Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]

Why(?)-Sixteen

"Cinta itu apa? Cinta adalah kondisi dimana kamu rela melepaskan orang yang berarti untukmu karena kamu sadar cintamu tidak akan pernah membahagiakannya."

-Given Pratama-

------

Setelah tiga bulan lamanya perjuangan osis akhirnya hari pentas seni datang juga. Banyak murid dari sekolah lain berhamburan datang untuk menikmati acara ini. Bukan hanya penampilan seni saja yang menghibur acara ini, ada juga stan permainan dan berbagai macam makanan menyerupai kuliner.

Ada beberapa kelas yang memilih membuka stan dari pada tampil di atas panggung. Termasuk kelas 12 IPA 1. Kelas itu berhasil menarik perhatian para pengunjung terutama kaum adam. Licik memang membuka cafe dengan pelayan cantik dan imut berpakaian cosplay jepang.

Gladys ingin pulang saja saat ini, dia tidak menyangka harus menggunakan baju norak seperti ini. Karena terlalu sibuk urusan osis, dia hanya tau bahwa kelasnya akan membuka stan makanan dan dia menjadi salah satu pelayannya. Jika memang seperti itu sih tidak masalah bagi Gladys tetapi kenyataannya dia harus berdandan norak dan memaksakan seulas senyum setiap kali ada pelanggan yang menggombali dirinya.

"Gini sih mending gue nggak masuk aja." gerutu Gladys pada Velly yang sibuk merapikan tumpukan uang di laci.

"Lo pikir gue juga betah dandan beginian? Malu banget kampret."

"Ide siapa sih?"

"Ikan koi."

"Koijo? Pantes kok jepang banget."

Koijo Akira adalah salah satu siswa blasteran jepang-indonesia. Tolong jangan bayangkan dia ganteng dan imut seperti cowok jepang biasanya. Dia itu seperti produk....fail.
Bukannya melecehkan tapi memang begitu adanya. Tubuh tinggi kurus dengan rambut agak acak-acakan, kacamata bingkai tebal menambah kesan cupu di wajahnya. Bukan hanya itu, dia itu mesum sekali. Pernah saat pelajaran berlangsung tiba-tiba terdengar suara desahan cewek dari ponsel Koijo yang lupa di silent. Gila apa ya? Bunyi telfon masuk kok ikeh-ikeh gitu?

"Dan bodohnya Ivan setuju, makin benci gue sama cowok lo."

Gladys menghembuskan nafas kasar, "Tolong jangan sebut dia cowok gue."

"Yaelah baperan, maunya siapa?"

"Nggak mau siapa-siapa."

"Yakin? Nanti dia di ambil orang tetep aja lo mewek."

"Eh Vel, gue udah nggak perduli lagi mau Given di ambil cewek lain atau nyebur got. Terserah."