P.44

3.3K 139 2
                                    

Mobil yang ku naiki melaju meninggalkan komplek rumahku. Membelah satu persatu jalanan yg kami pintasi. Melewati beberapa pohon yg menjulang tinggi.

"mungkin udah pergi''. Batinku.

Aku memfokuskan fikiranku ke rumus rumus yang berada di kertas putih. Mengingat hari ini akan ulangan fisika. Gampang memang. Tapi aku gamungkin anggap spelle. Mana tau keberuntungan ga di gua.

Tampa ku sadari. Mobil yg ku tumpangi telah berhenti di depan pagar sekolahku. Dengan langkah gontai aku turun dan meninggalkan sopir keluarga ku.

Aku berjalan seperti biasa. Mataku melirik ke arah parkiran. Dimana tempat pertemuan pertamaku dengannya. Oh tidak tidak. Pergi dan lupakan.

Sepertinya ada yang aneh pagi ini. Mengapa semua orang terlihat fokus dengan gadgetnya?. Dan terlihat-murung.

"mereka kenapa oiit?". Tanyaku pada nanda dan ica. Namun mereka hanya menaiki bahu mereka.

Tak lama berbasa basi. Seorang guru fisika memasuki kelas kami. Jangan tanya untuk apa. Ya untuk mengajar lahh. Y x goyang dumang.

"pagi anak anak. Siapkan alat tulis kalian untuk ulangan pagi ini". Mungkin bagi mereka seperti tembakan petirrr. Karna mengucapkan mungkin sangat sangat mudah.

Sorakan sorakan masam terdengar di telingaku. Aku hanya terkekeh kecil. Apalagi melihat wajah kedua curutku. Ouuuuh cuankkkk. Pen gue perbann haha.

"bantuin gua cantik".

"gua juga beb".

Bisik kedua curutku. Hahaha katakan aku teman ter ter ter ter HEBAT. Yg ngetawaiin sahabat sendiri.

"ga u bau". Balasku.

"sebelum ujian . Ibuk mau nyampaiin suatu pengumuman buat kalian semua".

"ada soal bonus ya buk?".

"libur buk?".

"atau guru rapat?".

Tanya murid murid.

"enggaa. Jangan ngarep oiit". Balas guru itu. "ibuk cuma mau bilang. Kalau temen kita lagi di rawat di r.s . Kondisi nya bisa dikatakan kritiss".

"perasaan kelas kita full". Bantah nandaa.

"bukan dari kelas ini. Dia dari anak ipa. Namanya ziondra adi putra".

Sontak mataku membulat mendengar ucapan guru fisika. "z-zi- ziondra bu bu buk?". Tanyaku memastikan.

"iyaa zia. Temen se olimpiade sama kamu. Dia di rawat di Rs.Alhamra".

Ziii..ziioo? Ini mimpikan tuhan?

"gua ngimpi kan on?". Tanyaku ke arah nanda. Nanda hanya menggeleng dan menghapus air mata yg lolos dari pelupuk mataku. "ga mungkinnnn. Ini gamungkin. Ini gua mimpii kan!!".

Semua murid menghadap kearahku. Namun menunjukan wajah yang- simpati.

Tampa ragu ku raih tas ku, dan berlari meninggalkan ruangan ini. Berlari memacu waktu yang berjalan. Berharap setiap tetes air mataku menjadi seribu langkah menuju rumah sakit.

Ku tulikan seakan telingaku. Ketika satpam menahanku. Dengan emosi yg menggebu ku dorong satpam itu. Hingga kini, aku berhasil berdiri di pinggir jalan. Menaiki satu tangan dan memasuki taxi yang berhasil ku stop.

Ku sebut alamat tujuanku dengan mantap. Dengan akhiran "ngebut pak".

Hentahlah. Seakan semua dinding yg ku bangun runtuh seketika. Semua pilar yg menjadi penegak, kini seakan menjadi jalan untuk ku ke arahnya . Banyak pertanyaan yang berputar di kepalaku. Kenapa? Kapan? Bagaimana?ada apa?. Baikkah? Dan bla- semua pertanyaang logis maupun tidak.

Bertahanlah yo.

🎶

Semua hubungan yg di putuskan secara paksaan. Akan menjadi jalan yang di teruskan dengan cara ketidak sengajaan.

-author

Zia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang