"Hai bagaimana kabarmu? Kabarku tidak baik-baik saja di sini tanpamu."
-Gladys Alfeira-
--------
"Konsen Glad! Aargh!" Gladys membanting buku biologinya geram. Membayangkan senyuman Given sore tadi membuatnya terus kepikiran. Bahkan dia lebih banyak melamun saat menonton bersama Ivan tadi.
"Ganjen banget jadi cowok!"
"Siapa yang ganjen?"
Gladys tersentak saat melihat sosok itu berdiri di depan pintu kamar dengan senyum di bibirnya.
"Papa!" Gladys langsung berlari kedalam pelukan Henry, "Papa lama banget nggak pulang sih? Gladys kangen."
Henry terkekeh geli melihat sikap manja putrinya, "Maaf ya? Papa lagi sibuk banget jadi telat pulang."
Henry memang sibuk mengurus perusahaannya di bandung membuatnya terpaksa menginap selama beberapa minggu dan baru bisa balik malam ini ke jakarta. Dibandingkan dengan Sonya, Gladys memang jauh lebih dekat dengan Henry. Setidaknya Henry mau mengerti perasaan putrinya dan tidak memaksakan kehendak.
"Tadi siapa yang nyebelin? Given ya?"
Mendengar nama itu Gladys langsung melepas pelukan Henry dan menatapnya sebal, "Kok sampe Given?"
Henry tertawa renyah mengajak Gladys duduk di tepi ranjang, "Siapa lagi sih cowok yang bisa bikin putri kesayangan papa galau?"
Berbeda dengan Sonya, Henry sangat menyukai Given sebagai pacar Gladys. Sebagai sesama cowok Henry tau bahwa Given sayangat menyayangi putrinya begitu juga sebaliknya.
"Papa nggak tau? Aku udah jadian sama Ivan."
"Di paksa mama ya?"
Gladys hanya diam dengan wajah kembali murung. Seandainya saja Sonya seperti Henry, mungkin saat ini dia sedang tertawa bahagia bersama Given. Menyadari perasaan putrinya, Henry mengulurkan tangannya kembali memeluk Gladys.
"Jangan benci mama kamu ya? dia cuma trauma sama masa lalunya."
"Tapi Pa, Given nggak gitu kok. Mama aja yang asal ngejudge Given."
Henry membelai lembut rambut Gladys, "Papa tau Given memang nggak seburuk yang di pikirin mama kamu. Mungkin mamamu butuh waktu?"
"Waktu sampai kapan sih? Keburu Gladys di tunangin sama Ivan."
Henry tersentak kaget, melepaskan pelukannya dan menatap heran Gladys, "Maksud kamu apa?"
"Papa belum denger? Mama bakal tunangin aku sama Ivan."
"Mama kamu bilang gitu?" Gladys mengangguk membenarkan membuat Henry menggeleng tak percaya.
"Mama kamu boleh suruh kamu pacaran sama Ivan, tapi kalau sampai tunangan papa nggak akan setuju."
Ucapan Henry barusan terdengar sangat indah di telinga Gladys, "Serius Pa?"
Henry mengangguk tegas, "Mamamu boleh ngatur kamu pacaran dengan siapa, tapi kalau sampai mengatur pertunangan kamu, papa nggak akan setuju. Itu hak kamu untuk memilih pasangan ke jenjang yang lebih serius. Kamu udah besar, semua itu hak kamu."
Demi apa? Gladys sayang banget sama papanya ini. Gladys mengulurkan tangannya kembali memeluk erat Henry, "Gladys sayang Papa!"
"Halah kayak gini aja baru di sayang, senengkan kamu boleh milih pasangan? balikan sana sama Given."
"Ck, Given udah punya cewek baru." nada suara Gladys kembali sinis.
"Kok bisa?"
"Bisalah, dia kan ganjen Pa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]
Ficção Adolescente‼️SERIES WHY SUDAH TAYANG DI APP VIDIO ‼️ [PART MASIH LENGKAP] Kisah ini bukan tentang aku dan kamu yang dipersatukan dalam sebuah ikatan bernama "Cinta" Tetapi bagaimana dua insan belajar untuk saling melepas, merelakan,menjauh,dan pergi. Kisah ini...