Satu minggu sudah Annaya menjadi siswa tetap di sekolah ini dan hari ini proses belajar mengajar sudah berjalan dengan efektif setelah ada perubahan siswa di masing-masing kelas. Naya dan Sandra masih berada di kelas yang sama yaitu kelas X.2 yang berada di lantai dua.
Kringggg..
Bel pertama pun berbunyi, semua siswa-siswi berlarian masuk ke kelasnya masing-masing. Naya yang di temani Sandra di dalam perpustakaan langsung panik dan segera keluar secepatnya. Sandra mendorong kursi roda Naya dengan cepat. Barulah sampai di tangga, Sandra langsung kebingungan bagaimana ini?? Batinnya.
Biasanya memang Sandra dibantu oleh suster Dinda menggendong Naya naik ke lantai dua, tapi sekarang dia kebingungan harus berbuat apa. Setelah kejadian hari pertama sekolah pada saat Naya digendong Melvin, suster Dinda selalu mengantar Naya sampai ke depan kelasnya. Tetapi, hari ini suster Dinda ada rapat jadi tidak bisa menemani Naya. Sandra menghela nafas.
Naya yang melihat sahabatnya bingung langsung berkata, "Gak papa San, kamu duluan aja. Nanti aku nyusul."
Sandra langsung menggeleng kepalanya dengan cepat mengisyaratkan kalau ia tidak mau meninggalkan Naya.
"Yaelah, ngapain juga ngerja PR kimia, kelewat rajin si lo." Cowok dingin itu tengah berbincang-bincang dengan teman sekelasnya mengenai PR dan kebetulan menuruni anak tangga yang juga akan dinaiki oleh Naya dan Sandra.
"Ya mau gimana lagi, abis gurunya killer Mel, " Jawab temannya. "Ah guru cempreng itu ditakuti--" Melvin tidak sengaja menatap sekilas Naya dan Sandra yang juga tengah menatapnya.
"Lo duluan aja Ji, nanti gue ngusul. Kalau bu Tuti nyari gue bilang aja kalau gue lagi beol di WC, oke?" Temannya mengacungkan jempol lalu meninggalkan Melvin di anak tangga terakhir.
"Kenapa gak naik? Gak mau belajar? Mau bolos? Waaah, masih dekkel udah mau bolos. Ckckck, panutanku sekali." Ucap Melvin setelah temannya sudah menghilang dari hadapannya.
"Bolos? Gue gak ada niatan mau bolos tuh." Balas Naya tak kalah ketusnya. Sandra langsung melotot ke arahnya sambil menggeleng.
"Terus lo ngapain disini gak naik?" Tanyanya lagi.
"Masalahnya kak, Sandra gak bisa gendong Naya sendirian seperti minggu lalu. Biasanya suster Dinda yang bantu Sandra, tapi suster Dindanya gak ada," Rengek Sandra seakan mengode Melvin. Naya langsung menatapnya tajam. Bola matanya nyaris keluar.
Melvin berdehem pelan dan dengan cepat menggendong Naya ala Bridal Style. Jantung Naya berdegup sangat sangat kencang sampai kedengaran di telinganya. Naya mengatupkan bibirnya rapat berharap cemas semoga si Melvin ini tidak mendengar detakan jantungnya.
"Maaf kalau gue nyentuh lo, lagi." Ucapnya lembut tapi masih setia dengan wajah cueknya dan langsung menyuruh Sandra, "Gue yang akan bawa Naya ke kelasnya, tolong bantu bawa kursi rodanya." Suruh Melvin dan dijawab anggukan paham oleh Sandra.
Semua siswi yang ingin memasuki kelas mendadak terkejut karena melihat cowok terdingin dan terketus di sekolahnya menggendong seorang gadis. Ada juga siswi yang menjatuhkan buku-buku karena saking terkejutnya. Ada pula yang tengah berbisik-bisik sesama temannya.
Flashback On.
Melvin adalah orang terdingin di sekolah ini. Sudah banyak cewek yang ia campakkan saking dinginnya. Jadi jangan heran kalau siswi di sekolah ini jadi kaget melihat Melvin menggendong Annaya.
Pernah suatu hari, siswi bernama Naura dipermalukan di kantin sekolah oleh Melvin. Naura membuatkan Melvin bekal dan apa yang terjadi? Melvin menepis bekal tersebut hingga terjatuh ke lantai. Semua siswa dikantin terkejut dan seketika menjadi heboh. "Lo itu manusia apa barang tahan banting si? Malah pake buat bekal bekal segala. Lo bukan ibu gue yang selalu merhatiin gue setiap saat. Gue punya bekal dan lo gausah repot bikinin gue. Lebih baik lo yang makan sendiri dan urusin hidup lo sendiri. Jangan urusin hidup orang lain apalagi gue. Jangan harap lo akan dapat tempat spesial dihati gue. Jangan muncul lagi dihadapan gue. Ingat itu." Melvin langsung meninggalkan kantin diikuti kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annaya Karenina[TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaAnnaya Karenina adalah nama gadis itu. Gadis yang kehilangan semangat hidupnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa dirinya dan juga ibunya. Sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya dialah penyebab ibunya terbaring koma di rumah sakit selama berb...