Forty One

166K 13.4K 5.6K
                                    

"Kalau memang kamu adalah takdirku. Bolehkan aku berharap suatu saat kita akan dipertemukan kembali, dalam kondisi dimana hanya ada aku dan kamu tanpa dia masa lalumu? "

#Tonton Videonya ya biar nyess

-------

"Tumben sendirian biasanya ada tuyul dibelakang lo? " tanya Velly heran karena pagi ini Gladys masuk kedalam kelas seorang diri. Terlebih ia menyadari ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

Mata yang sedikit bengkak dan tatapan sayu Gladys memang tidak terlalu terlihat tetapi sebagai orang yang sudah mengenalnya pasti dapat langsung menyadarinya.

Gladys mendudukkan diri dibangku masih dengan bibir terkatup rapat tidak berniat menjawab pertanyaan Velly. Sejak tadi pagi memang perasaannya sedang kacau dan gelisah.

Memang benar awalnya Gladys yang meminta agar menjalani break untuk sementara waktu, tapi tak disangka Given sama sekali tidak membantah apalagi menghubunginya.
Padahal Gladys berharap Given akan mengirimnya pesan pagi ini dan memaksanya untuk tidak putus hubungan.Kenyataannya tidak ada tanda-tanda Given menyesal dan merasa kehilangan seperti yang ia rasakan.

Gladys mulai bertanya-tanya apakah memang selama ini memang hanya dirinya yang berjuang mempertahankan hubungan ini?

Padahal belum ada genap sehari Gladys memutuskan untuk tidak berhubungan dengan Given, tapi harinya terasa sangat sepi. Seperti ada yang menghilang dan menimbulkan kehampaan dihatinya.

Biasanya setiap pagi selalu ada yang datang menghampirinya dirumah, hanya sekedar untuk sarapan dan berangkat kesekolah bersama. Tapi pagi ini ia kehilangan segalanya.
Tidak ada lagi sapaan lembut Given yang muncul didepan pintu rumahnya. Tidak ada lagi lelucon yang selalu membuat paginya lebih berwarna.

Gladys memejamkan mata berulang kali menarik nafas panjang dan meyakinkan diri bahwa ia mampu menjalani hari demi hari meski mungkin tidak akan ada lagi penghangat hati yang biasanya selalu ada disisinya. Perpisahan untuk kedua kalinya tetap saja tidak membuat Gladys terbiasa.

Kata siapa hati dapat terlatih setelah merasakan kepiluan bertubi-tubi? Kenyataannya hati masih saja merasakan kesesakan yang sulit untuk disembuhkan.

Untuk kedua kalinya Gladys harus rela ditinggalkan seorang diri. Hatinya harus siap menerima apapun keputusan Given antara tetap tinggal atau pergi. Seandainya boleh Gladys ingin menahan Given untuk memilih tetap tinggal disisinya, tapi cinta tidak boleh dipaksakan. Jika pada akhirnya dia lebih bahagia bersama orang lain, yang dapat Gladys lakukan hanyalah merelakan.

Entah untuk kesekian kalinya Gladys menghela nafas lelah membuat Velly diam-diam memperhatikan itu.

"Kalau dilihat dari muka suram lo, kayaknya gue tahu nih. " Velly menggeser bangkunya mendekat pada Gladys. "Berantem ya? "

Gladys menidurkan pipi dimeja dengan tatapan menerawang. "Vel, kalau tiba-tiba Dicky ngajakin lo pacaran, terima nggak? "

Kedua mata Velly langsung terbuka lebar mendengar nama itu. Dicky bukan cowok sembarangan, nama itu sempat menempati kekosongan hatinya sebelum Joni kekasihnya sekarang.

"Ngajakin tubir lo bawa nama Dicky segala? " bisik Velly dengan suara pelan karena takut membangunkan macan tidur yang duduk dikursi pojok kelas. "Joni denger bisa mampus gue! "

"Dia lagi tidur jadi nggak mungkin denger kecuali dia punya pendengaran super. "

Velly menepuk pelan kening Gladys. "Enak banget lo ngomong. Kalau sampai dia denger bakalan gue yang repot! "

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang