Sore ini, tepat jam empat sore di Atap Sekolah. Jennie menunggu Mingyu.
Gadis itu tak hentinya tersenyum kala Mingyu mengatakan lewat pesan jika dirinya akan sampai beberapa menit lagi.
Namun rasanya, cuaca sore ini sedang tidak mendukung. Beberapa kilat nampak menyapa bumi membuat beberapa orang ketakutan. Begitupun dengan yang dirasakan Jennie. Gadis itu sangat takut dengan kilat, terlebih jika petir sudah berbunyi. Namun sebisa mungkin gadis itu tahan agar bisa bertemu Mingyu.
"Sa. "
"Sa. "
Lisa menegakkan tubuhnya dan dibantu dengan Mingyu. Gadis itu tersenyum saat Mingyu menghampirinya di UKS.
Saat jam olahraga, seorang siswa tidak sengaja membabatnya cukup kencang dan tepat mengenai kepala gadis itu. Mau tak mau, Lisa tak sadarkan diri dan terjatuh.
"Udah jam berapa sekarang? Kayaknya gue tidur kelamaan ya. "Kekeh Lisa sambil berucap.
"Heh kebo! Tumben banget lo ngaku. Heran. "
Mingyu memapah tubuh Lisa dari atas ranjang UKS dan membantunya berjalan.
Sesampainya dikoridor. Lisa mengingatkan Mingyu tentang meet up yang dijanjikan Jennie olehnya.
"Meet up, ya, Sa? Gak deh kayaknya. Gue batalin aja. Gue harus anter lo balik karena gue tau kondisi lo lagi gak baik sekarang. "
"Ngerelain kak Jennie? "
Mingyu menatap Lisa ragu namun setelahnya ia tersenyum, "Bukan gue ngeralain dia. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat buat meet up. Gue bakal chat dia nanti dan bilang kalau gue gak bisa ketemu dia--"
"Terua lo mau bikin dia kecewa? "
Mingyu menggigit bibir bawahnya. Lisa memang susah untuk dikalahkan jika urusan omongan.
"Bukan gitu--"
"Cepetan lo temuin kak Jennie. Dikit lagi gue yakin pasti hujan. Gimana kalau dia nunggu lo? Kasian dia, Gyu. Masa iya cuma gara-gara gue lobedua batal meet up. "
"Cewek mana yang rela nunggu seseorang ketika hujan turun? Bego aja. Dan lo bilang apa tadi? Gara-gara lo? Senista apa sih lo sampai bilang kalau ini salah lo? Kalau nantinya kak Jennie benci gue juga karena gue. Udahlah lupain. "
Tepat saat diparkiran perbincangan mereka selesai. Lisa menyerah, Mingyu memang keras kepala. Namun dibenaknya ia berdo'a agar Jennie pulang sekarang dan melupakan janji nya bersama Mingyu.
Lima menit berselang, keduanya sudah tak ada lagi dilingkungan sekolah.
Hal yang dilupakan Mingyu saat itu.
Dia tidak memberitahu Jennie sama sekali.
Jennie masih Setia berdiri sambil menatap langapan basket dari atap. Tak hentinya ia berteriak kala kilat menampakkan diri.
Jennie bukanlah gadis yang pantang menyerah dan bukan tipe gadis yang bosan menunggu. Dia rela menunggu sampai kapanpun itu orang walaupun hujan petir sekalipun. Karena yang dipikirkan Jennie jika ia meninggalkan orang itu adalah membuat orang itu kecewa. Dan Jennie tidak mau itu terjadi.
Begitupun saat ini. Jennie masih Setia menunggu hingga tak terasa setengah jam ia habiskan berdiri disana. Dia tidak menyadari Mingyu sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.
"Lo jadi, kan? "Gumam Jennie sambil memeluk dirinya sendiri saat angin menyapanya.
Tes.
Tes.
Tes.
Awalnya hanya tetesan air. Namun lama kelamaan hujan mulai turun dengan lebat membasahi bumi sekaligus isinya. Jennie masih terdiam ditempatnya tak beranjak walau hanya selangkah.
Meski begitu, dirinya tetap tersenyum. Keyakinan nya membuatnya masih tetap berdiri disana.
'Mingyu bukan orang yang ingkar janji, kak. Dia bakal datang sesuai perjanjian yang dia buat maupun perjanjian yang dibuat oleh orang lain tepat waktu. '
Seketika kata-kata Lisa tentang Mingyu mengingatkannya lagi bahwa pria itu pasti datang. Dan Jennie begitu yakin jika saat ini Mingyu sedang berjalan untuk menemuinya.
"Gue percaya. "
Sorry gaes gue gak bisa bikin yang baper-baper. Heheh
Votee yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE :kmg
Random"jadi gebetan lo dia? " "iya. Kenapa bang? " "eh? engga.. enggaa"