Mingyu berdiri di atas rerumputan hijau sambil memandang langit sore yang begitu cerah.
"Gyu? "
Mingyu sedikit terkejut, tapi secepat mungkin dia membalikkan tubuhnya dan mendapatkan Jennie berdiri dua meter darinya.
"Eh? Kak.. "
Jennie tersenyum kilas lalu mendudukkan dirinya di atas kursi.
Mingyu ikut duduk disamping Jennie, jantung lelaki itu kini berdetak begitu cepat.
"Apa kabar, kak? "
"Baik aja. Lo sendiri? "
"Kayak yang lo liat ini. "
Jennie terkekeh kecil tanpa melihat Mingyu.
"Jadi gini.. Lo waktu itu pengen ngomong sesuatu ke gue? Mau ngomong apa? "
"Lo dulu aja, kak. "
"Gak, lo dulu. Gue ngalah. "
"Lo ajalah. "
"Dih! Lo lah. "
"Gue ngalah, deh, kak. Udah lo dulu. "
"Kan lo duluan yang chat gue buat ngomong waktu itu. Ya lo, lah. "
"Gak mau. Mending lo dulu biar adil. Lelaki selalu mengalah, kak. "
"Please, gak semua cowok mengalah. Sekarang gue yang ngalah. Dah lo dulu. "
"Gak mau ih. "
"Dih lo kenapa? Gue juga gak mau. Udahlah cepat. "
"Gak. "
"Min! "
"Lo dulu. "
"Bodo! "
Mingyu kicep. Jennie mendengus sebal.
Akhirnya dengan keberanian yang cukup, lelaki itu mulai membuka suara. Ditariknya napas dalam-dalam lalu dihembuskan nya secara perlahan. Suhu tubuhnya begitu dingin, padahal langit sangat cerah.
Perlahan, tangan Mingyu merambat menarik tangan Jennie, membuat gadis itu sedikit tesentak kaget. Jennie menatap Mingyu bingung, sedang lelaki itu hanya diam sambil menatap kedua tangannya yang memegang tangan Jennie.
"Jadi sebenernya. Gue pengen ngomong sesuatu sama lo. Tolong dengerin, kak. Gue.. Ihh gimana, ya. "Mingyu menggigit bibir bawahnya. Matanya memejam menghilangkan rasa gugup.
"M-mau gak jadi pacar gue? "
Setelah melontarkan satu kalimat tersebut, Mingyu buru-buru melepas tangan Jennie lalu berdiri dan menjauh sedikit dari gadis itu. Tubuhnya membelakangi Jennie.
Sedang Jennie. Gadis itu nampak terkejut.
Bukan karena apa-apa. Sebenarnya.. Sebenarnya Jennie memang menunggu waktu ini. Waktu dimana Mingyu menembaknya.
Ya, Jennie menyukai lelaki itu. Entah sejak kapan tetapj rasa nyaman setiap berada di dekat lelaki itu membuatnya terasa dilindungi. Walaupun Mingyu itu idiot, pengganggu, aneh. Tapi Jennie tidak bisa membohongi perasaannya terhadap lelaki yang usianya satu tahun lebih muda darinya.
Ingin dia menerima lelaki itu detik ini juga, tapi tiba-tiba saja niat awal untuk mendatangi lelaki itu kembali teringat. Membuatnya harus membuang jauh-jauh kata 'terima' yang akan ia ucapkan.
Jennie ikut berdiri. Ragu, ia mulai membuka suara.
"Sorry, gue... Gue gak bisa. Gue gak bisa pacaran sama orang yang lebih muda dari gue. Atau-- sama orang yang... Sama orang yang ada sangkut pautnya sama masa lalu gue. Gue gak bisa--
--mulai sekarang. Tolong jangan deketin gue lagi, jangan ganggu gue lagi. Berhenti sampai disini, Gyu. Gue gak mau nantinya lo sakit hati gara-gara gue. Jangan pernah bersikap manis lagi dihadapan gue. Tolong lo janji buat ngelupain gue selamanya. "
Jennie berbalik. Ingin meninggalkan Mingyu disana. Tapi suara itu, membuat langkahnya terhenti.
"Jangan kayak gini. Malah lo yang kayak gini buat gue sakit. Lo ngejauhin gue cuma karena masa lalu lo yang--. Tunggu! Tadi lo bilang gue ada sangkut pautnya sama... Masa lalu lo? "
"Siapa dia? "
Jennie tidak dapat berbicara lagi.
Wkwkwkw lama apdet ya? Sori kelamaan di dunia hiburan(rp) jadi lupa sama rl
Vote jangan lupa gue tunggu
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE :kmg
Random"jadi gebetan lo dia? " "iya. Kenapa bang? " "eh? engga.. enggaa"