40. [Believe]

64 8 0
                                    

Langit malam begitu gelap, hujan mengguyur ibu kota sejak satu jam yang lalu. Di depan minimarket, tepatnya di teras toko serba ada tersebut, berdiri seorang gadis berambut coklat gelap panjang dengan poni lurus coklat gelap tengah menatap hujan deras dihadapannya. Tangannya ia gosokkan berkali-kali lalu ditempelkan di kedua sisi pipinya, menjalarkan kehangatan tersendiri.

Tak berselang beberapa detik sebuah Mobil sedan bewarna merah mencolok berhenti tepat dihadapan gadis itu. Sang pemilik keluar dengan cepat lalu meneduh disamping gadis itu.

"Jen, ayok masuk. Gak akan berhenti INI hujan dalam semenit. Percaya, deh."

Jennie -gadis itu- menatap lamat lelaki ber-hoodie abu-abu sebelum akhirnya mengangguk.

Rowoon segera menarik tangan gadis itu dan menuntunnya kedalam mobil.

--

Sudah dua hari ini, Mingyu merasa seperti dijauhi oleh tiga orang yang disayangnya. Pertama Joshua, semenjak pemuda itu meminta kakak kandungnya sendiri untuk membantunya menembak Jennie, Joshua malah menjauh perlahan dan disibukkan dengan tugas praktek di kampus.

Kedua Lisa, gadis itu juga perlahan menjauh karena permintaan yang sama. Bahkan disekolah, gadis itu seperti menyibukkan diri oleh ponselnya.

Dan terakhir, gadis yang selama ini ia incar. Jennie. Mungkin, karena sebentar lagi ujian sekolah, gadis itu menjadi sibuk akan persiapan kelulusannya.

Bukan curiga, hanya saja entah kenapa ketiga orang itu menjauh diwaktu yang bersamaan. Mingyu tidak sedang berulang tahun atau semacamnya, jadi tidak seharusnya lelaki itu di kerjain seenak jidat. Hanya karena itu kepala lelaki itu menjadi penat.

"Kak--"

"Jennie? Udaj pulang, tuh."

Mingyu mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Hari ini lelaki itu mencoba datang kekelas Jennie. Tapi hasilnya, nihil.

Teman sekelasnya bilang, Jennie sudah pulang lebih awal.

Mingyu menendang-nendang udara disekitarnya. Seperti tidak ada tujuan, lelaki itu termangun di atas motor sportnya.

"Mingyu?"

Mingyu tersadar, buru-buru ia memalingkan wajahnya dan menatap lelaki berwajah cantik namun manly dihadapannya.

Rowoon, tersenyum lalu menghampiri Mingyu yang berada dua meter di hadapannya.

Jika dilihat, senyum Rowoon begitu tulus. Tapi Mingyu tidak dapat menyimpulkan apa-apa di balik senyum cowok berparas cantik itu.

"Iya, Kak? Mau pukul Gue lagi? Ampun, Kak. Kali ini Gue gak nyakitin Kak Jennie, kok." Mingyu berucap dengan nada ketakutan. Rowoon terkekeh kecil, kedua tanganny ia masukkan kedalam saku celana abu-abunya.

"Maafin Gue, ya."

Mingyu terdiam.

"Sorry kasar ke lo. Maaf banget udah mukul lo waktu itu dan sok kasih peringatan alay ke lo tentang Jennie. Well, sebenernya Gue cuma--"

"Takut kehilangan Kak Jennie? Iya Gue tau, Gue maafin lo, Kak. Wajar kayak gitu karena Gue bisa rasain apa yang lo rasain. " Mingyu ikut tersenyum.

"Gue titip Jennie ke lo. Jangan sakitin dia lagi." Ucap Rowoon sambil memegang kedua pundak Mingyu.

"Percaya gue, Kak."


Oke, rowoon udah relain cewek yang dia sayang ke mingyu. Itu artinya bentar lagi end. Eheheh. Tinggal liat gimana reaksi Joshua selanjutnya.....

LINE :kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang