Ini hari pertama mereka menjalani hukuman.
Dan hal yg di lakukan Friskila adalah menyibukkan diri membaca semua tumpukan buku yg sudah di susunnya di atas meja belajarnya.Semalaman dia dan Calvin bergadang akibat bermain game Ludo king. Diri nya selalu kalah membuat Friskila kesal dan keki sendiri.
Jam di dinding menunjukkan pukul 9 pagi namun tanda - tanda Calvin telah bangun belum juga ada.
Dengan kesal Friskila melangkah kan kaki nya menuju kamar dan benar saja Calvin masih bobok cantik di atas tempat tidur.
Friskila berjalan ke kasur dan menarik selimut yg menutupi tubuh suaminya itu."Vin bangun Vin, udah jam 9."
Friskila melipat selimut yg di pakai Calvin lalu menarik bantal guling yg di peluk nya."Aaaaahhhh."
Calvin mendesah kesal karna tidurnya di ganggu."Bangun Vin."
Friskila menggoyang - goyangkan tubuh Calvin."Apa sih sayang?"
Calvin bergumam dengan mata yang masih terpejam.Friskila menatap Calvin.
Friskila menyentuh bahu Calvin.
"Bangun woy!" pekik Friskila.Bukannya bangun Calvin malah menarik tangan Friskila yg ada di bahu nya. Friskila yg tak siap akan hal itu terjatuh tepat di atas Calvin.
Friskila terdiam, mata nya terfokus pada wajah Calvin yg masih terpejam.
Saat tertidur seperti ini pun Calvin masih terlihat tampan.
Wajah nya terlalu sempurna, kapan lagi bisa menikmati hal seperti ini?Calvin mengeratkan pelukannya di tubuh Kila membuat Friskila seperti bantal guling.
"Ahhh yg benar saja." Friskila menggerutu saat Calvin memeluknya sangat erat.
"Vin...."
"Hmmmm."
"Lo meluknya terlalu kuat, gue gak bisa nafas."
Seketika itu juga Calvin membuka kedua mata nya, dan mata mata mereka bertemu.
Friskila jadi salah tingkah di tatap seperti itu oleh Calvin, wajahnya tiba - tiba memerah.
Ahh sialan, mengapa disaat seperti ini sih?!
Calvin menyentuh pipi Friskila.
"Pipi lo merah. Lucu."Wajah nya makin memerah seperti kepiting rebus.
Pelukan di tubuh Friskila semakin mengendur membuat Friskila bernafas lebih leluasa
lalu tanpa berpikir panjang lagi Friskila berusaha beranjak dari posisi itu namun Calvin menahannya membuat Friskila bingung."Disini aja sayang."
"Apaan sih Vin." Friskila pura - pura kesal wajahnya semakin panas karna salting.
Ahhh salah tingkah, mengapa kau selalu hadir di saat yg tidak tepat seperti ini.
"Kamu kenapa sih?"
Calvin Menyentuh pipi Kila lagi."Apa nya yg kenapa?"
"Pipi kamu merah terus dari tad."
"Masa sih?"
Friskila menyentuh pipi nya dan tangannya bersentuhan dengan tangan Calvin yg juga masih berada di pipi nya.Calvin tersenyum melihat reaksi Friskila dia tau apa yg sedang terjadi tapi Calvin berusaha bertingkah seolah - olah dia tak paham bahwa gadis di hadapannya sedang salting.
Calvin menyentuh tangan Friskila dan membawanya ke dalam genggamannya.
"Kamu udah mandi ya sayang?"
Friskila tak menjawab dia masih saja fokus pada mata Calvin.
"Iya aku tau aku ganteng tapi gak usah liatin segitu nya banget." Calvin terkekeh.
"Apaan sih!" Friskila membuang arah wajahnya ke samping agar tak melihat Calvin lagi.
Calvin menarik tubuh Friskila ke dalam pelukannya lalu merebahkan kepala Friskila di lekukan lehernya.
"Fris, maaf ya gara - gara aku kita jadi gak bisa kesekolah hari ini."
Friskila tak merespon dia malah asyik menikmati aroma tubuh Calvin.
"Kok lo wangi - wangi aja sih, padahal belum mandi?" Desis Friskila yg masih bisa di dengar oleh Calvin .
"Kamu suka ya?"
Friskila mengangguk.
"Eh, enggak juga deh.""Mau Cium gak?"
Kalimat tadi sontak membuat Friskila menarik tubuhnya dari pelukan Calvin.
"Mau tampar gak?!"
"Ngeri banget sih sayang." Calvin mengerucutkan bibirnya.
Dering handphone membuyarkan perdebatan mereka.
Baru saja mereka tadi beromantis ria malah berujung pada perbedabatan.Friskila menggeser tubuhnya dari atas tubuh Calvin lalu mengangkat telfon yg sedari tadi berdering.
Calvin berusaha menahan tubuh Friskila namun cewek itu memaksa agar tubuhnya lepas dari Calvin.
"Bentar, Vin."
Dan Calvin pun mengangguk menyetujui.
"Halo."
"Fris, kenapa gak sekolah?"
Ica mengoceh tak jelas di ujung telfon."Lo gak tau ya, kalo gue di skors?"
"Hah?! Omegat... Serius Fris?"
"Iya Ca, cerita nya panjang. udah deh jangan ganggu gue ntar gue ceritain."
"Lama banget sih sayang."
Calvin menggerutu melihat Friskila yg tak kunjung menyelesaikan acara telfonnya."Emang lo mau ngapain makanya nyuruh gue cepat - cepat?"
Friskila menaikkan sebelah alisnya."Udah cepetan. Banyak nanyak iih." Rengek Calvin lagi seperti anak kecil yang sedang merengek meminta permen ke ibunya.
Friskila mematikan ponselnya dan melemparkannya asal di tempat tidur.
"Lo nyebelin banget!" kesal Friskila.
"Jangan ngambek dong." Calvin meraih pergelangan tangan Friskila.
"Gue kan lagi telfonan sama Ica lo malah nyolot ngomong yang aneh - aneh. Entar kalo dia mikir yg macem - macem gimana?!"
"Biar aja. Orang kita udah nikah kok!" Ucapnya tanpa rasa bersalah
"Mata lo soek! enak banget ya ngomong nya!"
"Sayang..."
"Diam ahh!"
Calvin tertawa.
Lalu dia bangkit dari tidurnya dan menatap Friskila."Jangan ngambek dong, gimana kalo sekarang kita masak aja. Kamu belum sarapan kan?"
Friskila terdiam sejenak sebelum akhirnya menyetujui saran Calvin.
"Aaahhh Lucu nya istri ku."
Ucap Calvin sambil mencubit pipi Friskila gemas.Ini konyol tapi jantung Friskila berdetak terus Jangan bilang sekarang dia sudah mulai jatuh cinta pada Calvin?
Tidak. Jangan sampai, Friskila tak menginginkan hal itu terjadi.
*BERSAMBUNG*
KAMU SEDANG MEMBACA
FRI(SKIL)A [COMPLETED]
RomanceTidak semua orang ingin Nikah muda. begitu juga dengan Friskila, dia tak ingin mengorbankan masa depannya demi perjodohan gila yang dibuat oleh orangtuanya. Seberapa keras pun dia menolak namun tetap saja mau tak mau perjodohan itu harus diterimany...