Forty Two

233K 15.7K 1.4K
                                    

"Dia yang tiba-tiba singgah didalam hidupmu dapat pergi kapan saja ia mau. Meninggalkan jejak lama yang mungkin tidak akan dapat ditemukan lagi bersama orang lain. Yang tertinggal hanyalah kesadaran bahwa dia tidak akan pernah kembali. "

----------------

"Najis, sok ganteng lo! " Armand memukul keras punggung Given yang sedang tertawa terbahak-bahak.

"Nyesel gue dengerin serius," Hans menghela nafas panjang.

Lilo tersenyum prihatin. "Gue kasihan sama lo,  karena terlalu sering mengalami kepahitan hidup akhirnya kejadian bener kan apa yang selama ini gue takutin? Otak lo jadi licin,Ven. Selnya mati semua. "

"Harusnya gue yang tanya kenapa beberapa hari ini lo bertiga serius bener? " Given tertawa terbahak-bahak. "Slow man, jangan dibawa tegang. Santai aja, sesuai kata Om Henry kita harus melakukan semuanya dengan perlahan tapi pasti."

"Tapi Om Henry enggak tahu perubahan sikap Ivan dan kedekatan cowok itu sama Liana. Kita nggak bisa sepenuhnya menjamin Gladys aman dan Liana dalam bahaya. Bisa jadi semua jebakan. Kalau terlalu konsen jaga Gladys, ternyata Liana korbannya bisa gawat. " kata Hans yang langsung mendapat tatapan menggoda dari Lilo dan Armand

"Aduh, abangku barusan ganteng banget. " Lilo tersenyum malu dengan genit menggeliat dilengan Hans diikuti Armand disisi lainnya.

"Cie, Hans perhatian. Sama Gladys atau sama Liana?" Armand melirik sekilas pada Given yang memilih diam memperhatikan ulahnya. "Sepertinya ada bau-bau hati yang terbakar cemburu."

Given menggertakkan gigi menahan umpatan karena sadar ucapan Armand barusan memang ditujukan padanya.

"Jadinya yang mana bang? Ayo dipilih jangan labil." ucap Lilo dijawab anggukan setuju oleh Armand.

Armand berdeham sejenak, tangan kanannya diacungkan tepat didepan bibir. "Tegaskanlah padaku dan katakan padaku.Sebelum kau hancurkanku.Pilihlah yang kau mau
Tak mengapa, bila memang tak bisa
Miliki dirimu hari ini~🎼"

"Katakanlah padaku pilih dia atau aku
Agar bisa kulanjutkan hidup tanpa
dirimu, tak mengapa, bila memang tak
bisa miliki dirimu hari ini~🎼" sambung Lilo melanjutkan lirik lagu.

Given memutar bola matanya malas melihat Armand dan Lilo mulai asik dengan dunianya sendiri seperti biasa.

"Jadi, apa rencana kita selanjutnya? Mau sampai kapan bersembunyi dibalik layar dan biarin Ivan memainkan peran besar sendirian?" tanya Hans mengubah topik kembali serius membuat Armand dan Lilo jadi terdiam dan mendengarkan dengan patuh.

"Bukannya justru bagus kalau Ivan merasa jadi peran utama yang bebas melakukan apapun? Karena dengan begitu kita buat dia mikir kalau kita gagal tebak apa yang sebenernya dia rencanain. " jawab Given.

"Gimana kalau dibalik? Ivan tahu kita sengaja membiarkan dia melakukan apapun dan disaat kita lengah, " Lilo menatap serius ketiga temannya. "Semuanya terlambat untuk diselamatkan. "

Ucapan Lilo membuat Armand, Hans, dan Given meneguk ludah tanpa sadar. Kemungkinan itu cukup besar terjadi,nelihat bagaimana niat Ivan merubah sikap sedemikian rupa hingga terlihat berbeda. Semua itu membuktikan keniatan Ivan untuk mengecoh lawannya.

Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang