ga jadi, gua lemon tea aja". Ujarku buru buru.

Ica hanya mengangguk dan mendengarkan pesanan yang lainnnya. Rasanya di perhatikan membuatku kikuk.

Tuhan, aku capek harus kaya gini_-.

📝

"

lu temeni gua ke mall. Gua mau beliin abi jaket nih".

"lu tunggu di bawah aja . Gua mau ganti baju".

"ellah ini kamar gua juga. Ngapain ngusir gua lu?".

"Gua kakak lu. Jadi gua lebih besar dari elu".

"C U M A   B E D A   5  M E N I T". ujar ziu sambil keluar dari pintu.

" semerdeka lo aja".

Aku berjalan  ke arah lemari ku. Eh bukan. Lemari kami berdua. Dan memilih baju yang ingin ku kenakan.

"Yaudah yuk?". Ajak ku setelah melihat duplikat ku di ruang tamu.

📝

Zia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang