Melvin yang merasakan Naya sudah keluar dari rumah langsung terkesima saat melihat penampilan Naya yang begitu Wow. Naya menggunakan gaun selutut berbahan brokat dengan warna emas menyala yang sangat pas dengan tubuhnya. Gaun ini sangat simple namun terkesan mewah. Ditambah lagi model rambutnya Ponytail ala Ariana Grande membuat Naya semakin bersinar malam ini.
Hari ini Naya benar benar sangat cantik. Tubuhnya yang proporsional menjadikannya seperti model yang sesungguhnya. Melvin masih menatap Naya bahkan nyaris tak berkedip.
Sandra ikut keluar dari rumah Naya hingga menyadarkan Melvin dari lamunannya. Naya berdehem kecil lalu salah tingkah sendiri.
"Kita berangkat kak?" Melvin langsung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ayo Nay."
Dengan cepat, Melvin langsung membukakan pintu mobil untuk Annaya. Naya yang menerima reaksi itu membuat jantungnya kembali menjadi tak karuan. Setelah duduk, Naya langsung membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya untuk Sandra.
Di tengah perjalanan, hening kembali menyelimuti mereka berdua. Tidak ada yang berani membuka pembicaraan. Suasana menjadi begitu kikuk malam ini.
"Btw, Sandra gak ikut lo Nay?" Naya menatap Melvin lalu mengangguk.
"Kenapa?" Melvin menginjak remnya saat melihat lampu lalu lintas yang berwarna merah. "Katanya ada acara keluarga di rumah neneknya."
"Oh." Melvin langsung menjalankan mobilnya saat lampu lalu lintas sudah berwarna hijau.
"Malam ini kamu sangat cantik Nay." Naya langsung melotot, bola matanya nyaris keluar. Detak jantung Naya yang tadinya sudah normal kini mendadak mengencang. Naya berdehem pelan. "Ah, biasa aja kak."
"Gak, lo beda banget dari hari sebelumnya Nay." Naya menggigit bibir bawahnya lalu menatap Melvin yang fokus menyetir.
"Gue, gue--"
"Bagaimana keadaan nyokap lo?" Tanya Melvin saat mengetahui Naya yang sedang salah tingkah.
Naya berdesis pelan. "Seperti biasa kak."
Melvin membawa mobilnya masuk ke dalam rumah mewah. Sudah banyak orang yang berdatangan. Rasa gugup Naya langsung menyerbu kembali. Rasanya, Naya tak ingin turun dari mobil.
Melvin yang sedari tadi memanggilnya dan tidak kunjung dijawab langsung memegang tangan Naya. "Lo gak usah gugup, ada gue disini."
Naya langsung menahan nafasnya saat merasakan tangan besar yang hangat langsung menyentuh tangannya. "Baik kak."
Melvin pun langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Annaya. Semua orang yang melihat langsung terkejut sambil membulatkan matanya penuh, ada juga yang langsung bergosip.
Melvin tersenyum kecut saat melihat wajah Annaya yang langsung memerah. Sesekali Naya melirik Melvin lalu kembali fokus kedepan. Kebanyakan teman sekolah mereka yang datang malam ini, tidak tahu dengan yang di dalam.
Wow. Batin Annaya saat memasuki rumah Melvin. Pestanya Melvin benar benar keren, serba hitam putih. Pestanya diadakan di sekitar kolam renang. Banyak balon disini, kuenya bertingkat tiga dengan tema Sweet Seventeen. Ternyata ada banyak orang disini, bukan hanya teman sekolah Melvin dan Annaya.
"Halo semuanya, selamat datang di acara kami. Semoga kalian dapat menikmati acaranya ya." Naya langsung tersadar dari pikirannya saat mendengar suara MC. Semua orang yang hadir langsung mendekat dengan minuman merah yang mereka pegang.
Naya melihat Melvin dari arah kejauhan yang sedang tersenyum padanya. Naya pun langsung membalasnya.
"Mari semua kita berikan tepuk tangan." Naya langsung mengangkat sebelah alisnya saat melihat bapak-bapak yang menghampiri MC untuk mengambil Mic.
Aku yakin pernah melihatnya, tapi dimana? Batinnya.
"Sebagai orang tua Melvin, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan kalian semua untuk hadir di acara ulang tahun anak saya yang ke 17 tahun. Terima kasih juga rekan-rekan guru yang sudah menyempatkan untuk hadir di acara anak saya." Ucap bapak itu yang berdiri di samping Melvin. Naya langsung berpikir bahwa bapak itu adalah Ayah Melvin.
"Sekarang kita akan ke acara peniupan lilin. Ayo semuanya kita nyanyi sama sama." Ucap MC itu semangat. Semua orang yang hadir pun langsung menyanyi bersama, terkecuali Naya. Melvin terlihat berdoa sebelum meniup lilin. Naya yang melihat langsung tersenyum simpul.
"Potong kuenya--" Nyanyi MC sambil bertepuk tangan.
Setelah memotong kue, Melvin langsung memberikan suapan pertamanya untuk ibunya, mungkin? Terus suapan kedua diberikan kepada bapak tadi yang memberikan kata sambutan.
Naya langsung membuka tasnya saat merasakan ponselnya yang bergetar. Dilihatnya nama Sandra yang muncul di layar ponselnya membuat Naya langsung mengangkat teleponnya.
"Halo San? Ada apa?" Tanya Naya sedikit berteriak.
Sandra tersenyum. "Lo gapapa kan?" Naya langsung mendengus pelan. "Lo kira gue apa?"
"Gak, siapa tau--"
"Annaya Karenina?" Ucap MC yang langsung membuat Naya menjatuhkan ponselnya. Naya melihat ke depan, semua mata tertuju padanya. Naya menggigit bibir bawahnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Annaya Karenina tolong kedepan." Jantung Naya kini berdebar sangat kencang. Mata Naya membulat penuh. Naya mengatupkan bibirnya rapat-rapat sambil berjalan di tengah orang banyak.
Naya berjalan di samping kolam, masih mengatupkan bibirnya dalam dalam. Kedua tangan Naya mengepal disamping tubuhnya dengan keringat dingin. Naya yang baru saja ingin sampai ke tempat tujuan, tiba tiba seseorang mendorongnya hingga terjatuh ke kolam.
"Tolong,,tolong." Teriak Naya. Melvin yang melihat langsung melepas Jas Tuxedo dan sepatu Pantofel nya. Melvin langsung melompat ke kolam dan segera menyelamatkan Naya yang nyaris saja tenggelam. Kebanyakan orang langsung berteriak karena terkejut.
Setelah Melvin berhasil mendapatkan tubuh Annaya, Melvin langsung mengangkatnya ke pinggir kolam. Wajah Naya terlihat pucat pasih, pakaiannya basah kuyup, dan makeup nya luntur.
Melvin yang baru saja ingin menekan dada Naya langsung terhenti saat melihat Naya yang sudah sadarkan diri terlebih dahulu.
"Lo gapapa Nay?" Tanya Melvin dan Naya langsung mengangguk.
"Maaf kak, gue buat acara lo jadi kacau. Ini semua salah gue." Ucap Naya yang sudah duduk sempurna sambil membuka High Heels nya.
Melvin berdiri dengan wajah dinginnya, mengambil jasnya dan langsung kembali lagi ke Annaya. "Gue anter lo pulang."
Naya langsung mengangkat wajahnya melihat kekhawatiran yang ada diwajah Melvin. Melvin memakaikan jas Tuxedo nya ke tubuh Annaya. Naya yang menerima reaksi itu langsung terlihat malu dengan wajahnya yang mulai memerah karena semua orang masih memandang mereka dengan tatapan mengintimidasi. Setelah selesai memakaikan jasnya, Melvin langsung menggendong Naya. Naya menatap mata Melvin lekat-lekat sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Melvin.
"Ini salah gue kak. Seharusnya gue gak ke acara lo." Melvin langsung menatap wajah Naya sebelum menjalankan mobilnya.
"Tadi kakiku hanya kram biasa kak, terus tadi juga aku langsung kurang keseimbangan jadi jatuh deh kak ke kolam." Melvin masih menatap Naya dengan sebelah tangannya memegang setir mobil dan beberapa detik kemudian Melvin langsung turun dan membuka pintu mobil di samping Naya.
Naya mengangkat alisnya sebelah. "Lo mau apa kak?" Melvin tidak menjawab pertanyaannya dan langsung membawa kedua kaki Naya ke ambang mobil.
"Gue kan udah bilang, lo harus merhatiin alas kaki lo. Lo ga boleh makai yang berhak, bisa bisa kaki lo kram dan lemas. Lain kali lo harus perhatiin yang lo gunaiin untuk alas kaki lo." Jelas Melvin sambil memutar mutar pergelangan kaki Naya dan sesekali menatap wajah Naya yang terlihat kebingungan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Annaya Karenina[TAHAP REVISI]
Ficção AdolescenteAnnaya Karenina adalah nama gadis itu. Gadis yang kehilangan semangat hidupnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa dirinya dan juga ibunya. Sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya dialah penyebab ibunya terbaring koma di rumah sakit selama berb...