[Complete]
Kalau selama ini yang kita tahu ojek online itu adalah suatu usaha di bidang jasa dengan mengandalkan internet untuk pemesanan sampai ke tempat tujuan. Kira-kira bisa gak ya abang ojek online selain bawa ke tempat tujuan, juga bawa kita k...
Tia mengangguk sambil mengambil selembar uang sepuluh ribuan dari dompetnya. Tak lupa ia juga mengambil masker dan mengenakannya.
"Enak kan naik ojek online? Tinggal order, abangnya yang nyamperin. Lu gak usah cape-cape ngejar kopaja. Gak bosen ngejar mulu?"
Dari balik maskernya Tia tertawa kecil. "Ambigu lu 'ngejar'nya hahaha. Ya, tapi tetep sama-sama kudu nunggu juga kan, Kak."
"Ya emang sama-sama nunggu, tapi kan beda. Kalo abang ojek online tahu kitanya nunggu dia. Jadi pas dateng ya udah pasti dia dateng buat kita. Kalo angkutan umum lain kan gak tahu kalau ditunggu. Kadang belom sampe ke kita eh udah diserobot orang duluan, kadang lagi udah nunggu lama eh ternyata gak ada tempat lagi buat kita."
Tia langsung tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Hasmi. Ia sampai harus memegangi perutnya yang mules saking kebanyakan ketawanya. Gak ada yang salah sih dari analogi Hasmi, cuma kok kayaknya dari bawa perasaan banget ya? Ini supir angkot apa doi? Kitanya udah nunggu tapi yang ditunggu gak tahu.
"Lu dari hati banget ya, Kak?" ujarnya setelah tawanya mulai mereda.
Hasmi baru akan membalas kata-kata Tia namun ponselnya berbunyi menandakan ada notifikasi dari applikasi Line-nya. Begitupun dengan ponsel Tia.
Rasti: Rasti send a picture.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khoyrul waritsiin."
Hasmi dan Tia kontan saling berpandangan kemudian tertawa bersama karena mereka baru saja melafalkan do'a yang dikirimkan Rasti.
"Kita kayak ngebet banget gak sih?" tanya Tia masih dengan sisa-sisa tawanya.
"Wajar kok wajar udah kepala dua mah hahaha."
Lasa: MasyaAllah ukhti Rasti sekarang rajin nyimpen do'a-do'a yaa?
Rasti: Habisnya menyimpan kamu hanya membawa luka sih.
Tia: Ah sedap.
Rasti: Ah Indomie.
Lasa: Ah supermie.
Hasmi: Ah mie 100.
Rasti: Lu mah lawas banget, Kak. Rasti: Udah susah ditemuin itu mie sekarang mah.
Tia: Umur gak bisa bohong, Ras.
Rasti: Bukan gue yang ngomong ya, Kak.
"Sialan!" Hasmi membalas langsung kata-kata Tia ditambah dengan satu sentilan yang ia daratkan di kening Tia.
"Ampun, Kak!"
Lasa: Btw yaa udah susah jaman sekarang dapetin yang baik mah. Udah pada kapok.
Tia: Kapok gimana, La?
Lasa: Ya gimana ga kapok kalo yang baik selalu ditinggalin dengan alasan 'kamu terlalu baik buat aku'. Lasa: Duh please yang pada ngomong gitu mending jadian aja sana sama narapidana.
Hasmi: TRUE!!
Rasti: Yak dua korban lelaki bersuara.
Tia: Yak dua korban lelaki bersuara. (2)
Hasmi sama Lasa sama-sama penah dikecewakan oleh dua orang lelaki yang kebetulan sama-sama mereka kenal dari applikasi Tinder waktu mereka masih iseng-iseng nyoba applikasi semacam gituan.
Cowok yang kenalan sama Hasmi itu namanya Adya, comica asal luar planet. Setelah deket dan ketemuan, mereka emang sempet jadian sih. Tapi semenjak jadian, si Adya itu jadi kayak sinyal hape di hutan. Ilang-ilangan. Ujungnya hubungan mereka cuma bertahan sebulan. Dan karena Hasmi jadi diledekin Hasmi dengan kata-kata:
"Itu kisah cinta apa kuota internet? Kok cuma sebulan?"
Mereka berempat kalau udah main hina-hinaan emang ga mandang status pertemanan lagi.
Sedangkan kalau Lasa beda cerita. Dia dapat kenalan cowok asal kota kembang namanya Rian. Kalian pernah nyoba makan gula pake madu? Manis banget kan rasanya? Nah kayak gitu tuh mulutnya si Rian. Super duper manis. Kalau manggil Lasa itu pakai sebutan 'perempuanku'. Alamak! Kata-kata yang keluar dari mulutnya bisa kali buat dijadiin pengganti selai di roti. Manis banget abisan. Tapi sayang, kelakuannya justru berbanding terbalik.
Seminggu setelah ketemuan dan jalan sama Lasa, tiba-tiba Rian apdet snapchat lagi makan bakso. Captionnya sih "Enak banget kayaknya" tapi yang dishoot bukan baksonya melainkan orang yang nemenin dia makan bakso itu.
Hari berikutnya lebih ekstrem lagi, Rian update snapchat lagi di apartemennya sama cewek yang sama dengan yang nemenin dia makan bakso. Update snapchat bisa tapi bales chat dari Lasa gak bisa.
Ya udah Lasa juga akhirnya mundur teratur. Kayaknya dia emang terlalu 'baik' buat Rian.
Intinya, kita emang gak bisa percaya sama orang serats persen. Tetep harus ada minimal 1 persen lah buat antisipasi.
"Eh, driver gue udah di depan nih kayaknya," ujar Tia sambil melihat maps di layarnya.
"Oh yaudah," sahut Hasmi. Ia lalu mengenakan maskernya.
"Gue balik duluan ya, Kak," pamitnya pada Hasmi.
"Oke, hati-hati."
"You, too."
Keduanya pun berpisah di Lobi. Tia menuju pintu depan untuk menemui driver ojeknya, sedangkan Hasmi menuju parkiran untuk mengambil motornya.