Ica menatap Friskila yang berdiri di hadapan nya dengan tampang berantakan.
"Fris, lo kenapa?"
Friskila diam, tak menjawab pertanyaan Ica.
"Yaudah, masuk dulu ya."
Ica membawa Friskila ke dalam rumahnya."Ca, maafin gue. Gue gak tau kalau ternyata Karin yg udah celakain lo."
Friskila hampir saja menangis, kalau Ica tidak segera membawanya ke dalam pelukannya."Gue udah tau semua nya. Arka udah ceritain ke gue." Jawab Ica berusaha menenangkan Friskila.
"Maafin gue." Friskila tampak merasa bersalah.
"Gak apa - apa Fris, kalo gue di posisi lo gue juga pasti ngelakuin hal yang sama."
Ica membawa Friskila duduk di atas tempat tidurnya.
"Awalnya Karin memang mau celakain Deya,Karna Deya mau ngasih tau ke lo semua kebusukan Karin, itu lah alasan Karin ngedorong Deya. Untung gue datang tepat waktu dan bisa nolongin Deya, gue pengen laporin semua ulah dia, tapi tiba - tiba aja dia narik gue dan ngedorong gue sampe akhirnya semua jadi kaya gini." Jelas Ica. "Pelakunya Karin. Lo terlalu percaya selama ini ke dia Fris, dan lo cuma di manfaati."
Friskila mendesah kecewa.
"Gue ngerasa bersalah banget sama Deya." Friskila menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Masih ada waktu buat memperbaiki semua nya."
Friskila mengangguk.
"Gue bakalan temuin Deya."Friskila mengambil handphone nya di dalam tas lalu membuka aplikasi Line nya
Friskila
Vin, bisa jemput gue di rumah Ica?Tak butuh waktu lama, Hp Friskila kembali berbunyi.
Calvin Bramasta
Iya. 15 menit lagi gue kesana."Ca, gue udah nyuruh Calvin buat jemput. Gue bakalan perbaikin semua nya."
Ica tersenyum ke arah Friskila.
"Bagus Fris, gue juga bakalan buat kesaksian ke kantor polisi besok biar Karin dapat hukuman yang pantas."Friskila mengangguk, "Makasih ya Ca, Lo emang bener - bener seorang sahabat."
****
Setelah pamitan pada Ica Friskila masuk ke dalam mobil Calvin yang memang sudah sampai dari 5 menit yg lalu di depa Rumah Ica.
"Vin, kita mampir ke rumah Deya dulu ya?" Ucap Friskila saat dia sudah duduk dengan nyaman di dalam mobil.
Seketika Calvin menatap Friskila menyelidik.
"Mau apa? Mau berantem sama dia lagi?"
Friskila tertawa kecil melihat raut wajah Calvin.
"Takut banget sih mantannya gue apa - apain."
"Pasti salah paham, bukan gitu sayang." Calvin menyentuh puncak kepala Friskila lalu mengusapnya lembut. "Aku cuma gak pengen Istri aku berantem - berantem gak jelas."
Friskila menurunkan tangan Calvin dari kepalanya dan menggenggamnya
"Tenang aja, aku gak bakalan berantem kok sama dia. Palingan adu mulut doang." Friskila menebarkan senyum termanisnya kepada Calvin.
*****
Mereka sampai di depan Rumah Frans. karena Deya memang tinggal serumah dengan Frans.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRI(SKIL)A [COMPLETED]
RomanceTidak semua orang ingin Nikah muda. begitu juga dengan Friskila, dia tak ingin mengorbankan masa depannya demi perjodohan gila yang dibuat oleh orangtuanya. Seberapa keras pun dia menolak namun tetap saja mau tak mau perjodohan itu harus diterimany...