P.33

3.8K 170 0
                                    

Banyak yg mulai bertanya pada ku. Apa hubunganku dengannya?. Tentu ku balas teman. Karna pada dasarnya. Hubungan kami tidak memiliki status apapun.

Aku kembali terpaku menatap remaja tampan di hadapanku. Hal ini tak pernah sedikitpun ku bayangkan. Yg selalu terlintas adalah, bagaimana aku bisa menaklukan hatinya yang beku?.

Kejadian hujan waktu itu membuat langkah awal untukku. Karna hal itu semua berubah.

Aku merasakan tangan hangat menggenggam tanganku. Zio, siapa lagi kalau bukan dia?.

"lo kenapa ngelamun?". Tanyanya.

Oh benarkah aku melamun?. Seperti apa wajahku?. Tidak tidak , bodohnya aku!.

"ngga papa kok". Jawabku ringan. Terkadang aku berfikir, mengapa bisa cowok yg dulunya dingin menjadi hangat denganku?. Perlakuannya, tutur katanya, bahkan tatapannya. Tak ada lagi perlakuan cuek, tak ada lagi kata kasar, dan tak ada lagi tatapan dingin. Jika boleh aku meminta. Biarkan ini menjadi salah satu masa depanku.

Ziopov

Aku ga tau, hentah angin apa yang membawaku mampu mengenggam tangannya. Melihat tatapan kosong di cangkir panas. Sepertinya iya melamun. "lo kenapa ngelamun?". Tanyaku sedikit gusar.

"ngga papa kok". Ujarnyan.

Namun tampak jelas, ada hal yang membuatnya menatap kosong ke arah cangkir coklat. Menatap cangkir dengan enggan untuk diminum. Padahal itu salah satu minuman fav nya. Apa boleh aku terlalu peduli padanya?. Apa aku jatuh cinta dengannya?. Mengapa kenyamanan berpihak jika bersamanya?.

Kembali ku tatap mata hitam yang membuat seketika hatiku menghangat. Aku ingin memilikinya. Membelai lembut rambut panjangnya. Mengenggam erat tangan nya . Memeluk penuh tubuh kecilnya. Dan pastinya menjadikan dirinya putri di kerajaan ku nantinya. Sebut saja aku pria egois, egois untuk mengklaimkam dirinya untukku. Pria aneh, yang dingin dan seketika hangat karna mata hitam itu menggenangkan danau di tengah hujan. Sebut juga aku pria tak tau malu, yang pernah menolak kehadirannya dengan kasar, namun saat ini. Tolong, sebut aku pria lemah. Jika harus kehilangannya.

"lo ngelamunin apaan dah?. Perasaan tadi baru nyadarin gue". Suara cempreng itu menyadarkannku kembali ke dunia nyata. Dimana dunia yang menatap gadis ini secara real. Tampa fikiran fikiran egoku sendiri.

"Gue cuma mau bilang". Ujarku sambil mengenggam tangannya. "Stay with me, hold my hand, and hug my body".

Ku tangkap mata indahnya dengan sorot tak terduga. Hentah itu bahagia ataupun kecewa. Intinya aku menginginkannya!.

Tak butuh waktu lama untukku menerima senyuman di bibirnya. Senyuman yang membuat bola matanya hilang. Senyuman yang membuat pipi gembulnya terlihat mencuat. Oh tidak. Aku butuh psikiater.

"insyaallah". Jawabnya sambil membalas genggamanku. Demi apapun, meskipun ia tak menggunakan hijab. Setidaknya ia masi ingat pada sang kuasa yang menciptakannya.

Aku berterimakasih, sang kuasa memberikan skenario untuk mengenalnya. Sang kuasa menciptakan dirinya untukku. Walaupun aku tau. Dulu, aku lah orang yang selalu menancapkan belati di hatinya. Aku ingin membalas lukanya. Aku ingin memperbaiki hatinya. Aku ingin memilikinya.

"gimana lebam lo yg di ciptakan ade gue?". Tanyanya dengan kekehan kecil.

"sedikit membentuk tanda besar. Yg bertuliskan jaga kakak ku ".

"kesambet apaan dah?. Biasa juga ogahan ".

"kesambet cupid".

"percaya akan cupid?".

"gak, gue percaya akan cinta. Meskipun nanti akan terluka".

"dan hati kembali merana".

Gelegar tawa terdengar di cafe ini. Membuat aku dan gadis di hadapanku tertawa lepas. Hentah lelucon apa yg membuat kami terkekeh geli.

"siap bertempur dengan hati?". Tanya nya padaku.

"siap bertempur pada takdir ".

💢
Ini apa ? Part apa? Part buat baper?

Tinggalin vomentnya yaw

Zia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang