"Jangan terlalu mengikat orang yang kamu cintai, biarkan dia berteman dan dekat dengan siapapun. Jika dia memang takdirmu pasti dia akan kembali tanpa perlu dikejar."
-Gladys Alfeira----------
"Mau bilang sayang tapi takut salah, bilang tidak ya.. bilang tidak ya~🎼"
"Lihat aku disini, bertahan walau kau selalu menyakiti~🎼"
Given menghela nafas merasa bodoh karena sempat merasa bersalah dan rindu berkumpul dengan dua makhluk dihadapannya ini. Lilo dan Armand masih asyik menyanyi gila disampingnya sedangkan Hans sedang sibuk merogoh kantung celana mengambil pematik untuk menyalakan rokok.
"Mau? " tawar Hans menyodorkan sekotak rokok pada Given. "Udah lama gue nggak lihat lo nyebat. "
Given tersenyum kalem, tangannya terulur menjauhkan kotak rokok ditangan Hans. "Gue nggak nyebat lagi, soalnya Gladys kelihatan nggak betah kalau gue bau rokok. "
"Waduh, babang Given bikin adek meleleh lho. " Armand mengerling genit. "Mentang-mentang backsound-nya udah bukan mama papa larang!"
"Kalau backsound lo masih sama ya?" Lilo berdeham sejenak kemudian bernyanyi. "Jones.jones nasib jadi jomblo ngenes, tiap malam minggu berharap turun hujan~🎼"
Armand mengumpat kasar dengan gemas menjitak keras kepala Lilo. "Jones teriak jones! "
Entah untuk keberapakalinya Given menghela nafas lelah melihat tingkah dua orang yang duduk disampingnya, untung saja saat ini mereka sedang berada dihalaman rumahnya jadi ia tidak perlu terlalu malu duduk bersama Armand dan Lilo.
Given agak melirik menyadari sejak tadi Hans lebih banyak diam melamun sesekali menghisap puntung rokok ditangan kanannya.
"Kenapa lo? " tanya Given membuat Hans tersentak dari lamunan.
"Nggak papa. " kata Hans setelah berhasil menguasai ekspresi.
"Lo memang brengsek tapi gue tahu lo nggak jago bohong," Given menepuk akrab pundak Hans. "Lagi ada masalah? "
Hans mematikan rokoknya yang masih separuh kedalam asbak,setelah itu barulah ia memutar posisi duduk berhadapan dengan Given. Tatapannya berubah serius.
"Sebenernya gue udah mau kasih tahu lo tentang ini sejak beberapa hari yang lalu," Hans membasahi bibir bawah. "Gue takut lo gegabah karena emosi. "
Armand dan Lilo langsung diam menyadari atmosfir sudah berubah menegang. Sudah waktunya mereka berbicara serius.
"Bicara apa? Kenapa gue harus emosi? " tanya Given bingung menanggapi ekspresi serius Hans.
Hans diam sejenak memikirkan rangkaian kata yang paling tepat agar tidak memancing emosi Given. "Beberapa hari yang lalu gue lihat Liana pulang bareng cowok, dan kemarin lagi-lagi dia berangkat kesekolah naik mobil yang sama. "
Given menaikkan alis tinggi. "Ya terus kenapa? Bagus dong kalau Liana cepet dapet pacar, jadi ada yang jagain dia. "
"Yakin nggak cemburu? " goda Lilo. "Gue tahu kalian sempet ada ehem dulu sebelum kenal Gladys. Lo sendiri yang cerita kalau kalian pernah menjalin hubungan seru. "
"Lebih sweet dari temen dan lebih hot dari pacar," kata Armand sengaja mengompori suasana.
"Terus memangnya kenapa? " Given mengedikkan bahu santai. "Setiap orang pasti punya masa lalu, dan tiap orang juga punya masa depan. Sekarang masa depan gue itu jelas bukan Liana karena dia bagian dari masa lalu dan udah gue anggep adek sendiri. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ? [ SUDAH DISERIESKAN]
Fiksi Remaja‼️SERIES WHY SUDAH TAYANG DI APP VIDIO ‼️ [PART MASIH LENGKAP] Kisah ini bukan tentang aku dan kamu yang dipersatukan dalam sebuah ikatan bernama "Cinta" Tetapi bagaimana dua insan belajar untuk saling melepas, merelakan,menjauh,dan pergi. Kisah ini...