Naya berdehem pelan. "Tadi kenapa aku dipanggil kedepan kak?" Melvin langsung membawa mobilnya ke pinggir jalan dengan tiba tiba hingga Naya terhuyung ke depan.
"Tadi aku maunya kasih kamu suapan ketiga." Jawab Melvin dengan tatapannya yang lurus kedepan. Melvin bergumam pelan. "Aku minta maaf ya, gara gara aku, kamu jadi begini." Naya langsung menoleh ke arah Melvin sambil tersenyum.
"Gapapa kak, lagian itu juga salah aku." Melvin kembali membawa mobilnya dengan pelan.
Beberapa menit di perjalanan, tiba tiba ponsel Melvin berdering. Naya sempat melirik nomor seseorang yang muncul di layar ponsel Melvin. "Iya Ta?"
Mendengar Melvin menyebut nama itu, Naya langsung memegang erat jasnya Melvin. Rahang Naya mengeras, mata Naya menyipit. "Gapapa Loly, iya iya aku juga sayang kamu." Naya langsung memutar kepalanya ke Melvin, melihat Melvin sampai selesai menelepon.
"Itu kak Lolyta?" Melvin mengangguk sambil tersenyum. "Kenapa dia nelepon kakak?" Melvin masih tersenyum sambil memperhatikan kaca spion di samping mobilnya.
"Kak, jawab!" Melvin langsung menatapnya. "Dia rindu sama aku, kenapa?" Jawabnya lalu kembali fokus ke depan.
"Oh."
"Lo marah?"
"Gak."
"Kalau begitu lo kenapa?"
"Ntah," Naya mengangkat kedua bahunya cuek.
"Lo cemburu?"
"Gak."
"Kelihatan banget dari wajah lo. Udah, lo gak usah malu, gue udah tahu semuanya." Naya langsung mengkerutkan dahinya lalu menatap Melvin. "Maksud lo?"
"Aku mencintai seseorang." Naya masih menatap wajah Melvin. "Entah sejak kapan aku mulai mencintainya."
Naya berdehem pelan. "Siapa kak?" Melvin menaikkan sebelah alisnya lalu berhenti tepat di depan rumah Naya. "Seseorang. Dia adalah cinta pertama gue."
Iya, pasti dia kak Lolyta. Batin Naya.
"Lo gak turun? Atau lo masih mau disini dengan gue?" Naya langsung turun dari mobil mendengar Melvin mengucapkan pertanyaan geli itu. "Makasih kak."
Dengan cepat, Naya langsung masuk ke dalam rumah dan langsung mengunci pintunya. Setelah mendengar mobil Melvin yang sudah pergi, Naya langsung berbalik badan dan betapa terkejutnya dia saat mendapatkan Andrew menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.
"Lo diantar sama Melvin?" Tanya Andrew tepat di hadapan Naya yang sedang melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyipitkan kedua matanya. "Iya kak."
"Terus lo kenapa basah?" Naya berdehem pelan lalu berjalan menuju ke kamarnya. "Besok aja ya kak ceritanya, Naya lelah." Naya langsung menutup pintu kamarnya.
***
"Loh, kok lo disini Nay?" Tanya Melvin seusainya mengganti pakaian osisnya. "Dihukum kak."
Melvin mengkerutkan keningnya. "Loh kok bisa?"
"Naya begadang tadi malam hehe, terus PR Naya juga belum selesai ditambah lagi Naya terlambat 30 menit ke sekolah." Melvin menggelengkan kepalanya. "Lo yakin gapapa?" Naya mengangguk.
"Lo mau gue temenin?" Tanya Melvin dengan seriusnya. "Lo bercanda kan kak?" Melvin diam mematung.
"Kayaknya kakak serius." Naya berdehem pelan. "Gausah kak, inikan hukuman Naya, kalau kakak ikut disini sama Naya, apa kata guru kakak nanti." Cerocos Naya panjang lebar karena saltingnya. Naya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Bentar juga jam pertama habis kak."
"Lo yakin?" Tanya Melvin lagi. "Lo yakin ga mau gue temenin, kasihan lo panas-panasan disini." Tanya Melvin lagi sambil menghapus keringat didahi Naya. "Iya kak, Naya gapapa. Lo pikir gue anak kecil apa? Udah kak ke lapangan, tuh udah banyak temen kakak."
"Yaudah, gue ke lapangan dulu ya." Melvin melambaikan tangannya ke Naya.
"Lo gak papa Nay?" Tanya Sandra sambil membawa sebotol air di sebelah tangannya. "Iya San gue gapapa."
"Lo pucat." Naya tersenyum simpul sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Gue gapapa kok."
"Ini air lo ya." Sandra menyimpan sebotol air minum yang dipegangnya tadi di dekat Naya. "Gue cabut dulu ya, ntar ketahuan Bu Wiwi lagi." Sandra langsung berlari cepat menuju ke kelasnya.
Ya. Naya sedang dihukum di tengah lapangan, memegang sebuah kertas yang bertuliskan 'Aku tidak akan melanggar aturan sekolah lagi'. Naya dihukum karena kecorobohannya sendiri. Begadang tengah malam, lupa mengerjakan PR akibat pesta kemarin malam, dan terlambat ke sekolah 30 menit. Karena itulah Naya dihukum di tengah lapangan sampai jam pelajaran pertama selesai.
Naya melihat di sekeliling, mendapati Melvin yang sedang bermain basket. Terlihat lengkungan miring dibibir Naya. Senang rasanya melihat Melvin bermain basket.
Beberapa saat kemudian, penglihatan Naya langsung kabur, kepala Naya berdenyut-denyut, keringat dingin Naya mulai bercucuran, kaki Naya tiba tiba kram dan lemas. Beberapa kali Naya mengerjapkan mata namun masih kabur penglihatannya. Dan Naya akhirnya jatuh pingsan.
"Nayaaaaa!!" Teriak Melvin saat melihat Naya terjatuh. "Nayaaa!!"
Melvin melempar bola basketnya dengan kasar dan berlari ke posisi Naya. Dengan cepat, Melvin langsung menggendong Naya dan membawanya ke UKS. Melvin berlari sangat cepat. Tanpa ia sadari, air mata Melvin berhasil membasahi pipinya. Semua mata tertuju pada mereka berdua.
***
Lama Naya mengerjap-ngerjapkan mata. Lalu, perlahan berkedip. Sinar matahari yang memasuki UKS memulihkan penglihatannya. Dimana ini? Batin Naya.
Naya menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri. Begitu penglihatannya sudah jelas, Naya reflek ingin bangun. Namun baru saja mengangkat kepala, sakit sekali.
"Kamu sudah bangun nak?" Tanya salah satu pegawai UKS saat melihat Naya yang berusaha untuk bangun dari ranjang. "Dimana ini bu?"
"Ini UKS sayang, tadi kamu pingsan di lapangan dan ketua osis yang membawamu kesini." Ucapnya sambil menulis sesuatu dimeja. "Kak Melvin?" Pegawai UKS langsung menatap Naya dan menganggukkan kepalanya.
"Kamu sudah baikan?" Tanya seseorang di ambang pintu. Melvin.
Naya tersenyum malu. "Makasih kak udah bantuin aku." Melvin perlahan menghampiri Naya. "Bagaimana keadaannya bu?" Tanya Melvin sesampainya di samping ranjang Naya.
"Kakinya belum bisa berjalan, butuh istirahat sekitar 2 hari baru ia bisa berjalan dengan normal lagi." Jawab dokter itu dan membuat Naya langsung membulatkan matanya penuh.
"Gue kan udah bilang sama lo kalau lo harus perhatiin kesehatan lo. Lo lihat sendiri kan sekarang bagaimana hasilnya? Gue khawatir sama lo Nay, gue khawatir. Gue takut terjadi apa-apa sama lo." Naya memperhatikan Melvin bahkan nyaris berkedip. Ha! Dia khawatir sama gue? Ga mungkin. Batin Naya.
"Nayaa!!" Teriak Sandra memecahkan keheningan yang ada di ruangan. "Nay,, lo gapapa?" Tanya Sandra dengan nafasnya yang tidak beraturan.
Naya tersenyum dan mengangguk. "Gue gapapa San."
"Lo ya, udah sakit begini masih sempat senyum-senyum." Naya terkekeh. "Gue baik-baik aja San."
"Kak Melv, lo dicariin kak Lolyta di ruangan Osis katanya ada rapat penting." Melvin langsung mengkerutkan keningnya saat mendengar ucapan Sandra. "Oh, makasih ya infonya. Nay, gue pergi dulu ya. Nanti kita pulangnya bareng." Naya tersenyum lalu mengangguk.
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/99480321-288-k54778.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Annaya Karenina[TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaAnnaya Karenina adalah nama gadis itu. Gadis yang kehilangan semangat hidupnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa dirinya dan juga ibunya. Sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya dialah penyebab ibunya terbaring koma di rumah sakit selama berb...