38. [Mantan Kembali]

80 9 0
                                    

Bisa ketemu besok? Jam 7 gue tunggu lo di kafe deket supermarket.

Mingyu.

--

Lelaki itu menghembuskan napasnya. Tangan kanannya ia gunakan untuk memijat pelipisnya yang terasa pusing. Tekadnya sudah mantap untuk mengajak gadis itu bertemu.

Disandarkan punggungnya ke sandaran kursi kafe, tangan kanannya yang tadi ia gunakan untuk memijat pelipis kini menjadi mengaduk-aduk macchiato nya dengan sedotan bewarna putih bening.

Jam 7, sudah lima belas menit lelaki itu menunggu. Namun hasilnya belum terlihat. Jantungnya sejak tadi masih belum bisa dikendalikan lantaran terlalu gugup.

Kemarin, saat dijanjikan jam 7, gadis itu membalas nya dengan persetujuan dan mengatakan akan datang secepatnya.

Berbohong. Entahlah, lelaki itu tidak bisa berpikir dengan benar saat ini. Mengetik pesan dengan embel-embel nama Mingyu membuatnya merasa aneh. Ada rasa yang mengganjal saat mengajak gadis itu bertemu.

Joshua, lelaki itu. Sedang dalam dilema sekarang.

Ting!

Pintu kafe terbuka, Joshua segera menolehkan kepalanya sambil melihat siapa yang datang.

Jennie!

Oke, gadis itu sudah datang. Joshua mempersiapkan dirinya sebelum benar-benar akan bertatap langsung dengan 'Mantan' kekasihnya itu.

Jennie terlihat tersenyum, wajahnya berseri-seri layaknya mendapatkan doorprize menarik dari iklan ale-ale.

Mata indahnya ia gunakan untuk mencari sosok yang semalaman ini membuatnya tidak bisa tidur.

Jantung Joshua malah semakin tidak bisa dikendalikan saat Jennie menghampirinya. Ya, tadi saat Jennie masuk kedalam kafe tersebut, Joshua memberitahukan keberadaanya yang berada didekat jendela.

Perlahan namun pasti, Jennie sudah berada tepat dihadapan Joshua. Tidak, Jennie tidak terkejut, karena wajah Joshua ditutupi oleh topi bewarna hitam dan lelaki itu menunduk.

Tanpa harus disuruh oleh pemilik tempat untuk duduk, Jennie lebih dulu mendudukan dirinya dihadapan lelaki tersebut.

"Min, tumben pagi-pagi ajak jalan. Ada apa? "Tanya Jennie saat tubuhnya sudah melesat dikursi.

Sejak tadi, kedua tangan lelaki itu tak hentinya meremas ujung sweater abu-abu miliknya. Gugup sekali..

"Gyu... "

Tidak ada jawaban.

"Ini Mingyu, kan? "

Masih tidak ada jawaban.

Hingga sampai akhirnya Jennie membuka topi hitam milik Joshua membuat sang pemilik terkejut dan mendongak.

Jennie membulatkan matanya. Topi yang tadi ia pegang terjatuh begitu saja. Namun, tidak menimbulkan bunyi.


"J-Joshua?? "

LINE :kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang