FRI (SKIL) A ~ 23

8.1K 411 27
                                    

Friskila duduk di samping tempat tidur Ica, dia menatap tubuh sahabat nya itu yg sekarang tampak sangat lemah.

"Ca... Maafin gue ya" Desis nya sambil menggenggam tangan pucat Ica.

Hati nya sangat kalut dan tertekan saat mengetahui keadaan Ica seperti ini.

"Fris, kita makan malam dulu ya. Lo belum makan dari siang."
Arka berdiri di belakang Friskila.

"Ka, dokter bilang apa soal keadaan Ica?"

Arka menghela nafasnya.

"Dia kekurangan banyak darah, tapi sampai sekarang kita belum nemu golongan darah yg cocok buat Ica."

"Lo udah ngabarin mama sama papa Ica?"

"Udah, tapi mereka masih di Australia. Entah pun bisa balik atau enggak."

Friskila menarik nafasnya lelah.
Ica itu terbiasa dengan kesendirian, semenjak SMP dia sudah di tinggal oleh orang tua nya untuk bekerja, karna perusahaan papa nya yg banyak tersebar di mana - mana mengharus kan papa dan mama nya harus berpindah - pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Ica anak yg mandiri, yang tak banyak mengeluh meski pun dia tak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tua nya.

"Golongan darah Ica, apa?"

"A."

"Gue B." Jawabnya lesu.

"Lo tenang aja, kita bakalan cari sampai dapat Fris."

Friskila berjalan keluar ruangan, di dalam cukup panas meski Ac nyala. Fikiran Friskila sangat kalut dia takut terjadi sesuatu pada Ica.

Sekitar berjalan sepuluh langkah, Friskila berhenti di depan sebuah ruangan yg pintunya terbuka sedikit, samar - samar dia melihat tubuh seseorang yg sedang berdiri dan sedikit membungkuk seperti sedang memeluk seseorang.

Seperti nya Friskila mengenali siapa sosok orang itu. Dia berjalan mendekat dan membuka pintu ruangan itu sedikit lebih lebar.

"Vin..."

Suara Friskila terdengar nyaring, tangannya yang tadi menggenggam handle pintu kini terlepas begitu saja.

Pemandangan di hadapannya saat ini cukup menguras emosi.

Calvin sedang berpelukan dengan Deya.

Deya??

Itu Deya yg kemarin sempat mengganggu nya dan yang datang menemui nya untuk meminta maaf kan?

Apa - apaan ini!
Jadi yang kemarin semua yg di lakuin Deya itu cuma sandiwara?

Kenapa juga Friskila bisa tertipu dengan wajah munafiknya itu?!

Calvin melepaskan pelukannya dan menoleh ke arah sumber suara, seketika wajah nya menegang mendapati Friskila yg berdiri di ambang pintu menatap ke arah nya dengan ekspresi yg sangat sulit untuk di artikan.

"Fris, lo.. Lo jangan salah paham dulu, gue bisa jelasin." Deya langsung angkat suara merasa panik saat melihat Friskila di sana.

Friskila menatap mereka tanpa berkedip, kepalanya terasa pening dadanya sesak, nafasnya bergemuruh menahan emosi.

"Fris, gue bisa jelasin. Jangan salah paham dulu."

Calvin berjalan mendekat ke arah Friskila dan meraih tangan nya namun dengan cepat Friskila menepisnya.

"Fris.." panggil Deya lemah, dia berusaha turun dari tempat tidur nya dan berniat menghampiri Friskila, namun Calvin menahannya.

"Lo disitu aja! Lo belum kuat, gak usah banyak gerak Dey."

FRI(SKIL)A  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang