"Oh, hyung?" Baekhyun menyerngitkan dahinya heran saat melihat Xiumin yang berdiri di depan pintu dengan sebuah kotak dan buku yang sudah usang.
"Apa itu?" Tanya Baekhyun dan didiamkan oleh Xiumin yang melolos masuk menabrak bahu Baekhyun dan duduk di sofa ruang tamu rumah Baekhyun.
"Kau harus membaca buku harian dan melihat isi kotak ini". Tutur Xiumin setelah meletakkan kedua benda tersebut diatas meja.
"Harus sekali,ya?" Tanya Baekhyun dengan kekehan renyahnya sambil menempatkan bokong di sofa yang membuatnya berhadapan langsung dengan Xiumin yang menatapnya dingin.
Seakan mengerti akan tatapan Xiumin yang memaksanya, Baekhyun meraih buku harian tersebut. Dibukanya perlahan-lahan dan dibacanya halaman demi halaman dengan hati-hati. Tangan lentiknya membuka lembaran lembaran itu dengan serius. Jantungnya berdegup dengan ritme yang tak beraturan seakan ada sesuatu yang menyeruak di dalam sana. Perasaannya bagai terombang-ambing di tengah derasnya ombak rasa bersalah, keringatnya menetes membasahi kertas-kertas tersebut. Baekhyun ingin berhenti membaca tulisan tangan rapi yang menyimpan sejuta kepedihan untuknya, namun semakin ia ingin berhenti hatinya semakin tak ingin.
Xiumin menghela nafasnya panjang sambil mengusap kasar wajahnya, "gadis itu Luna, bukan Dara". Kalimat Xiumin semakin menohok hati Baekhyun. Baekhyun menutup dan nenonggak menatap Xiumin dengan tatapan gusarnya.
"Ini pasti salah kan, hyung?"
Xiumin menggeleng lalu mendorong kotak itu kehadapan Baekhyun sambil berujar, "kotak itu jawaban dari semua yang kau cari selama ini". Baekhyun dengan gerakan cepat mengambil dan membawa kotak kayu usang itu di atas pangkuannya. Hatinya semakin terkoyak ketika melihat ukiran indah bertuliskan -Luna Baekhyun- yang dipahat rapi di sisi kotak tersebut. Dengan hati yang penuh penasaran, dibuka kotak itu. Yang dilihat Baekhyun sekarang sama dengan apa yang dilihat Xiumin tadi. Bunga mawar yang sudah layu dengan pita yang melilit rapi di tangkai serta sebuah surat.
Dibacanya dengan sangat teliti, diperhatikannya baik-baik sampai akhirnya ia berseru, "Benar! Ini mawar yang sama! Ini tulisan dan kertas yang sama pula!" Baekhyun menatap Xiumin dengan matanya yang memerah.
Xiumin menyodorkan sebuah kertas berlipat dihadapan Baekhyun yang sengaja ia simpan saat di mobil tadi. "Setelah membaca surat ini, aku pastikan kau akan menyesal sampai mati telah memperlakukan Luna seburuk itu". Cerca Xiumin dengan sarkatis setelah Baekhyun dengan tangan bergetar mengambilnya.
Ini diluar dugaan! CEO besar Byun Baekhyun yang terlihat tangguh menangis di depan pria yang hanya menjabat sebagai sekertaris pribadinya. Kristal bening berasa asin itu terus menerus turun tanpa niat untuk berhenti sedikitpun. Kalimat demi kalimat yang Luna tulis dalam suratnya itu secara tidak sengaja menohok hati Baekhyun. Dadanya bahkan sesak bukan main membayangkan betapa menderita istrinya selama setahun lebih ini.
"Tangisanmu tak cukup untuk membalas tangisan Luna bertahun-tahun sejak ia mengenalmu!"
Baekhyun tak membalas perkataan Xiumin yang penuh emosi itu.
"Oppa!-- Astaga kau kenapa?" Dara yang datang dengan nampan berisi jus langsung menaruhnya di meja dengan buru-buru lalu berlutut di depan Baekhyun dan langsung menangkup wajah suaminya itu.
"Kenapa kau tak jujur?" Tanya Baekhyun membuka matanya menatap Dara yang menyerngitkan dahi dengan heran.
"Maksudmu apa oppa?" Tanya Dara bingung. Ditarik tangannya dari wajah Baekhyun dengan cepat.
"Kenapa kau tak jujur padaku kalau Luna-lah gadis pengirim bunga mawar itu?"
Deg!
Dada Dara bagai dihantam ribuan meteor panas yang menyakitkan.
"A-aku"
"Katakan!" Baekhyun meninggikan nadanya untuk membuat Dara bicara.
"Waktu kau menyatakan perasaanmu dan mengungkit pengirim bunga itu aku ingin mengatakan yang sejujurnya, tapi kau tak pernah mau mendengarkanku! Kau bilang hanya aku yang kau lihat dan kau tak peduli lagi karena kau telah menemukanku!" Dara ikut meninggikan suaranya, bahkan sekarang Dara telah berdiri di hadapan Baekhyun yang masih duduk.
Baekhyun mengusap wajahnya kasar lalu menjambak rambutnya frustasi, air mukanya sudah tak bisa dibaca. Ia menegakkan tubuhnya dan melewati Dara.
"Bawa aku kepada Luna hyung!" Serunya saat berhenti di ambang pintu.
"Oppa! Baekhyun oppaa!" Teriakan Dara sama sekali tak dihiraukan Baekhyun. Dia sudah masuk ke dalam mobil Xiumin. Hatinya benar-benar bercamuk sekarang.
"Kau yakin?" Tanya Xiumin saat sudah menempatkan bokongnya di kursi kemudi.
"Cepat hyung! Aku ingin bertemu Luna!" Perintah Baekhyun tak sabaran.
.
"Xiumin hyung!" Rae Oh menghampiri Xiumin yang berjalan bersama Baekhyun di koridor menuju kamar Luna dengan buru-buru. Rae Oh menghalangi mereka berdua secara tiba-tiba.
"Jangan halangi jalan kami, Rae Oh!" Bentak Baekhyun kesal.
"Kalian tak bisa ke ruangan Luna sekarang!" Balas Rae Oh membentak.
"Kenapa?" Tanya Xiumin dengan nada yang lebih tenang namun didiamkan oleh Rae Oh.
"Kau kenapa diam? Apa terjadi sesuatu dengan Luna?" Tanya Baekhyun panik.
"Luna..."
Baekhyun langsung mencengkram erat kerah baju Rae Oh, matanya memerah menatap Rae Oh yang masih kukuh untuk diam dan menggantung kalimatnya.
"Katakan!" Perintah Baekhyun.
"Luna hilang, dia diculik!"
"Apa?!"
Bugh!
Satu tinjuan keras dari Xiumin mendarat di pipi Rae Oh.
Rae Oh mendorong Baekhyun untuk melepas cengkramannya lalu berkata, "Maafkan aku hyung, tadi aku ke toilet untuk mandi, tapi saat aku keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja Luna sudah tidak ada. Aku sudah berkeliling rumah sakit tapi aku tak mendapatkannya, aku sudah melihat CCTV dan ada dua orang laki-laki yang membawanya". Jelas Rae Oh membuat Baekhyun dan Xiumin mengacak rambut kasar.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?!" Tanya Baekhyun menggertak Xiumin yang sedari tadi diam.
"Sabarlah dulu, aku sedang berpikir!"
Ting!
[Luna aku sembunyikan, dia ada di rumah sakit Yoohan, aku yang memindahkannya karena ayah Baekhyun dan Kang Jung Ok telah menyusun strategi untuk membunuh Luna. Kau dan Baekhyun jangan pernah coba-coba datang kemari karena kalian sedang diawasi, percayakan Luna padaku. Aku akan menjaganya dengan baik, tak usah khawatirkan apapun. Ini semua demi kebaikan Luna]
Xiumin menghela nafasnya panjang lalu tersenyum dan mengetikkan beberapa kalimat yang dikirimkan sebagai balasan pesan pengirim misterius itu.
[Aku sangat berterima kasih, jagalah dia, aku percayakan padamu]
"Ada apa? Kenapa kau tersenyum?" Tanya Baekhyun.
"Kalian tenanglah, untuk sementara ini Luna dipindahkan di rumah sakit cabang dari rumah sakit ini. Kita belum bisa menemuinya karena suatu hal yang tak bisa aku ceritakan pada kalian, yang jelas situasi sekarang sedang buruk". Jelas Xiumin yang disusul helaan nafas lega Rae Oh namun Baekhyun masih kukuh diam dan menatap Xiumin heran.
"Kau gila? Bagaimana jika dia sendirian disana? Siapa yang mengurusnya?"
"Seseorang akan menjaga dan mengurusnya selama disana, kalian percayalah padaku, Luna akan baik-baik saja. Kita hanya butuh waktu sedikit lagi untuk bertemu dengannya".
"Tapi aku--
"Bersabarlah Baekhyun! Ini juga semua salahmu! Kau terlambat! Jangan memaksa apapun yang membuat tanganku menghajarmu!"
Akhirnya Baekhyun menyerah dan mengalah mengikuti kemauan Xiumin.
"Baiklah".
"Aku pastikan, Luna baik-baik saja".
Tbc! Oke double update^^ maap baru comeback, baru selese uts soalnya>< jan lupa votment××
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]
FanfictionSiapa sangka Byun Baekhyun dengan ketampanan luar biasa yang membuat semua orang menatapnya sempurna memiliki sisi lain dalam dirinya? Menikah dengan Choi Luna karena rencana balas dendam jiwa lainnya yang tak bisa ia atasi. Rahasia masa lalu penyeb...