Why(?)- One

1M 38.1K 5.1K
                                    

"Terkadang orang yang kita sayangi adalah orang yang paling berpotensi menyakiti kita."

-----------

"Dari sekian banyak cewek di dunia ini, kenapa harus Ratna yang jadi selingkuhan lo Ven? Apa selingkuh aja belum cukup buat nyakitin hati gue? Apa lo belum puas?"

"Justru seharusnya gue yang tanya, apa sekarang lo udah sadar? Gue nggak pernah cinta sama lo. Selama ini lo itu cuma mainan yang sukses menghibur gue dan sekarang gue udah bosen. Jadi mending kita udahan. "

"Lo brengsek Ven."

"Bagus,akhirnya lo sadar. "

----

Pagi ini hampir seluruh murid mengerubungi papan pengumuman yang berada di ujung koridor. Sebagian murid rela berdesak-desakan hanya untuk melihat dimana kelas mereka berada.

Gladys adalah salah satu dari sekian murid yang rela berhimpitan hanya untuk mencari satu nama di papan pengumuman itu.

Bukan namanya sendiri yang dia cari, gadis ini justru sibuk mencari nama seorang siswa. Berulang kali ia mencari nama itu dengan teliti pada tetapi tetap saja Gladys tidak berhasil menemukan nama yang ia cari diurutan kelas dua belas.

Gladys menggigit bibir bawahnya, mulai takut jika gosip itu benar adanya. Ia sempat mendengar kabar bahwa orang yang dicarinya tinggal kelas tahun ini. 

Dengan ragu Gladys meneliti nama di daftar kelas 11. Matanya terbelalak kaget saat melihat nama yang di carinya sejak tadi tertulis di sana.

Given Pratama [11 IPA 1]

Mendadak perasaannya berubah kacau. Given benar-benar tinggal kelas, padahal dia berharap setidaknya satu tahun terakhir SMA ini, dia bisa satu kelas lagi dengan lelaki itu.

Gladys tersenyum miris sebelum akhirnya memilih segera pergi dari tempat ini karena nafasnya mulai sesak saat para murid mulai berdesakkan tak sabar. Tubuh Gladys yang tergolong mungil membuatnya terpontang-panting dan terbentur tubuh beberapa murid yang berebutan melihat papan pengumuman.

Mendadak sebuah tangan menariknya keluar dari kerumunan murid. Tubuh Gladys mematung saat melihat siapa pemilik tangan itu.

Cowok jangkung dengan ujung seragam di biarkan keluar, dasi yang di longgarkan, tindikan di telinga, dan wajah pongah dengan mulut asik mengunyah permen karet.

"Udah tahu cebol, masih juga sok ikutan lihat papan pengumuman," Ucap Given dengan nada sinis.

Bukannya sakit hati, Gladys justru merasa bahagia. Sudah cukup lama mereka tidak saling menyapa satu sama lain,seperti orang asing yang tidak saling mengenal padahal dulu hubungan keduanya jauh dari kata asing.

Semua ini bukan keinginan Gladys, sejujurnya gadis itu selalu berharap bisa kembali dekat dengan Given seperti dulu jauh sebelum hubungan keduanya retak dan hancur. Tetapi kenyataannya Given memilih menjauh, melihat wajah Gladys saja dia enggan.

Given bertindak seperti ia tidak pernah peduli.Seolah kenangan yang lalu hanyalah sebuah ilusi Gladys, padahal kebersamaan mereka nyata adanya.

Gladys memaksakan seulas senyum menyembunyikan hatinya yang terasa sesak melihat tatapan Given yang menyorot dingin padanya. Padahal dulu kedua mata itu selalu menyorot lembut dan penuh kasih sayang.

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang