Joshua mematung saat Lisa mengucapkan kata itu.
Lalu dengan cepat ia tersadar dan berlalu menatap Lisa.
"Apa yang lo suka dari adik gue? "
"Banyak. Salah satunya, sikapnya yang peduli. "Balas Lisa.
Joshua menatap langit malam begitupun dengan Lisa.
"Tapi gue tau. Gue gak bakal dapetin hatinya. Gue nyadar selama ini Mingyu anggap gue sebagai sahabatnya gak lebih. Gue juga sadar, bukan gue cewek yang disuka Mingyu. "
Joshua menghela nafasnya panjang. Lalu memejamkan matanya.
"Lo tau sifat adik gue lebih dari gue. Gue gak nyangka lo bisa suka sama dia, Sa. Saran gue, jangan terlalu banyak berharap. Gue gak mau lo sakit nantinya, gue gak mau lo terus nangis atas nama adik gue. Gue wakilin Mingyu, gue minta maaf sama lo. Sorry, karena gak kepekaan Mingyu terhadap lo. "
Jujur, Joshua merasa menyesal. Entah apa yang membuatnya menjadi seperti ini. Tetapi dia berpikir jika adik nya sudah membuat perasaan seorang wanita tersakiti. Dan Joshua benci itu.
Sekelebat bayangan masa lalu yang menyakitkan kembali terulang. Saat dimana dirinya dengan sang mantan kekasih bertengkar.
"Apa yang harus lo sesalin, bang? Gak. Lo gak salah, Mingyu juga gak salah. Gue yang salah. Seharusnya emang dari dulu gue gak pernah ngerasain perasaan seperti ini. Gue yang salah, gue nyadar. "
Air mata Lisa turun begitu saja membasahi kedua pipi tirusnya. Joshua menoleh, mendapatkan Lisa yang kini sedang menangis dalam diam. Ingin dia memeluk Lisa namun tubuhnya berkata sebaliknya. Adiknya menangis, dan dia harus menenangkannya.
Joshua menarik tubuh Lisa untuk mendekat. Didekapnya tubuh mungil itu dan mengusapnya lembut.
"Maaf. "
Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE :kmg
Random"jadi gebetan lo dia? " "iya. Kenapa bang? " "eh? engga.. enggaa"