P.20

3.8K 150 1
                                    

"is bodoh  bodoh bodoh, sumpah demi apapun. Lo cewek paling bodoh!". Upatan upatan nanda tak kunjung berhenti menghantam telingaku. Hentah itu mulai dari A-Z.

"apasi on? Biasa aja kali". Ujarku sambil memutar bola mataku. Jujur, mendengar upatan sialan itu membuat hatiku merutuki nanda.

"lo cewek zi, dan lo malah terang terangan dengan zio?. Malu lo kemana?".

Apa berhak jika ku berumpat lagi?.  "gue tau gue cewek !. Dan lo ga berhak ngatur ngatur kelakuan gue!. Jangan tanya malu gue!, karna lo sendiri lupa akan urat malu lo!! . Ck!". Ujarku dengan emosi membara. Decahan terakhir membuatku ingin menghindar dari kedua curut ini. Di langkah pertama dan saat itu juga sebuah tangan menarik lengan ku.

Ku lihat tubuh ica memandang tubuhku dan nanda secara datar. Memutar bola mata untuk kesekian kali nya. "lo berdua kelahi cuma gegara ini?. Ck!. Bocah ya bocah". Ujarnya meremehkan.

"semerdeka kalian berdua". Ujarku ingin berlalu. Lagi lagi tangan ku di tahan ica. Hentahlah, berikan aku palu kali ini juga!.

"lo dengar gue!. Cuma masalah sepele kalian kelahi?." ica menarik nafaa panjangnya. Berusaha menahan emosi yang akan berkembang jika setannya menguasai. "buat lo zi!. Lo tau kenapa nanda ngomong begitu?. Karna dia gak mau!. Lo di pandang murahan sama cowok di sana!!. Dan lo nan. Omongan lo tolong di saring. Karna orang yang jatuh cinta bakal memandang musuh jika ada yang menghalanginya. Dan buat kalian berdua!!. Maafan di depan gue S.E.K.A.R.A.N.G".

Aku memandang nanda yang juga memandang tubuhku. Bodoh?..nanda benar, aku terlalu bodoh untuk hal ini. "maafin gue". Ujarku mendekatkan diri ke arah nanda.

"sst!. Udah sih zi. Biarin aja. Gue juga minta maaf". Balas nanda sambik memelukku.

"pinky promises?". Timpal ica sambil memajukan jari kelingkingnya.

Ku kendorkan pelukanku. Dan menatap ica dengan alis yang di naik turunkan. "pinky promises''. Ujarku berbarengan dengan nanda.

Kini ketiga kelingking kami bersatu, menetapkan janji janji yang takkan kami lewati lagi.

"kalau lo beneran suka zio, lakukan aja . Kita gabakal ngelarang, tapi jangan terlalu ngelampauin batas. Karna nant".

"nanti lo bakal di anggap murahan". Potongku dan nanda secara bersamaan. Gelak tawa kami bertiga menampakkan aura kegembiraan.

Pinky promises?

📎

Hari ini adalah hari keempat, dimana aku dan zio kembali berkutik dengan buku buku tebal ini.  Buku buku tebal yang akan menemani hari hari kami selama sebulan.

"ini maksudnya apaan si?. Banyak bacot ni soal". Rutuk zio memandang buku tugasnya. Yayaya, zio tengah sibuk mengerjakan tugas Bhs.Indonesia . Diaman banyak kata yang mungkin tak ia kenal. Karna, dari hasil stalking kehidupan do'i *aseek. Zio adalah cowok yang paling benci sama pelajaran bhs.indonesia. Karna baginya "ini sangat membosankan ".

"mana gue liat". Timpalku mengambil LKS  bhs.indonesianya. Ku baca soal dan petunjuk jawabannya. Karna bhs adalah salah satu mata pelajaran yang paling kusukai. "yaellah yo, ini tu maksudnya. Lo ngubah kata dari menggunakan majas hingga ke bhs baku biasa. Ini gampang mah". Ujarku sambil menggurui nya.

"terserah lo deh. Eneg liat tu soal".

"zio, lo emang pinter fisika. Bukan berarti lo remehin bhs.indonesia". Ku tarik nafas panjangku. Berusaha membiarkan oksigen masuk memenuhi dadaku. "dan lo harus kerjain ini".

Zio memutar bola matanya. Memperlihatkan jika dirinya begitu bosan. "males".

Satu kata yang cukup membuatku menghembuskan nafas yang sedikit tercekat. Ku tatap wajah tampan yang hentah diwarisi dari siapa. Intinya ayafluu zio.

Oke maaf, author garing.

Ku tatapn kembali buku ku dan buku zio. Seakan otakku mencerna susana saat ini. "gini aja, gue ngerjain tugas lo. Tapi lo ngerjain tugas matemmatika gue". Ucapku dengan mata berbinar. Hey! Jangan salahkan aku jika aku membenci matemmatika_-. Karna sebagian orang juga ada yang ogah ogahan bermain dengan angka_-.

Zio menatapku heran. "lo ga suka matemmatik?". Ujarnya. Dengan cepat ku anggukan kepalaku. Memainkan kedua bola mataku, dan membuat tarian tarian alis mataku. Jangan bayangin kalau alisku lagi nari persembahan yaa.

"ck ck!". Decak rio berhasil mengambil alih perhatianku. "pinter fisika tapi ogahan sama matemmatika". Ledeknya.

Ku silangkan kedua tanganku tepat di dada ku. Memandang zio dengan tatapan menantang. "percuma orang indonesia kalau eneg sama pelajaramnya". Balasku tak mau kalah.

"karna bahasa membosankan!".

"karna matemmatika memuakkan!".

"dasar gila!".

"dasar bodoh!".

"ga gue kerjain ni pr lo?". Ancamnya.

"dengan senang hati gue ga bakal buatin juga tugas yang buat lo eneg". Timpalku.

Ku serahkan senyuman penuh kemenangan. Menaik naikan kedua alisku. Dan memangku dagu dengan tangan kananku.

_______

Zia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang