FRI (SKIL) A ~ 42

7.4K 389 122
                                    

Calvin Pov

Aku baru sampai di apartemen dan meletakkan tas ku, saat ku lihat Intan yang sedang duduk di ruang tengah menonton seorang diri.

Kepala ku rasa nya sedikit pening, di tambah lagi saat melihat Friskila tadi yang pingsan dan bersama Frans.

Cemburu?
Jelas saja, Frans matan kekasih nya dan mereka pernah  menjalin hubungan yang cukup lama,

Apa tadi yang cowok gila itu katakan? dia akan merebut Friskila kembali dariku?!

Tidak akan ku biarkan, tidak akan kubiar kan dia menyentuh Friskila lagi barang sedikit pun, mungkin memang Frans sengaja muncul saat mengetahui hubunganku dengan Friskila sedang tidak baik - baik saja, selama ini dia bahkan tidak pernah muncul lagi dan mengusik kami. Tapi entah mengapa sekarang dia hadir dan menurut ku dia mempunyai rencana jahat untuk merebut Friskila kembali dariku.

"Udah pulang?" Intan menyapa ku, dan aku hanya mengangguk sekilas sambil mencari keseluruh ujung ruangan. Tidak ada Friskila, mungkin dia dikamar.
Tadi dia permisi pulang diluan tanpa memberitahuku. Mungkin dia masih kesal atas kejadian kemarin.

Aku sadar, aku memang tidak terlalu peka, aku terlalu bodoh untuk paham bahwa Friskila cemburu. Dan yah, aku mengakuin itu memang tidak seharusnya Intan berada disini dan bersikap sok manis pada kami.

Mungkin aku terlambat menyadari, tapi setelah berfikir aku mengerti Intan memang mempunyai maksud tertentu. Sikap yang ditunjukkan nya terlalu berlebihan.

Dan aku paham, Intan masih belum bisa menghapus perasaannya terhadapku, dia masih mencintai aku, mungkin.

Jalan terbaik seperti nya aku memang harus menyuruh Intan kembali ke rumahnya. Tidak perduli apa yang akan dikatakan orang tuanya padaku nanti, yang jelas hubungan ku dengan Friskila harus segera di perbaiki. Aku tidak mau membuat Kila tersakiti hanya karena perlakuan bodoh ku ini. Dia sudah banyak menderita selama ini, dan aku terlalu tolol untuk tidak mengerti keadaan.

"Friskila mana?" Tanya ku pada Intan.

"Katanya sih kerumah sakit, sama Ica."

Aku mendesah kecil, merasa kecewa karena Friskila tidak mengabari ku. Tapi yasudahlah, sepulangnya dia nanti aku akan meminta maaf dan menjelaskan semua padanya.

Intan berdiri dari duduknya, dia menghampiriku dan tersenyum membuatku mengernyit bingung.

"Mau gue buatin teh gak?" Tawarnya.

Aku menggeleng, lalu kemudian menatapnya dengan serius.

"Ntan, gue mau ngomong sesuatu." Ucapku.

Intan mengernyitkan dahinya lalu menatap ku penasaran, "Apa?"

Aku berjalan ke sofa dan duduk disana, diikuti Intan yang duduk di depan ku.

"Sorry kalau ini bakalan nyakitin perasaan lo, tapi gue rasa ini yang terbaik buat semuanya."

"Maksudnya?"

"Lo balik aja ya, Ntan. kerumah. Gue minta maaf," Ucapku sedikit merasa bersalah.

Ada kilatan kekecewaan di mata Intan, wajahnya berubah menjadi sedih. Aku tau pasti dia sedang sakit hati.

"Lo ngusir gue?" Tanyanya rendah.

Aku menggeleng cepat. Bukan itu maksudku, tapi pasti dia salah paham karena ucapanku.

"Tega ya lo Vin!"

"Gue minta maaf, tapi gue gak bisa biarin Friskila terus kayak gini, gue gak mau dia tersakiti terus." Jelasku

FRI(SKIL)A  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang