"Ti, Mas Igun lu udah lama gak kelihatan ya?"
Tia langsung mendelik sinis pada Hasmi. Apaan yang dimaksud dengan 'Mas Igun-nya'? Sejak kapan mereka saling memiliki?
"Lo kalo kangen sama Pak Guntur mah bilang aja, Kak. Line punya, WA juga ada. Kalau suka tuh bilang, daripada keburu diambil orang."
Hasmi tertawa sambil melempari Tia dengan mini tissuenya. "Selow aja kali, Bu," godanya pada Tia.
Ya lagian Tia juga mulai keki sih. Sejak Guntur ngirim foto Tia yang dia edit pake ekor ala-ala mermaid sekitar dua mingguan lalu itu, Tia jadi lebih sering digodain di kantor plus lebih banyak juga yang ngegodain. Staff-staff accounting yang biasanya adem ayem aja gak mau tahu gossip dunia luar tiba-tiba jadi ikutan godain Tia. Kan rese! Kayak kalau misalkan lagi lewat sekarang Tia disapanya 'Hai Mermaid Mas Igun', kan apa banget?
Udah mana Gunturnya kayak gak bertanggungjawab sama gossip di kantor yang terjadi gara-gara ulah dia. Guntur malah sejak dua minggu lalu gak ada di kantor. Entah ada pelatihan atau apa Tia juga gak tahu. Abis pernah Tia nyoba nyari tahu kemana Guntur pergi eh malah dicie-ciein. Segala dibilang "Gak usah cemburu Tia, Mas Igun gak lagi nyari mermaid lain di Ancol kok." Ya bodo amat gitu Tia juga gak peduli.
Tapi kalau gak peduli ngapain nanyain ya?
Ya maksudnya Tia gak peduli kalau Guntur nyari mermaid atau nyari apapun itu.
"TIAAAA!!" Rizki yang baru datang langsung menghampiri meja Tia. "Asli! Lo harus tahu!" ujarnya dengan napas yang masih terengah-engah.
"Apaan sih lu? Udah dateng telat, terus dateng-dateng langsung gang--"
"Psstttt!" potong Rizki seraya menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Lo ikut gue bentar." Tanpa meminta persetujuan Tia, Rizki langsung menarik lengan Tia sampai membuatnya sedikit terseok-seok mengikuti langkah lebar Rizki. Biar kata melambai kan Rizki juga tetep cowok. Tenaganya otomatis lebih besar dari Tia.
"Ki, Ki, pelan-pelan dong!" seru Tia yang tak diindahkan oleh Rizki. Mereka baru berhenti di depan balkon di lantai dua yang menghadap langsung pada meja receptionist dan juga sofa tunggu yang ada di lantai dasar.
"Lu lihat cowok yang pakai kemeja abu-abu itu deh. Tebak dia siapa!"
Tia mengikuti arah yang ditunjuk oleh jari telunjuk Rizki. Ia hanya melihat punggung tegap yang membelakanginya. Di depan pria yang dimaksud Rizki itu ada Larasati yang memiliki jabatan sebagai HRD di kantor mereka bekerja.
"Pegawai baru ya, Ki?" tanya Tia pada awalnya. "Oh ya ampun!" serunya kemudian seolah baru menyadari sesuatu. "Inceran baru lo? Secara fisik sih badannya oke, Ki. Pinter juga lu nyarinya."
Rizki menjitak kepala Tia gemas. Please deh asumsi macam apa itu? Kalau emang Rizki ngegebet, ngapain juga dia hebohin ke Tia ya kan? Mending dia simpen sendiri.
"Bukan itu, Tia! Lo geser kesana dah coba."
Tia mengikuti perintah Rizki. Ia berjalan ke sisi balkon lainnya hingga kini ia bisa melihat tampak samping dari pria berkemeja abu-abu itu.
"Astaghfirullah!" seru Tia refleks saat dirinya telah mengenali pria itu.
Pak Guntur?!! Tia menjerit dalam hati.
"Udah gue duga lo pasti kaget, Ti. Gue aja kaget banget tadi."
Ya jelas lah Tia kaget! Gimana bisa dalam waktu dua minggu Guntur berubah sejauh itu? Emang sih sebelumnya juga Guntur gak gendut banget, cuma ya perutnya kalau duduk tuh sedikit berlipet lah. Nah sekarang? Rata cuy rata! Tia gak tahu apa di dalam kemeja abu-abunya itu tersembunyi roti sobek atau engga. Tia gak mau bayangin juga sih. Dia gak segila itu buat ngelamun erotis pagi-pagi gini. Terus karena berat badannya yang turun kayaknya itu berefek ke wajahnya Guntur juga. Garis rahang Guntur jadi lebih tegas. Manly banget lah pokoknya.
Entah karena memang naluriah atau tatapan Tia dan Rizki yang terlalu tajam, Guntur jadi menoleh ke arah mereka. Pandangannya dan Tia bertemu, tapi Tia tetep gak sadar. Hal itu membuat Guntur menarik kedua sudut bibirnya membentuk selengkung senyum.
"Hai adek mermaidku sayang! Kamu kangen banget ya sama Mas? Tenang aja, nanti Mas ke ruangan adek kok nawarin pulang bareng kayak biasa." Guntur berteriak dengan lantangnya sampai membuat Laras yang duduk di hadapannya dan juga dua orang receptionist menoleh bersamaan ke arah Tia dan Rizki.
Mati! Tia langsung ambil langkah seribu diikuti Rizki di belakangnya. Mampus gue! Mampus gue! Tia yakin banget abis ini dia pasti bakal makin diledekin. Ah! ini gara-gara Rizki pokoknya!
"LO SIH KI AH ELAAH!" omel Tia langsung saat mereka sudah kembali ke ruangan.
"Abis ngapain sih kalian?" tanya Hasmi penasaran. Leoni pun ikutan meninggalkan meja kerjanya dan menggeser kursinya ke meja Tia. Dia juga jadi kepo sama apa yang terjadi sampai Tia kayaknya bete banget.
Bukannya merasa bersalah, Rizki malah dengan santai duduk di kursinya sambil ketawa-ketawa. "Kita abis lihat Mr. Gray," katanya di sela-sela tawanya.
"Mr. Grey?" koreksi Leoni.
"Bukan Grey, Mbak. Its Gray. Abu-abu. Kita abis lihat pria berkemeja abu-abu. Biar gampang sebut aja Mr. Gray lah," tutur Rizki masih dengan senyum usilnya. "Lo pasti kepikiran buat berubah pikiran ya, Ti?" godanya iseng.
"Pala lo!" semprot Tia langsung. Yang ada Tia kepikiran gimana caranya buat ngehindar. Yasalam dia beneran malu banget tadi. Kok bisa gitu dia gak ngeh kalau Guntur udah ngeliat dia? Apa iya dia sebegitu terpesonanya?
"Yang atas apa bawah, Ti?" goda Rizki lagi.
"RIZKIII!!!"
***
To be continue
==================
Ada info nih. Di part prakata aku rombak sedikit. Cuma aku tambahin pengenalan tentang Mas Igun sih. Kenapa? Ya suka-suka aku dong muhahahaha. Intinya Mas Igun nanti cukup banyak ambil bagian di cerita ini. Yang punya mindset mas igun om-om menggelikan dibuang jauh-jauh ya karena dia digambaran aku tuh masih cocok buat jadi abang-abangan hahaha.
Much love,
Asty K.

KAMU SEDANG MEMBACA
OJEK-ZONE
Humor[Complete] Kalau selama ini yang kita tahu ojek online itu adalah suatu usaha di bidang jasa dengan mengandalkan internet untuk pemesanan sampai ke tempat tujuan. Kira-kira bisa gak ya abang ojek online selain bawa ke tempat tujuan, juga bawa kita k...