Sepuluh

3.8K 230 3
                                    

Naya baru saja memasuki gerbang sekolah saat jam di pergelangan tangannya menunjukkan tepat pukul 7 pagi. Naya langsung mendelik dan menutup telinganya saat mendengar bunyi klakson mobil yang sangat keras. Dilihatnya mobil itu yang hanya melewati Annaya dan sontak membuat Naya terkejut saat melihat Melvin bersama seorang wanita berada dalam satu mobil dengannya. Mereka tampak bahagia.

Saat sampai di parkiran sekolah, Melvin langsung turun dari mobil. Berputar mengelilingi mobil dan membukakan pintu untuk wanita itu. Semua siswi hanya berbisik-bisik dan sesekali menganggukkan kepalanya lalu berbalik melihat Naya seakan Nayalah yang menjadi bahan ceritanya.

Melvin sempat berpapasan dengan Naya namun hanya beberapa detik karena wanita yang sedang bersamanya langsung merangkulnya seakan dia sudah sangat dekat sekali.

"Bengong aja Nay, ada apa?" Tanya Farhan yang entah sejak kapan sudah berada di belakang kursi roda Naya.

"Eng.. Gada apa apa kok Far,"

"Naya!!" Teriak Sandra sambil berlari dan langsung berdiri di hadapannya dengan nafas yang tidak beraturan.

"Tunggu Nay bentar," Ucap Sandra sedikit berbungkuk sambil memegang kedua lututnya kecapean. "Ada kabar buruk,"

"Kabar buruk?" Farhan langsung menyerngitkan alisnya. "Iya kabar buruk, Far."

Sandra langsung berdiri tegak, mengelap keringatnya yang ada di dahi lalu menarik napas yang panjang. "Kak Melvin Nay, Kak Melvin."

Naya berdecak kesal karena omongan Sandra yang dari tadi hanya berbelit-belit. "Ck, langsung to the point San, bentar lagi masuk."

"Gue baca di grup Line sekolah kalau kak Melvin sama kak Lolyta pacaran."

Kak Lolyta? Naya langsung terbelalak dan mengangkat kepalanya. Sontak Naya langsung mengingat kembali saat Melvin dan Lolyta tertawa bahagia di dalam mobil.

Naya mendengus pelan sambil tersenyum. "Emang hubungannya sama gue apa?" Tanya Naya dan berhasil membuat Sandra membulatkan penuh mulutnya.

"Maksud lo? Lo gak cemburu Nay?" Naya berdesis pelan dengan sebelah alis terangkat.

"Gak. Ngapain juga gue harus cemburu. Gue bukan siapa siapanya."

Kring.. Kring..

Bel pertama pun berbunyi dan berhasil menyadarkan ketiga makhluk itu. Mereka pun bergegas menuju ke kelasnya. Saat sampai di anak tangga yang pertama, Farhan dengan cepat menggendong Naya. Kenangan itu langsung terlintas di pikiran Naya saat Melvin menggendongnya menaiki tangga. Mengingat hal itu, detakan jantung Naya menjadi tidak karuan dan langsung menggelengkan kepalanya.

Naya tersentak kaget saat melihat Melvin dari arah yang berlawanan. Farhan yang melihat langsung mendudukkan Naya di kursi rodanya. Semenit mereka berdua saling tatap. Sandra yang melihat langsung menyenggol lengan Farhan untuk mengodenya ke kelas. Tinggallah mereka berdua yang saling tatap menatap dengan jarak yang tidak begitu jauh.

"Bagaimana keadaan lo, Annabel?"

"Annabel? Siapa Annabel?"

"Ya elo lah, siapa lagi coba. Dasar ogeb." Naya menyipitkan matanya seakan siap menghadang Melvin.

"Yaelah ditanya kabarnya matanya malah nyipit. Lo mau jawab apa mau main film action si?" Naya semakin menyipitkan matanya.

"Dasar gadis kekurangan micin," Melvin langsung berjalan ke belakang Naya dan mendorong kursi rodanya menuju ke kelas. Sambil berjalan ia berkata, "Jangan keseringan marah, entar gue suka. Kalau gue suka, ribet lagi masalahnya. Mau?"

Annaya Karenina[TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang