45. [Goodbye, Friend]

130 12 0
                                    

"Mingyu! Woyy! "

Mingyu terus berlari, tak menghiraukan teriakan Jimin yang -bahkan- dapat menarik banyak perhatian orang. Termasuk Jennie.

Mendengar nama itu, Jennie buru-buru menoleh kearah Jimin.

"ya pokoknya gitulah.. Jen, woy! Lo denger gue gak? "Tanya Seulgi keheranan.

Jennie mengerjap beberapa kali, "Hah? Oh ya, denger kok, denger. Hehe"Balas Jennie sambil tersenyum. Kembali dialihkannya pandangan kearah Seulgi. Walau sebenarnya, dia merasa penasaran.

-

Mingyu menaiki taksi yang lewat depan sekolahnya. Lelaki itu meminta sang sopir untuk mengantarnya ke bandara.

Mingyu masih ingat bandara itu, tempatnya yang terlihat jelas di belakang Lisa saat video call. Mereka pernah kesana saat masih berusia 10 tahun. Menurutnya bagian itu belum berubah sedikitpun.

Mingyu berdecak kesal. Kemacetan yang terjadi di ibu kota membuat lelaki itu muak.

Di rogohnya saku celana basket yang ia kenakan dan memberikan lembaran uang kepada sang sopir. Beberapa dekit selanjutnya, lelaki itu pergi keluar mobil tanpa memedulikan klakson kendaraan yg di lewatinya.

Tujuannya saat ini adalah Bandara dan Lisa.

Beberapa meter lagi, lelaki itu akan sampai tujuan.

'MOHON PERHATIAN PESAWAT 661 AKAN SEGERA BERANGKAT.....'

Mingyu semakin cepat berlari lebih dalam menyusuri Bandara. Tubuhnya ikut berputar mencari gadis yang sedang di carinya.

Seorang gadis menggunakan kaos bewarna putih dengan kemeja merah kebersaran berlari pelan menghampiri Mingyu.

"Gyu!"

Mingyu menghentikan langkahnya. Di putar tubuh jangkung itu menghadap seorang gadis tembam sedang tersenyum lebar.

"Gue disini!" gadis itu melambai, mengisyaratkan Mingyu untuk berjalan ke arahnya.

Mingyu tersenyum dengan cepat dia berjalan ke arah gadis itu.

"Sa."

Lisa makin tersenyum lebar sedangkan Mingyu, lelaki itu sudah tidak bisa menahan airmatanya.

"Yaelah lebay banget. Di tinggal gue aja nangis gimana kalau ditinggal kak Jen? Haha"

Hanya dua langkah yang memisahkan mereka. Keduanya samasama diam. Mingyu berjalan perlahan. Menghapus jarak diantara keduanya.

Di dekap tubuh gadis di hadapannya begitu erat, seakan tak akan bisa bertemu lagi selamanya.

Lisa mengigit bibir bawahnya kuat. Dia gak boleh nangiskan? Lisa gak pengen perpisahan ini dipenuhi kesedihan.

"Udah lah, gak usah nangis gitu. Laki kok nangis!" Lisa terkekeh di dada Mingyu.

"Gue relain lo pergi asal lo harus inget ini!"

Lisa mendongak menatap wajah Mingyu dari bawah.

"Jangan lupain gue, harus ke sini kalau liburan"

"Sip"

"Jangan lupa makan, lupa minum, lupa kedip apalagi lupa napas"

"Iya iya"

"Jangan sampe berhenti kabarin gue"

"Hooh"

Mingyu melepaskan pelukannya sambil memegang kedua bahu gadis itu.

"Pergi gih. Jangan sampe gue berubah pikiran."

Lisa mengangguk pelan.

"Gue sayang lo!" Kata Lisa lembut. Mingyu mengangguk.

"Gue pergi!"

"Jangan balik atau nengok kebelakang!" Seru Mingyu saat Lisa sudah sedikit menjauh.

Lisa hanya membalas dengan anggukan kecil. Tubuhnya berjalan menjauh dengan membelakangi lelaki itu.

Airmata yanf sejak tadi di tahan kini sudah turun membasahi kedua pipinya.

"Goodbye, friend"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LINE :kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang