"Ajari aku cara tersenyum. Agar tidak ada yang tau seberapa sakit yang aku rasakan sekarang."
-Gladys Alfeira-
------------------
"Bangke, nyokap lo bilang gitu? Yaelah tan sekarang udah 2017 masih aje jodoh-jodohin. Kayak gadis keraton aja lo." Velly menusuk bakso dengan gemas,
"Rasanya gue pengen panggil doraemon minta mesin waktu, terus gue timpuk cowok yang bikin nyokap lo trauma.""Ada yang lebih nge-betein, siapa coba yang ngambil foto gue sama Given? Yakin dia murid sini juga."
"Eh tapi lo lagi ngapain sih? Kok fotonya kayak..ehm..gitu.." Velly mengerling jahil."Sumpah dia cuma godain gue, nggak terjadi apa-apa kok."
"Yakin?"
"Yaelah Vel, lo tau sendiri Given gimana? Tapi nyokap nggak pernah tau itu."
"Sorry nggak sopan, tapi menurut gue nyokap lo kayak di pelet deh sama Ivan. Lo ngerasa nggak sih?"
"Ck, lo nggak lihat gimana Ivan di depan nyokap. Drama banget, jijik gue kalau harus pacaran atau bahkan tunangan sama dia. Mending gue gamon selamanya."
"Weits, awas ucapan itu doa. Gamon setahun aja mewek terus." Velly tertawa mengejek.
"Lo nyebelin ya? Kalo ngomong suka bener."
"Iyalah, gue gi-"
"Hai yang." Joni tersenyum riang dengan santai duduk di samping Velly.
Gladys berpura-pura fokus dengan baksonya tanpa melirik Ivan yang menarik kursi dan duduk di sampingnya.
"Makan Glad?"
Iyalah, punya mata nggak?
"Menurut lo?"
Ivan tersenyum tidak tersinggung sama sekali dengan kejutekan Gladys.
"Makan yang banyak, biar agak berisi." Ivan mengacak lembut puncak kepala Gladys.
Ingin sekali Gladys menggigit tangan Ivan yang berani-beraninya mengacak rambutnya saat Given dan teman-temannya baru saja melewati mejanya.
"Bisa nggak sih lo nggak berantakin rambut gue?" Gladys menggertakkan giginya menahan emosi.
"Nggak bisa, kan aku calon pacar eh apa tunangan ya? Hehe."
Fak.
Ivan sengaja mengeraskan nada suaranya hingga membuat beberapa murid di kantin menoleh kearah mereka. Termasuk Given yang langsung berhenti tertawa mendengar lelucon Lilo.
"Lo tau anjing nggak Van? Itu elo!" Gladys bangkit berdiri melangkah cepat meninggalkan kantin.
Velly ikut bangkit berdiri hendak menyusul Gladys, namun sebuah tangan menahannya, "Mau kemana sayang?"
"Kemana aja asal nggak ketemu Mr. Drama." Velly menatap remeh Ivan sebelum akhirnya keluar kantin.
Bukannya tersinggung, Ivan justru tertawa renyah menanggapi makian Gladys dan Velly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]
Teen Fiction‼️SERIES WHY SUDAH TAYANG DI APP VIDIO ‼️ [PART MASIH LENGKAP] Kisah ini bukan tentang aku dan kamu yang dipersatukan dalam sebuah ikatan bernama "Cinta" Tetapi bagaimana dua insan belajar untuk saling melepas, merelakan,menjauh,dan pergi. Kisah ini...