(43) Felings of Inadequacy

2.8K 368 0
                                    

         Luna mengerutkan dahinya ketika medapati Hayeon berlari secepat kilat memasuki kamar mandi dengan menutup wajahnya, tak hanya Luna, seluruh orang yang ada di meja makan juga ikut bingung atas tingkah laku mengejutkan Hayeon. Mata Luna menangkap sosok Xiumin yang keluar kamar masih dengan pakaian tadi sore yang belum ia ganti, kaos kaki bahkan masih melekat dikakinya. Wajah bantal Xiumin yang mengusap-usap matanya seperti anak kecil membuat Luna sedikit tersenyum. Maksudnya, apa itu orang yang usianya hampir menyentuh angka tiga puluh? Dia terlalu imut untuk menempati angka sebanyak itu.

"Oppa, Hayeon eonni kau apakan sampai-sampai berlari tak karuan ke kamar mandi?" Tanya Luna saat Xiumin sudah menempatakan bokongnya di kursi sebelah Luna.

Dahinya mengerut, ia menguap sebentar lalu menjawab, "Hayeon? Aku tidak tahu dia ada dikamar tadi." Luna makin dibuat bingung.

"Tadi dia kusuruh untuk membangunkanmu, kau tak sadar?" Xiumin menggeleng lalu memasukkan satu potong kimbab kedalam mulutnya.

"Aku hanya bermimpi 'sesuatu' dan merasakan tendangan yang kuat di pahaku, saat aku membuka mata tak ada siapa-siapa di dalam kamar, jadi ku kira itu hanya bagian mimpiku atau mungkin hantu kamar yang menganggu tidurku." Jelas Xiumin panjang lebar setelah menelan kimbabnya dan menyuapkan sesumpit dori bang-bang.

"Sesuatu?" Gumam Luna.

"Aku mimpi menciummu, terasa sangat nyata." Luna melotot besar, ia terkejut atas penjelasan Xiumin yang sangat frontal.

Mendengar hal itu, Jongin mulai menampakkan ekspresi cemasnya, dibanting sumpitnya dan dengan buru-buru ia bangkit untuk menyusul Hayeon ke kamar mandi. "Jongin, kau mau kemana?" Tanya Rara yang diabakkan oleh Jongin.

"Noona! Buka pintunya!" Jongin berteriak sambil menggedor pintu kamar mandi yang menenggelamkan Hayeon didalamnya. Tak ada satu suarapun yang Jongin tangkap dan hal itu otomatis membuatnya khawatir bukan main.

"Kubilang buka pintunya, noona!"

Luna bangkit dari duduknya lalu menghampiri Jongin yang benar-benar cemas bukan main. Diusap punggung Jongin lembut berniat agar pria itu tenang.

"Biar aku," Luna menggeser Jongin dan mengetuk pelan pintu kamar mandi.

"Eonni, kau baik-baik saja?" Jongin mendorong bahu Luna untuk menjauh. Hal itu sempat membuat Luna terkejut, ia baru kali ini diperlakukan kasar oleh Jongin selama ia mengenal pria baik itu.

"Jongin kau kenapa?" Tanya Luna dengan nada yang merendah, ia memegang bahunya yang terdorong kuat oleh Jongin barusan. Entah pria itu dikuasai kekhawatiran atau kemarahan, ia menatap Luna tajam dan menusuk. "Disaat seperti ini noona masih bertanya bagaimana keadaannya? Dia tidak sedang baik-baik saja!" Bentak Jongin pada Luna yang membuat Luna tersentak, ia mematung.

"Jongin, apa-apaan kau membentak Luna?!" Xiumin datang dengan mata marahnya di depan Luna, menutupi gadis itu dari pandangan Jongin.

"Jongin.." suara Hayeon yang terdengar baik-baik saja masuk ke pendengaran Jongin. "Iya, noona."

"Makanlah, katakan pada mereka aku baik-baik saja. Aku hanya ingin sendiri."

"Tapi haruskah didalam sana?"

"Aku mohon.."

"Baiklah."

Jongin, Xiumin dan Luna kembali ke meja makan, mereka semua melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda beberapa saat. Dan kali ini, lebih canggung. Adik-adik Luna yang biasanya banyak berbicara, seakan mengerti keadaan, mereka diam. Tak ada suara yang terdengar kecuali suara sumpit dan sendok yang bertemu dengan piring atau mangkuk.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang