37. [Confused]

66 8 0
                                    

Kedua anak manusia itu terus tertawa tanpa henti diarea permainan 'Lotte Word'. Mingyu dan Jennie.

Sudah 2 jam keduanya menghabiskan waktu bersama didalam sana. Dan akhirnya setelah cukup, Jennie memutuskan untuk pergi yang disetujui oleh Mingyu.

"Makasih Gyu. "Ucap Jennie saat keduanya sampai diparkiran.

Jantung Jennie sejak tadi masih belum stabil karena ucapan Mingyu yang masih terngiang diotaknya.

"Kak. Lo cantik. "

"Cantik banget sih. "

"Kak kok lo....  Cantik banget hari ini. "

Hampir lebih dari 25x Mingyu mengatakan hal-hal itu dan yang langsung dibalas deheman dari Jennie. Pasalnya memang gadis itu tidak tau harus melakukan apa lagi.

"Mau pulang atau masih mau jalan? "Tanya Mingyu sambil memberikan helm bewarna merah mudanya.

"Hmm.. Pulang ajalah. Udah sore juga, kan? "Jawab Jennie seraya menerima uluran helm dari Mingyu.

"Yaudah. Ayok naik, kak. Gue anter pulang. "

--

Malam ini, hujan terus mengguyur bumi. Bagus, Jennie dan Mingyu sudah sampai ke rumah masing-masing. Saat ini, Mingyu sedang berbaring diatar ranjang milik kakaknya.

"Bang. "

"Hm? "

"Bang"

"Hm??! "

"Banggg!! "

"Ming!! "

"Bang bang bang~"

Joshua segera melempar buku paket matematika super tebal tepat kearah wajah Mingyu. Membuat sang pemilik wajah mengaduh kesakitan lantaran hidungnya terkena benda persegi tersebut.

"Anju! Makan apa lo tadi? Sakit anjir! "Kesal Mingyu sambil mengusap hidungnya dan membanting buku tersebut diatas ranjang. Joshua menatap tajam adiknya sambil berjalan kearah sisi ranjang, mengambil buku paket kesayangannya.

"Bukan salah gue. "Kata Joshua enteng.

Mingyu mendelik tajam sambil memutar bola matanya malas. Belum 5 detik, lelaki tampan itu kembali ke sikap awalnya, tenang. Bagai melupakan kesalahan kakaknya tadi, Mingyu malah tersenyum manis sambil merubah posisinya menjadi tengkurap.

"Bang. "

"Bodo, Ming! "

"Hahaha! "Mingyu tertawa keras membuat Joshua yang sedang mengerjakan tugasnya menutup kedua telinga saking berisiknya.

Setelah dirasa cukup, Mingyu menghentikan tawanya sambil memegangi perutnya yang kini terasa sakit akibat terus tertawa.

"Bang, serius. "Kata Mingyu sambil merengek.

"Gue sibuk, Gyu!"

"Aelah. "

"Gue tidur sama lo, ya. "

"Sekaliiiiii aja. "Lanjut Mingyu saat Joshua ingin memprotes ucaoannya.

Sedikit menimbang, akhirnya Joshua mengiyakan keinginan Mingyu. Dan persetujuan tersebut segera di sujud-syukuri oleh Mingyu.


---

Tepat pukul sembilan malam. Kedua kakak beradik itu masih belum bisa memejamkan matanya. Keduanya masih asyik berbincang. Tadi, tiga puluh menit yang lalu, Joshua sudah menyelesaikan tugasnya.

"Bang, gue boleh tanya gak? " Mingyu memutar tubuhnya menghadap Joshua yang sedang tiduran menghadap langit kamar.

"Apa? "

Mingyu mengigit bibir bawahnya, ragu dengan pertanyaan yang akan ia ajukan kepada kakaknya.

"Jadi gini... Sebenernya..

Ada hubungan apa ya lo sama Jennie? "

Deg!

Hening.

Untuk beberapa detik suasana menjadi sunyi. Baik Joshua maupun Mingyu, tidak ada yang ingin membuka suara. Mingyu, lelaki itu masih bersabar menunggu jawaban dari kakaknya tersebut. Sedangkan Joshua, masih terdiam seribu bahasa karena pertanyaan sederhana namun membingungkan dari adiknya sendiri.

Hingga pada akhirnya Joshua menjawab pertanyaan Mingyu. Ralat. Maksudnya mengalihkan pertanyaan Mingyu.

"Tidur. Besok sekolah pagi, kan? "


LINE :kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang