Sembilan

4.3K 245 1
                                    

Naya dan Sandra sedang berjalan di koridor sekolah menuju ke kantin. Sandra yang merasa kebelet pipis akhirnya meninggalkan Naya seorang diri.

"Nay, gue ke toilet dulu ya, kebelet pipis." Ucap Sandra dengan raut wajah yang tak bisa diartikan oleh Naya.

"Oke San."

Kalian ingat cowok misterius yang pernah membela Naya? Dia dan teman temannya kebetulan melihat Sandra meninggalkan Naya seorang diri mendorong kursi rodanya.

"Gaess, gue bantuin Naya dulu yah. Lo semua duluan aja, nanti gue nyusul." Kata cowok misterius itu ke teman temannya yang juga teman sekelas Naya.

"Ciah, baru lagi? Syakirah dibuang nih? " Ucap temannya dengan tawa yang keras.

"Awas lo ya! Kalau gitu gue duluan." Farhan menepuk pundak temannya dan berlari menghampiri Naya.

Melvin yang tadinya ingin berlari membantu Naya mendorong kursi rodanya langsung terhenti saat dilihatnya seseorang yang lebih dahulu menolongnya.

"Cepet banget lo pipisnya." Ucap Naya yang tanpa disadarinya mengajak orang lain berbicara.

Cowok itu berdesis lalu berdehem pelan. "Gue Farhan bukan Sandra." Sontak Naya langsung berbalik melihat ke arah Farhan. Naya menutup matanya lama sambil berbalik lagi ke posisi semula.

"Oh sorry, gue kira Sandra." Kata Naya pelan seakan berbisik namun masih di dengar Farhan.

"Sudah lama Nay,"

"Maksudnya?"

"Lo gak inget gue, Annaya Karenina!!" Sentaknya agak berteriak.

"Siapa?"

"Gue Farhan Nay, Farhan Rivaldy." Nama itu terasa tak asing bagi Naya. Naya menyipitkan matanya berpikir. "Farhan?? Ohhh, tetangga yang gendut itu? Kan??"

Naya langsung antusias dan menengok ke belakang. Farhan pun tersenyum lalu mengangguk.

"Lo kemana aja Nay? Makin lama makin cantik aja lo," Goda Farhan.

"Ah biasa aja, gue masih tetep yang dulu." Ucap Naya malu.

Sesampainya di kantin, mereka langsung mencari tempat yang tepat untuk mereka gunakan. Ada banyak sekali yang ingin Naya ceritakan kepada Farhan begitupun sebaliknya, ada berjuta juta pertanyaan yang ingin Farhan ajukan kepada Annaya.

"Lo kurusan Far, habis diet ya." Canda Naya membuka pembicaraan.

"Haha, jangan dibahas Nay, malu gue."

"Eng.. Lo kemana aja Nay. Tiba tiba lo pindah rumah tanpa bilang ke gue, lo tau gue khawatir banget sama lo." Gerutu Farhan kesal tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali dari wajah Naya.

"Eng.. Gue," Naya bingung harus meneruskannya atau tidak. Dengan berpikir panjang, akhirnya Naya memutuskan untuk menceritakan semuanya apalagi Farhan adalah sahabat kecilnya.

"Jadi tante Mutia masih koma sekarang?" Tanya Farhan dan Naya pun mengangguk.

Disela pembicaraannya, Naya melihat Sandra mencari keberadaan mereka dan Naya pun memanggilnya. "Sandra, disini!!"

"Kalian sudah pesan sesuatu?" Tanya Sandra setibanya disana. "Belum San."

"Yaudah, lo mau makan bakso kan?" Naya mengangguk. Sandra sudah tahu yang disukai oleh Annaya.

"Kamu?" Tanya Sandra ke Farhan lalu tersenyum, "Samaan aja."

"Oke." Kemudian Sandra pun pergi memesan makanan.

"Dia Sandra, temen gue sejak Smp," Farhan mengangguk mendengarkan. "Dan disinilah kami dipertemukan lagi. Dan di sekolah ini juga kita berdua bertemu." Kata Naya lalu menunduk setelah itu bangkit lagi.

Annaya Karenina[TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang