Tia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari plat nomor motor yang sama dengan yang tertera di layar ponselnya.
"Mbak Tia Andiniaji?" Suara itu membuat Tia terlonjak sedikit sebelum akhirnya melempar senyum.
"Mas Anwar ya?" tanyanya balik dan pria yang mengenakan jaket berwarna merah gelap bertuliskan OJEK-ZONE di bagian punggungnya itu pun mengangguk.
"Mari, Mbak."
Tia kemudian mengikuti langkah pria itu yang membawanya ke motor beat yang terparkir hanya beberapa langkah dari posisinya berdiri tadi. Setelah memberikan helm pada Tia dan memastikan penumpangnya itu duduk senyaman mungkin, sang driver yang bernama Anwar pun mulai melajukan motornya.
Di belakang, Tia sendiri sudah stand by dengan headset di telinga yang ia sematkan dari balik kerudungnya dan ujung kabelnya yang tersambung di ponselnya. A simple gesture yang memiliki arti 'i wanna talk with nobody'
Bukannya mau memutus fungsi sosialnya. Hanya saja terkadang kita pasti merasakan benar-benar ingin sendiri. Me-time istilahnya. Berhubung sulit banget buat Tia dapet waktu me-time kalau bukan libur semester kuliah, jadi dia harus cukup puas dengan duduk diam di motor sambil pakai headset dengerin lagu atau liat-liat instagram orang.
Sebenarnya kadang rasa capek atau males suka menghantui Tia. Siapa sih yang gak capek berangkat pagi dari rumah buat kerja terus sorenya masih harus nyiapin otak buat nerima materi perkuliahan? Padahal kerja di belakang komputer sendiri dari pagi sampai sore udah bikin mata dan otak juga capek. Ditambah lagi nanti harus dengerin dosen, nyatet materi dari slide presentasi si dosen, dan yang pasti harus paham dengan materi perkuliahan tiap harinya.
Tia sih punya prinsip 'capek boleh, jenuh jangan'. Jadi kalau dia lagi bener-bener capek, dia juga gak bakal maksain diri. Bolos sekali atau dua kali dalam satu mata kuliah selama satu semester mah masih termasuk normal. Jadi Tia gak bakal maksain diri buat masuk kuliah tapi pikirannya kemana-mana. Sia-sia juga. Biasanya Tia bakal pilih duduk-duduk santai di foodcourt atau main ke rumah Rasti yang emang jaraknya gak jauh-jauh banget dari kantor tempat dia kerja. Abis itu, besoknya baru Tia ngampus lagi. Refreshing otak itu sama halnya kayak tidur. Biarpun sebentar, asalkan berkualitas hasilnya bakal bagus daripada yang berlama-lama terus ujungnya malah bikin males.
Intinya sama kayak menjalin hubungan, menempuh pendidikan juga butuh konsistensi. Ngerasa capek atau males sesekali sih wajar, tapi jangan sampai jenuh. Soalnya kalau udah jenuh, kita pasti gak akan bertahan dan ujung-ujungnya milih left. Yaa, kayak pacaran aja. Banyak kan yang milih buat putus dengan alasan bosen? Terlepas dari mereka jodoh atau enggak, harusnya kalau ada masalah dalam suatu hubungan itu yang diselesain masalahnya bukan hubungannya.
Jadi kalau kamu ngerasa bosen dengan pasangan kamu, harusnya yang diganti itu rutinitasnya bukan pasangannya. Kalau tiap hari ketemu terus jalan bareng siapa sih yang gak bosen? Coba kasih jarak sedikit biar ada rindu. Jangan buru-buru pergi ninggalin. Soalnya, beberapa yang memutuskan pergi meninggalkan, di kemudian hari datang kembali dengan penyesalan.
"Sudah sampai, Mbak."
Tia mendongak saat merasakan laju motor yang membawanya berhenti. Saat menoleh ke kiri rupanya ia sudah sampai di depan gerbang utama kampusnya. Sambil melepaskan headsetnya, Tia pun turun dari motor dan menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan dari saku kardigannya.
"Ooh Mbak pakai headset. Pantes dari tadi nunduk terus. Saya kira sakit," kata sang driver sambil mengambil uang pecahan sepuluh ribu yang Tia berikan.
"Iya Mas, kebiasaan hehe." Tia kemudian mencopot headsetnya dari ponsel lalu memasukkannya ke dalam tas selempangnya. "Duluan ya, Mas," pamitnya sopan kemudian balik badan untuk masuk ke kampusnya.
"Ya, Mbak hati-hati." Sang driver menggeleng-geleng pelan sambil tertawa kecil. "Pakai headset toh," gumamnya. "Pantas tadi diajak ngomongnya diem aja, kirain sombong." Anwar kemudian kembali melajukan motornya. Ia mendapat satu pelajaran hari ini bahwa kita tidak bisa menilai seseorang hanya dengan sekali menyimpulkan tindakannya tanpa mengenal orang itu terlebih dahulu.
***
To be continue
=================
Dalam KBBI, Erak (ark) itu berarti lelah.
Ada yang mau kenal sama Tia, Hasmi, Rasti, dan Lasa lebih deket? Yup they are real! Dengan nama yang udah disamarkan tentunya. Beberapa bagian juga ada hang berdasarkan kisah real dari mereka haha. Nanti kita kupas lagi yaa tentang mereka. Buat yang nungguin Tia ketemu sama Tio harap bersabar yaa. Kenapa? Karena yang tepat datangnya emang gak cepat. Asek.
Nanti di akhir cerita ini bakal aku kasih tahu siapa orang-orang dibalik tokoh Tia, Rasti, Lasa, dan Hasmi. Para pejuang tegar penanti jodoh💪
Much love,
Asty K.
11 Maret 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
OJEK-ZONE
Humor[Complete] Kalau selama ini yang kita tahu ojek online itu adalah suatu usaha di bidang jasa dengan mengandalkan internet untuk pemesanan sampai ke tempat tujuan. Kira-kira bisa gak ya abang ojek online selain bawa ke tempat tujuan, juga bawa kita k...