The Real Happiest Moment

2.8K 294 28
                                    

Pagi-pagi sekali, Baekhyun sudah telihat siap di depan cermin. Bukannya memakai jas berdasi, lelaki Byun itu justru memakai pakaian olahraga seperti kaos abu-abu tanpa lengan dan celana selutut berwarna hitam. Sesekali ia mengacak tatanan rambutnya agar terlihat seksiㅡkatanya.

"Sayang...bangun..." Baekhyun berkata masih sambil memandangi dirinya di depan cermin. Sang istri yang masih bersembunyi seperti kepompong di balik selimutnya hanya berdehem pelan.

Baekhyun bergerak menyibak selimut Adel, pria tiga puluh yang tampangnya seperti anak SMA itu hanya menggeleng pelan melihat sang istri yang terlihat malas-malasan.

"Luna ayo bangun~" Adel lagi-lagi hanya menggeleng,

Akhir-akhir ini Baekhyun memang berubah. Lelaki yang biasanya terlihat dewasa dan mandiri seminggu ini menjadi kekanak-kanakan dan manja. Kemana-mana mengekori Adel dan selalu meminta yang macam-macam.

Bahkan, kemarin pria itu merengek pada Adel supaya wanita itu tidak turun kerja dengan alibi ingin berduaan sepanjang hari. Mau tak mau, suka tak suka, wanita cantik itu menelfon Kris untuk menyampaikan cuti seharinya pada direktur galak dan menyiapkan mental untuk menghadapi celotehan sang Direktur di hari esoknya.

Yah, esoknya itu hari ini. Tapi, lihat. Bahkan jam yang duduk tenang diatas nakas masih menunjukkan pukul empat pagi dan Baekhyun merengek seperti anak kecil ingin lari pagi? Pagi apanya? Ini masih subuhㅡpikir Adel.

Anehnya lagi, pria itu sering sekali muntah tanpa sebab dan menolak memanggil istrinya dengan nama Adel. Seminggu ini ia selalu memanggil istrinya dengan nama lama yaitu Luna. Sehari, bisa sampai tujuh puluh kali ia menyerukan nama kecintaannya itu bahkan ketika ia hanya berbaring di pangkuan Adel, pria itu masih mengelu-elukan nama Luna.

"Ini masih terlalu pagi Baekhyun.."

Baekhyun mendesis pelan, "ya maka dari itu dinamakan lari pagi, sayang."

"Tapi ini terlalu pagi. Masih jam 4. Kau mau lari bersama hantu?"

"Luna.." Lihatlah, ia merengek lagi pada Adel.

Frustasi rasanya menghadapi tingkah Baekhyun yang kekanakan secara tiba-tiba ini. Makannya juga jadi sangat pilih-pilih, mau ini mau itu, sampai-sampai Adel pusing sendiri.

"Baekhyun please....badanku masih sakit semua, kau terlalu ganas semalam."

Baekhyun menghela nafas lalu menarik tangan istrinya seolah tak peduli, "ayo Luna siap-siap."

Baiklah, Luna kembali mengalah. Wanita yang sudah terduduk itu mengerjap sebentar sebelum membuka matanya menatap Baekhyun geram.

"Kupikir ada jiwa lain lagi di dalam tubuhmu itu, hhh..."

Baekhyun terkekeh, "aku mencintaimu."

Adel tersenyum tipis lalu memajukan wajahnya mengecup pipi Baekhyun, "kau selalu tahu cara meredakan kemarahanku." Setelah itu Adel memasuki kamar mandi sekedar bersiap untuk mengikuti kemauan gila Baekhyun.

Setelah selesai, Adel keluar dengan kaos putih dan lagging selutut berwarna abu-abu. Rambutnya dicepot keatas mengekspos leher jenjang cantiknya. Baekhyun bahkan sampai menjatuhkan rahang sangking kagumnya dengan kecantikan Adel yang menjadi objek sehari-harinya.

"Aku tidak pernah bosan melihat kecantikanmu," gumam Baekhyun yang membuat Adel berdesis pelan.

"Gombal. Ayo, berangkat." Saat Adel ingin membuka pintu, Baekhyun dengan gesit menahan tangannya dan membalikkan badan Adel untuk berhadapan dengannya.

"Aku mencintaimu."

"Iya-iya, aku jugㅡ"

Baiklah, salah jika ia menyimpulkan Baekhyun kekanakan selama dua puluh empat jam karena beberapa menit yang seperti ini, Baekhyun terlihat sangat manly, mencium bibir istrinya lama dan tersenyum disela bertautnya bibir mereka.

Fate Desultory [Baekhyun Fanfiction-COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang