27. [Patah Hati]

73 10 0
                                    

Hujan terus mengguyur jalanan. Beruntung Mingyu dan Lisa sudah sampai dirumah masing-masing.

Dan hal yang membuat Mingyu terkejut adalah jika dirinya lupa memberitahu Jennie bahwa ia tak jadi bertemu.

Pria tinggi itu segera meronggoh saku almamater nya. Menatap layar ponselnya lalu menelpon Jennie lewat Line.

Meski dia tau jika usahanya akan sia-sia. Dan benar. Jennie tidak mengangkat. Pikirannya saat ini tidak karuan. Ia ingin kembali kesekolah sekarang juga. Tidak peduli teriakan ibunya yang melarangnya pergi.

Mingyu kembali mengambil helmnya, lalu menaiki motor ninjanya.

--

Tubuh Jennie sudah basah karena air dirinya terlihat kedinginan.

Seseorang datang saat itu juga. Namun rasanya, Jennie tak dapat melihat orang itu karena posisi gadis itu yang memunggunginya.

Orang itu menghela napas. Dia membawa payung putih transparan dan diletakan diatas kepalanya. Hujan memang sangat besar.

Orang itu berhenti tepat sepuluh langkah lagi dari tempat Jennie. Cukup jauh memang.

"Masih nunggu? "Suara orang itu membuat Jennie membalikkan dirinya. Jennie mengerut namun setelahnya tersenyum. Suara orang itu tidak terlalu jelas karena suara hujan yang mengalahkannya.

"Rowoon??! Lo ada disini?!" Ucap Jennie sedikit berteriak guna Rowoon -Orang itu- mendengarnya.

Rowoon menghampiri Jennie dan berhenti setelah lima langkah maju. Dilihatnya Jennie yang kedingan dengan pakaian yang basah kuyup tersenyum kearahnya.

Rowoon masih ingat saat dulu, saat dimana Jennie menunggunya di Taman hingga hujan turun.

"Balik Jen. Hujan, gimana kalau lo sakit??! "Balas Rowoon berteriak.

Jennie menggeleng cepat sambil melambaikan tangannya tanda ia tak setuju.

"Gak, Woon! Gue mau disini! Nunggu dia! Gue tau dia pasti dateng! "

Rowoon menatap tak percaya kearah Jennie. Gadis itu terlalu nekat sampai rela mengigil.

"Lo berlebihan, Jen! Dia gak bakal dateng! Dia udah balik tigapuluh menit yang lalu! "

Memang, sejak awal meet up Jennie dan Mingyu. Jennie memberitahu kepadanya jika gadis itu mengajak Mingyu untuk bertemu. Dan mulai saat itu, Rowoon memutuskan untuk menunggu bagaiman proses pertemuan Jennie dan Mingyu.

Namun apa yang terjadi sekarang? Bukan hal yang ia inginkan. Jennie basah kuyup sedangkan Mingyu tak ada disampingnya. Tolol! Itulah umpatan Rowoon sejak melihat Mingyu meninggalkan sekolah.

"Lo terlalu bego, Jen! Sekali gak dateng dia tetep gak dateng! "Kesal Rowoon setengah mati.

"Mending lo balik sekarang! Gue tetep disini. "

"Sampai kapan? Sampai lo lumutan? Gak bakal! "Rowoon tertawa remeh.

Dia tau, Jennie takut kilat. Dan dia tau sekarang gadis itu menahan untuk berani.

Perlahan Rowoon menghampiri Jennie. Kali ini hanya satu langkah sisa antara mereka. Rowoon menatap Jennie dalam seakan mengunci gadis itu dengan tatapannya. Tangannya yang terdapat payung ia geser sedikit untuk menutup Jennie dari hujan, walupun ia tau, itu sia-sia.

"Gue baik-baik aja. Udah lo balik. "Jennie menjauhkan payung yang digunakan Rowoon.

Namun Rowoon menguatkan tangannya agar tak jauh dari Jennie. Dengan cepat dia mencium pipi kiri Jennie. Memejamkan matanya. Jennie melotot. Melirik kearah Rowoon yang terpejam. Seketika tubuhnya membeku sekarang.

Perlahan tangan yang membawa payung itu turun, menjatuhkan payungnya dan melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Jennie.

Tidak ada penolakan selain hanya diam.

Pintu atap terbuka paksa. Menampakan seorang pria yang tergesa dengan tubuh yang basah.

"Kak--" Ucapannya terhenti saat melihat pemandangan tak mengenakan tertangkap jelas oleh panca Indra nya.

Seketika tangannya yang memegang knop pintu menurun. Mulutnya menganga tak percaya. Tubuhnya membeku ditempat. Dan senyuman lega yang awalnya ia pancarkan memudar.






Yang belum tau gue bikin cerita baru. Cek my work ya..  Hehe wonu yang main.

Vottteee

LINE :kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang