"Hubungan itu seperti benteng didalam permainan catur. Maju atau mundur. Maju berarti berjuang dan mundur berarti menyerah. "
--------
"Henry Calston."
Nama itu berhasil membuat Given Pratama badboy sekolah yang terkenal bandel dan jago tawuran mengatupkan bibir rapat. Bagaimana bisa dunia sesempit itu?
"Kenapa kalian kelihatan kaget?" Bonita mengerutkan kening bingung melihat ekspresi kedua anak kandungnya.
Given menggaruk tengkuk lehernya salah tingkah. "Dia--"
"Putrinya om Henry, pacar Given. " jawab Raisa dengan polosnya tanpa mempedulikan tatapan protes lelaki yang duduk disampingnya.
Kedua mata Bonita terbelalak kaget. "Kamu punya pacar? "
"Gladys Alfeira? " tanya Doni tanpa bisa menyembunyikan keterkejutannya mengetahui kenyataan itu.
"Papa kenal Gladys juga? " Raisa menggelengkan kepala masih tidak percaya.
Doni mengangguk sekilas. "Papa kenal dia dari dulu sewaktu masih duduk dibangku SMA. Dulu dia bandel dan temen-temennya preman semua."
Mendengar itu tanpa sadar Given meringis,ia bisa membayangkan bagaimana Henry saat masih muda dulu. Tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri, bahkan mungkin lebih parah.
"Kita mulai temenan setelah lulus SMA. Papa satu kuliah sama dia, dan disitu kita mulai akrab. Henry mulai berubah sejak bertemu Sonya istrinya," Doni terkekeh dengan tatapan menerawang. "Beda sama papa yang memang dapet warisan dari orangtua, Henry memulai usahanya dari nol dan waktu itu papa yang kasih dia modal untuk usaha. Nggak nyangka sekarang dia sesukses ini. Mungkin sekarang dia ajak papa usaha bareng karena mau balas budi."
Untuk kesekian kalinya Given kembali dibuat kagum dengan pria bernama Henry Calston. Sebagai anak bandel Given tahu bagaimana susahnya berhenti melakukan kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Bahkan hingga saat ini Given masih sulit menghilangkan kebiasaan merokok jika dalam keadaan tertekan atau banyak pikiran.
Henry mampu merubah kebiasaan buruk itu. Mengubah jalan hidupnya demi masa depan orang yang ia sayangi. Hal itu menjadi inspirasi tersendiri bagi Given. Ia ingin bisa berubah menjadi lebih baik untuk keluarganya dan orang yang dicintainya, Gladys Alfeira.
"Apa alasan papa keindonesia hanya karena tawaran pekerjaan om Henry?" Given memberanikan diri mendongak menatap pria dihadapannya.
Doni terdiam sejenak sebelum akhirnya seulas senyum terukir dibibirnya. "Bisa tinggalin papa berdua sama Given sebentar? "
"Ehm, ayo Sa. " Bonita menarik tangan Raisa menjauh dari ruangan itu.
"Ma, kalau ribut lagi gimana? " tanya Raisa melirik khawatir kearah ruang tamu.
"Udah waktunya mereka selesain masalah ini." Bonita membelai puncak kepala Raisa. "Semoga setelah ini keluarga kita bisa kembali harmonis seperti dulu."
Walaupun masih ragu tak urung Raisa menganggukkan kepala,mengikuti Bonita naik kelantai atas menuju kamarnya.
Doni menarik nafas dalam menghembuskannya perlahan. "Apa menurut kamu semua yang papa lakuin ini hanya karena bisnis? "
"Bukannya papa yang buat aku jadi berpikir begitu?" Given melengos mengalihkan tatapan kesamping berusaha menyembunyikan kekecewaan yang ia pendam selama ini.
"Benar, papa yang salah. " Doni bangkit berdiri dengan santai mendudukkan diri disamping Given. "Papa yang salah karena lebih sibuk bekerja dari pada mikirin anak papa sendiri. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]
Teen Fiction‼️SERIES WHY SUDAH TAYANG DI APP VIDIO ‼️ [PART MASIH LENGKAP] Kisah ini bukan tentang aku dan kamu yang dipersatukan dalam sebuah ikatan bernama "Cinta" Tetapi bagaimana dua insan belajar untuk saling melepas, merelakan,menjauh,dan pergi. Kisah ini...