"Ka, gue mau ngomong"
Calvin menarik tangan Arka agar menjauh dari ruangan rawat Ica."Kenapa?"
"Ka, gue mohon sama lo kali ini aja. Pliss."
"Apaan?"
"Lo cabut tuntutan lo ke Karin."
Arka melebarkan matanya hingga kebukaan maksimal
lalu menoyor kepala Calvin."Si begok!"
Calvin mengusap wajah nya, dia tau pasti ujung - ujungnya Arka gak bakalan mau.
"Ka, pliss."
"Lo gila,Vin? Masih waras kan?" dia menyentuh kening Calvin yg segera di tepis cowok itu.
"Ribet banget sih Ka, gue gak tau posisi gue gimana sekarang." Calvin mendesah.
"Lo kenapa sih? Udah ah, gue mau ke PMI dulu. Katanya sih udah ada golongan darah yg cocok buat Ica, mendingan lo istirahat dulu deh Vin. Kayak nya lo kecapean."
Arka pergi meninggalkan Calvin yg hanya menatap nya dari belakang hingga tubuh Arka menghilang di balik pintu.
*****
"Vin"
Deya memanggil Calvin yg sedari tadi sibuk mengutak - atik hp nya, entah apa yg dilihat nya disana tapi dia begitu serius.
"Lo lagi ngapain sih?"
Deya berujar lagi."Dey, gue mau nanya deh sama lo." Calvin menghentikan kegiatan nya dari handphone dan beralih menatap Deya.
Belakangan ini memang Calvin jadi sering ke rumah sakit untuk menjenguk Deya, padahal jelas - jelas ada Frans yg menjaga nya disana. Jangan lupakan bahwa Deya adalah Sepupu Frans.
"Apa?"
"Lo sakit apa sih sebenarnya?"
Deya terdiam, mulutnya mengatup rapat dan seketika wajahnya memucat. Dia menatap Calvin yang juga menatap nya.
"Dey."
"Gu... Gue gak sakit apa - apa kok."
Jawab Deya gugup."Gak sakit apa - apa? Terus kenapa lo belum di izinin pulang sama dokter?"
Lagi - lagi Deya terdiam. Bingung memikirkan jawaban apa yg pantas untuk di lontarkannya.
"Kenapa diam, Pertanyaan gue ada yg salah?"
Deya menelan salivanya berusaha membasahi tenggorokan nya yg kering
Calvin berjalan mendekat ke arah nya."Gue juga nanya ke Dokter, lo sakit apa. Tapi Dokter gak mau ngasih tau."
Calvin berdiri tepat di hadapan Deya dan tubuhnya sedikit menunduk hingga jarak di antara mereka menipis.
Deya jadi salah tingkah sendiri, di tatap sedekat ini oleh Calvin membuat nya sulit bernafas.
"Jangan tempatkan gue di posisi ini, Vin." Desis Deya.
"Kenapa? Gue cuma butuh jawaban, gak sulit kan?"
Deya memalingkan wajah nya lalu mendesah frustasi.
"Gue gak sakit apa - apa."
Deya mendorong bahu Calvin agar Cowok itu menjauh dari nya. Namun Calvin menahan tangan Deya dan memegangnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRI(SKIL)A [COMPLETED]
RomansaTidak semua orang ingin Nikah muda. begitu juga dengan Friskila, dia tak ingin mengorbankan masa depannya demi perjodohan gila yang dibuat oleh orangtuanya. Seberapa keras pun dia menolak namun tetap saja mau tak mau perjodohan itu harus diterimany...