(37) The secret of Legman Park

2.9K 391 8
                                    

          Hari ini adalah hari kepulangan Xiumin, Luna, Hayeon dan Jongin ke Seoul. Mereka telah menyusun strategi pertama untuk mencari keberadaan keluarga reporter Park. Mereka kini tengah duduk dengan nyaman di kursi penumpang pesawat.

"Tidurlah, akan kubangunkan saat sampai di Incheon nanti." Ujar Xiumin dengan senyum manisnya membuat Luna mengangguk nurut lalu memejamkan matanya untuk terlelap.

"Mau kupinjamkan bahuku?" Suara Xiumin membuat Luna yang masih setengah sadar kembali mengangguk dan menyandarkan kepalanya di bahu Xiumin yang nyaman. Tangan Xiumin menepuk-nepuk pelan kepala Luna memberi kenyamanan dan kehangatan untuk Luna yang sudah menembus alam bawah sadarnya.

"Mau seperti mereka juga?" Suara sarkasme Jongin membuat Hayeon mengepal tangannya di depan wajah Jongin. "Mau kupukul?!" Ancamnya dengan suara yang ia rendahkan sepelan mungkin namun juga tegas untuk memberi pelajaran kepada Jongin.

"Kurasa bahuku cukup nyaman untuk tempat noona bersandar, ayo kemarilah Hayeon-ku sayang~" nada bicara yang terkesan meledek membuat Hayeon naik pitam, dicubitnya paha Jongin kuat-kuat membuat sang pemilik paha menjerit kesakitan mengundang tatapan heran dan terganggu dari penumpang lainnya termasuk Xiumin diseberang mereka.

"Maafkan kami.." Hayeon menurunkan topi yang ia kenakan untuk menutup setengah wajah memerahnya karena malu bercampur marah.

"Sakit sekali tau!"

"Diam atau kuberi cubitan yang lebih menyakitkan!"

Alhasil, ancaman tersebut membuat Jongin bungkam. Ia tak mau di pahanya tercetak sebuah tanda kebiruan akibat cubitan maut Hayeon, sepupu mengesalkannya.

-xXx-

"Yo, brother!" Pria bermata rusa itu langsung merangkul Jongin saat mendapati pria tan tersebut di bandara.

"Luhan?" Hayeon yang berjalan dibelakang Jongin langsung buru-buru mempercepat langkah sampai sejajar dengan kedua sepupunya.

"Jongin menyuruhku untuk menjemput kalian.." seperti tau apa yang akan Hayeon tanyakan, Luhan menjawab duluan dengan senyum kikuknya.

"Bohong, dia kemari karena ingin bertemu Luna noona," cibir Jongin sambil melepas kasar rangkulan Luhan dan berpura-pura marah. Luhan mencubit pipi Jongin gemas lalu berlari melewatinya untuk sampai di hadapan Luna yang jalan berdampingan dengan Xiumin.

"Hai!" Sapa Luhan dengan ceria membuat Luna tersenyum ramah membalasnya, "hai! Menjemput Jongin dan Hayeon eonni?" Tanya Luna yang dibalas anggukan dan gelengan oleh Luhan.

"Maksudnya?"

"Menjemput kedua sepupuku dan bertemu denganmu lebih tepatnya." Luna menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum malu mendengar penuturan Luhan. Menurutnya, Luhan adalah pria menyenangkan yang membawa aura positif setiap berada didekatnya.

"Hyung, boleh aku menggandeng Luna?" Izin Luhan kepada Xiumin yang daritadi hanya menampangkan wajah datarnya.

"Silahkan saja, aku bukan siapa-siapanya." Setelah menyelesaikan kalimat yang lebih menjurus ke kalimat berisi kecemburuan tersebut, Xiumin pergi menghampiri Hayeon dan Jongin yang masih berdiri menunggu mereka.

"Dia cemburu, ya?" Tanya Luhan yang dibalas gidikan bahu oleh Luna. Sebenarnya dia tau kalau Xiumin cemburu, tapi dia mana mungkin mengatakan itu di depan Luhan.

"Ayo!" Dengan posesif Luhan menggandeng tangan Luna dan sambil berjalan menuju parkiran, sesekali Luna tertawa akibat lontaran lelucon garing Luhan. Kenapa rasanya seperti pernah mengenal orang ini sebelumnya,ya? Kira-kira seperti itulah yang tengah Luna pikirkan sekarang.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang