FRI (SKIL) A ~ 17

10.9K 472 10
                                    

"Kita akhiri aja, gue juga udah gak sanggup lagi"

Kalimat itu masih tercetak jelas di ingatan Calvin

"Hey..."

Calvin tersentak dari lamunannya saat tiba - tiba Cantika menepuk bahunya.

"Eh,Can."

Cantika memamerkan senyum nya lalu mengambil posisi duduk di samping Calvin.

"Lo lagi apa?"

Calvin mengalihkan pandangannya menatap taman bunga di hadapannya.

"Lagi mandangi bunga, bunga - bunganya Cantik."

"Jam pelajaran begini?"

"Lo sendiri ngapai?"

"Kenapa selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan sih?" Gerutu Cantika.

Calvin terkekeh mendengarnya.
"Kalo lagi banyak masalah, jalan satu - satu nya supaya buat hati tenang itu menyendiri."

Cantika menaikkan sebelah alisnya.
"Lo lagi curhat?"

"Enggak, cuma ngasih tau."

"Lagi banyak masalah ya?" Tanya Cantika lembut.

Calvin sedikit menghela nafas nya.

"Gue bingung liat mahkluk Tuhan yang berjenis kelamin perempuan."

"Ehh?"

"Mereka susah di tebak, sulit di pahami."

Cantika diam, bingung dengan pernyataan Calvin yang entah mengarah kemana.

"Apa yg di lakuin cowok itu pasti selalu salah, dan terkadang gue selalu mikir kenapa Cowok selalu aja salah di mata perempuan?"

"Lo salah kaprah Vin."

"Cewek itu egois ya...."

"Bukan cewek yg egois."

"Iyah gue tau, di mata kalian itu Cowok selalu salah."

"Cewek itu butuh pemahaman, Hati mereka itu rapuh tapi Cewek selalu berusaha bersikap tegar dan seperti enggak ada masalah tiap di depan cowok. Cewek Cuma mau di mengerti."

"Tapi mereka gak mau mengerti?"

Cantika tersenyum. "Lo hanya belum mengenal mereka secara dalam, Intinya kami para wanita tidak seburuk apa yg terlintas di pikiran lo."

Calvin tersenyum hambar.

"Bahkan mereka dengan mudah ngambil keputusan yg belum pasti, yg ujungnya bakal buat mereka nyesel."

"Gue kan udah bilang, cewek itu Hati nya rapuh mereka bakalan ngambil keputusan tanpa berpikir 2 kali efek nya apa. Tapi lo harus percaya, Setiap yang di lakuin itu belum tentu karna mereka memang ingin, kadang situasi yg membuat semuanya jadi berubah."

Calvin terdiam.

"Lo harus berjuang dong buat bertahan. Semua butuh perjuangan."

"Yang di perjuangin suka gak tau diri Can."

Cantika tertawa mendengarnya.

"Didunia ini gak ada yg mulus, semua nya punya proses. Kalo segampang ngebalikin telapak tangan mah enak banget."

Calvin menatap Cantika, berusaha mencerna kalimat cewek itu.

"Lo kan cowok, jangan mudah nyerah gitu dong! lo gak malu sama diri sendiri?"

"Gue gak nyerah kok."

"Tapi jawaban lo nunjukin kalo lo udah memilih mundur sebelum perang."

"Bukan mau nyerah Can, cuma Kalo udah di suruh pergi yah sebaiknya pergi aja. Hidup ini juga harus tau diri."

FRI(SKIL)A  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang