"... Saya akan menunggu sampai kamu siap memberi jawaban."
Masalahnya gue gak tahu harus jawab apa! Ini udah kali ke-dua puluh Tia ngeguling kanan-guling kiri di atas kasur. Niat hati mau coba mikir biar dapat jawaban tapi yang ada malah jadi sakit perut.
"Gak Tio, gak Pak Guntur, pada bikin asam lambung gue naik aja nih banyak pikiran gini."
Lagi pusing-pusingnya mikir, handphone Tia bergetar. Menampilkan ada notif yang masuk.
Mas Tio: Ti, liat deh.
Tio mengirimkan sebuah foto ke Tia. Mata Tia langsung terbuka penuh melihat foto yang dikirimkan Tio.
Tia: Maksudnya apee wkwkwk
Iya, yang Tio kirimin itu foto rincian biaya pernikahan lengkap mulai dari kisaran uang sewa gedung, cathering, penghulu, baju pernikahan, dan lain-lainnya yang kalau ditotalin nolnya ada tujuh digit dan mungkin kalau ditambahin lain-lainnya lagi bisa jadi delapan digit.
Mas Tio: Uang tabungan gue dikit lagi bisa nyampe segitu sih. Yaa nabung tiga bulanan lagi lah. Tapi gue gak mau habis nikah ngegembel.
Tia: Terus?
Mas Tio: Bisa tunggu sebentar lagi? Gue juga lagi ngumpulin buat DP rumah. Mungkin pas lo lulus udah mencukupi semua. Itu juga kalau lo mau hehe.
Matiiii!!!! Tia rasanya mau pingsan saat ini juga. Dalam rentang satu minggu dia dilamar dua pria dengan cara yang berbeda.
Tia: Ini dibajak ya?
Mas Tio: Perlu gue telepon?
Tia: Enggak, becanda hehe.
Mas Tio: Jadi?
Tia: Kasih gue waktu.
Mas Tio: Oke, gue tunggu kok:)
Tia kembali mengguling-gulingkan tubuhnya di kasur. "Gimana ini gimanaaa?!!"
***
"Kamu kenapa, Kak? Kayaknya gelisah banget?" Ayah Tia akhirnya mengalihkan pandangannya dari pertandingan sepak bola di televisi ke putri sulungnya yang duduk disampingnya sambil menggigit-gigit ujung kuku. Dia yakin banget pasti ada yang mau putrinya ini tanyain. Iyalah, Tia biasanya mana mau nonton pertandingan bola eh ini tau-tau nimbrung pas ayahnya lagi nonton.
"Hm? Gak apa-apa kok, Yah," kilah Tia.
"Ya udah kalau gak ada apa-apa sana tidur," jawab ayahnya tanpa peduli.
Tia berdecak pelan kemudian melipat tangannya di depan dada. "Ih Ayah mah! Paksa aku buat cerita kek gitu. Gak peka banget kalau anaknya lagi banyak pikiran gini. Malah diusir pula!"
"Idiih drama deh. Ntar dulu ah tunggu iklan."
Astaghfirullah... Tia beristighfar dalam hati. Emang deh cowok mah gak tua gak muda kalau udah ketemu pertandingan sepak bola mau ada banjir bandang juga dicuekin.
"Jadi kenapa, Kak?" tanya ayahnya benar-benar tepat saat iklan.
"Aku tuh bingung, Yaahhh...."
"Bingung kenapa?"
"Ayah do'a apa sih sama Allah? Segitu gak mau nya lihat aku jomblo ya?"
"Ooh ya jelas! Mama kamu dulu primadona, Ayah dulu cassanova. Masa sekarang anaknya gak ada yang ngerebutin. Jatuh lah reputasi Ayah sama Mama."
Kalau bukan orang tua rasanya Tia pingin banget nge-iyuh-in ayahnya. Kepedeannya udah tingkatan dewa. Untung bukan dewa sembilan belas.
"Nah sekarang masalahnya ada dua orang yang mau seriusin aku. Aku harus gimana?"
"YA ALLAH ALHAMDULILLAH KAU KABULKAN DOAKU UNTUK MENGHILANGKAN KUTUKAN KEJOMBLOAN PADA ANAKKU!" seru Ayah Tia berlebihan seraya mengangkat kedua tangan layaknya orang berdoa sungguhan.
"Ayaaahhh!!" geram Tia. Taubat dah dia punya ayah begini banget.
"Ini apa sih berisik banget?" Mama Tia yang penasaran dengar suara gaduh pun akhirnya keluar dari kamarnya.
"Kita bakal ngunduh mantu, Ma," jawab Ayah Tia semangat bikin Tia gak tahan buat mencibir.
"Apaan kali ngunduh-ngunduh. Download!"
"Ngunduh mantu itu buat orangtua pengantin laki-laki, Ayah," koreksi Mama Tia. Selagi suaminya garuk-garuk malu karena salah, Mama Tia mengalihkan pandangannya ke putrinya. "Siapa memang calonnya kakak?" tanyanya pada Tia.
"Ada dua, Ma! Itu makanya dia jadi bingung." Baru juga mangap, eh ayahnya udah nyerobot jawab duluan.
"Yang suka antar-jemput kamu itu?" tanya mamanya lagi.
"A--"
"Yang mana Ma yang suka antar jemput? Ayah belum ketemu nih," potong ayahnya lagi.
"Ih Ayah mah diem dulu kek," protes Tia. Ayahnya mencibir sesaat namun tetap menuruti keinginan putrinya itu.
Setelah yakin ayahnya tidak akan memotong pembicaraannya lagi, Tia mulai menceritakan permasalahan yang dihadapinya pada mamanya.
"Hmm begitu, tapi Mama maunya kamu kejar pendidikan tinggi dulu. Soal jodoh udah ada yang atur. Mau jodoh kamu nak Tio atau Guntur nanti Mama sih yang penting orangnya bisa jagain kamu."
Tia diam. Iya juga ya? Ya, siapa sih yang gak mau nikah? Semua orang pasti mau. Cuma kan masa muda gak bisa diulang. Iya, nikah muda juga emang gak salah, tapi setelah nikah kan kebutuhan udah beda lagi. Kadang, ngertiin diri sendiri aja masih susah gimana harus mencari jalan tengah untuk dua orang?
"Pendapat Mama sih gitu, gak tahu nih coba kalau menurut Ayah." Keduanya kemudian mengalihkan pandangannya menatap sang Ayah yang masih bergeming memandang lurus layar kaca.
"Ay--"
"GOOLLL!!!!" seru Ayah Tia mengagetkan istrinya yang baru saja hendak memanggilnya.
"AYAAAH!!!"
"Eh, iya, ampun Ma."
Tia cuma bisa geleng-geleng kepala. Ini ayahnya contoh nyata masa muda belom kelar deh kayaknya. Udah punya anak dua kelakuannya tetep aja slengean.
Oke.
Jadi sekarang, solusinya apa??
Gak ada...
Ya Allah, pusiiing!
***
To be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
OJEK-ZONE
Humor[Complete] Kalau selama ini yang kita tahu ojek online itu adalah suatu usaha di bidang jasa dengan mengandalkan internet untuk pemesanan sampai ke tempat tujuan. Kira-kira bisa gak ya abang ojek online selain bawa ke tempat tujuan, juga bawa kita k...