"YA ampun, Taran, gue ngefans bangeeettt."
Lea mendengar Bel berkata, lebih tepatnya berteriak, pada Taran. Ya Tuhan, ini cowok kenapa tidak bisa meninggalkan Lea sendiri, sih? Kenapa cowok ini mesti berbagi lift dengannya, ikut ke kamar, dan sekarang membuat sahabatnya histeris.
"Lea, lo ketemu Taran di mana?"
Sebelum Lea bisa menjawab, Bel berkata, "Ayo, masuk dulu, Tar. Eh, nggak pa-pa kan kalau gue panggil begitu?"
Bercanda nih si Bel!!! Buru-buru Lea berkata, "Bel, Taran mesti balik ke kamarnya."
"Ah, nggak pa-pa kok, kan cuma sebentar. Ya kan, Tar?" balas Bel, tidak menghiraukan Lea, dan malah menarik Taran yang sedang nyengir ke kamar dan menutup pintu.
Nenek kuntilanak! Dia berjanji nanti akan menyiksa Bel dengan menyanyikan lagu Isabella berkali-kali setelah Taran pergi. Puas dengan rencana balas dendamnya, Lea berdiri canggung. Sekarang dia mesti ngapain? Tadinya dia berencana langsung mandi dan turun ke bawah, bersiap-siap untuk presentasinya. Meskipun mendapat sesi siang, dia ingin menghadiri presentasi peserta lain agar bisa menambah ilmu. Tapi rencananya sepertinya bubar karena jelas-jelas dia tidak bisa mandi sementara Taran masih ada di kamar.
"Oh ya, omong-omong, gue Bel. Teman Lea. Gue udah jadi Pentagoners semenjak X-Factor. Setiap minggu nonton di rumah dan selalu ngirim vote. Seneng banget waktu Pentagon akhirnya menang. Gue punya semua lagu Pentagon di iPod. Paling suka lagu yang judulnya Sekali Lagi. Liriknya... uh... nggak bisa digambarkan. Bikin meleleh. Dan lagu yang..."
Bel orangnya memang bocor banget, tapi Lea tidak pernah melihat dia mencerocos tanpa henti selama beberapa menit seperti ini. Lea bahkan yakin Bel tidak menarik napas sama sekali waktu mengucapkan itu semua. Perlahan dia mulai kasihan pada Taran yang selama beberapa menit ini hanya duduk sopan, membiarkan Bel mencerocos. Wajah Taran bahkan dihiasi senyum simpul, seakan dia mendapati kelakuan Bel menghibur. Entah kenapa, ini membuat hati Lea menghangat.
Kalau dipikir-pikir, Taran sama sekali tidak bertingkah seperti artis selama setengah jam belakangan ini. Bahkan ketika memperkenalkan diri, dia hanya mengucapkan namanya, tanpa embel-embel Pentagon. Entah karena dia berharap orang tahu siapa dia hanya dengan nama depannya, seperti Britney dan Adele, atau karena dia memperkenalkan diri sebagai Taran, laki-laki biasa, bukan Taran Pentagon, personel boyband ngetop di Indonesia. Tiba-tiba Lea ingin tahu nama lengkap Taran. Uh! Nggak penting banget deh!
Dengan satu desahan karena sepertinya tidak akan bisa mandi dalam waktu dekat, Lea menuju lemari, mencari kaus. Setelah menemukan kaus paling gombrong yang dibawanya dan mengenakannya di atas pakaian renang, Lea mencari kacamata minusnya dan melangkah mendekati Taran dan Bel, yang masih mencerocos. Oke, kalau Bel tidak berhenti berbicara lima menit lagi, Lea harus menghentikannya.
Ketika dia duduk, tatapannya beradu dengan Taran yang tersenyum padanya. Efek senyum itu terasa lebih dahsyat karena sekarang Lea bisa melihat lebih jelas dan dia harus mengalihkan tatapan ke tempat lain kalau tidak mau mulai tersipu-sipu nggak jelas. Tatapannya tertuju pada kedua lengan Taran yang penuh tato. Dia bisa melihatnya jelas karena Taran mengenakan kaus lengan pendek. Perlahan diperhatikannya beberapa tato pada lengan itu. Ada tali bersimpul dan seekor burung pada lengan kanan dan tengkorak pada lengan kiri. Ada beberapa tato kecil, tapi Lea duduk terlalu jauh untuk bisa melihatnya dengan jelas. Sepertinya Taran personel boyband berjiwa rocker... atau mungkin preman. Semakin lama dia memperhatikan Taran, semakin banyak kontradiksi yang dia temukan pada laki-laki itu.
"...bisa kan, Le, ya?"
Lea baru sadar Bel sedang berbicara padanya. "Hah?" tanyanya, sambil agak melongo.
"Kita bisa kan ke konser Pentagon nanti malam? Taran bilang dia bisa kasih kita tiket dan gue bisa ketemu Pierre."
APA LO KATA???!!! Oke, sepertinya Lea harus menyanyikan lagu Isabella sekarang. "Isabella, lo tahu kan pesawat kita besok berangkat pagi. Mendingan malam ini kita istirahat supaya nggak ketinggalan pesawat."
Kata itu berhasil menarik perhatian Bel yang sekarang menatapnya dengan wajah agak sebal. Bel tidak pernah suka dipanggil Isabella. Ya, Lea tahu itu dan dia akan menggunakannya untuk menghentikan omong kosong ini. Jangankan ke konser Pentagon, Lea bahkan tidak punya rencana bertemu dengan Taran lagi setelah cowok itu keluar dari kamarnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY TOY - aliaZalea
ChickLitTerbit 26 April 2017. Novel terbaru aliaZalea. Buku pertama seri Pentagon. Nukilan akan ditampilkan di Wattpad mulai bulan Maret sampai April. *** Ada tiga kata yang Lea yakin tidak akan pernah diasosiasikan dengan dirinya: BOYBAND, BRONDONG, dan AB...